1

412 67 23
                                    

Lapangan utama Kyungpook University cukup ramai untuk pagi hari seperti sekarang. Tidak ada mahasiswa yang sanggup bangun pagi di hari Minggu, bahkan Jennie sekalipun. Gadis bersurai pendek itu mematut dirinya di depan cermin besar di toilet wanita. Ia mendandani dirinya tidak terlalu norak, juga tidak terlalu natural.

"Hhhh ... Jennie-ya. Fighting!" gadis itu menyemangati dirinya sendiri.

Ketika ia keluar dan berjalan menuju kerumunan di tengah lapangan, ia menemui seseorang yang bertanggung jawab atas berjalannya sebuah acara yang diadakan.

"Kim Jennie, benar?"

"Benar. Siapa-"

"Ah. Aku koordinator acara ini," gadis bersurai pirang itu membaca daftar yang ia pegang. "Kim Jennie, Mahasiswi Hukum tahun ke-2. Kau mendaftarkan diri untuk jadi pengisi acara Kyungpook Arts Festival 'kan?"

"Benar," ujar Jennie.

"Sebentar lagi live show akan segera dimulai. Silahkan ke belakang panggung untuk mendapatkan mic." Jennie mengangguk,kemudian segera bergegas ke tempat yang dimaksud.

Di backstage cukup banyak orang yang tengah bersiap-siap. Ada yang sedang berdandan, mematut diri di cermin, pemanasan suara, dan para anggota divisi Publikasi dan Dokumentasi yang sedang sibuk menyiapkan kamera untuk rekaman.

"Kim Jennie-ssi. Ini mic-mu. Berdasarkan rundown acara yang kami punya, urutan tampilmu adalah yang ke-2. Kau dapat bersiap-siap sekarang," ujar salah satu staf pubdok.

"Terimakasih ... uh-"

"Kim Sangmi. Kita punya marga yang sama, Jennie-ssi."

"Ah, benarkah? Senang berkenalan denganmu," ujar Jennie.

Sangmi terkekeh, "Mari berkenalan lebih dalam lagi nanti setelah live show usai, aku akan mengajakmu keliling pameran yang lainnya."

"Kedengarannya menyenangkan."

Percakapan mereka bertahan lama hingga sebuah panggilan menyudahinya, "Kim Jennie-ssi!"

"Sepertinya sudah saatnya kau naik ke atas panggung. Good luck!"

Perlahan gadis itu menapaki satu demi satu anak tangga besi itu, dan kini dia menghadapi lautan manusia yang tak peduli satu sama lain dan fokus dengan urusan sendiri-sendiri.

"Tes... 1 ... 2... 3," kini semua orang disana terfokus pada dirinya.

"Annyeonghaseyo yeorobundeul. Saya, Kim Jennie disini,ingin membagikan perasaan saya selama beberapa hari ini dalam sebuah lagu. Mungkin saya dapat berbagi sedikit, bagaimana semua orang menginginkan sebuah kesempurnaan dan membenci kerapuhan, dalam Stay-lagu yang kuciptakan sendiri."

Gadis itu diam sejenak, mengamati bagaimana orang-orang mulai berbisik satu sama lain, "Nikmatilah rasa sakit, dan belajarlah melupakan hal buruk yang terjadi dalam hidupmu. Banyak orang yang akan tinggal di sisimu."

Ia menggambil gitar yang terletak di ujung panggung, lalu membawanya dan duduk di sebuah kursi tinggi. Lagu dimulai dengan satu genjrengan nada yang kurang familier bagi banyak orang. Gadis itu perlahan-lahan menikmati bagaimana sebuah nada dapat mewakili perasaannya sekarang.

Lihatlah bagaimana orang-orang mulai memandang bakat seorang anak hukum yang tak pernah tercapai untuk mempelajari apa itu seni, mereka terlihat cukup menikmati Stay hingga selesai.

"Terimakasih~"

Gadis itu membungkuk pada kerumunan yang memberi apresiasi dengan tepuk tangan, kemudian turun dari bagian samping kiri panggung.

NightshadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang