Dua belas tahun yang lalu,
"Hei! Berhenti dulu larinya."
"Kenapa? Kamu capek?"
"Aku mau cerita nih."
"Cerita apa?"
"Setelah aku pikir-pikir, aku kayanya ingin jadi orang jahat deh."
"Kok gitu? Orang jahat itu biasanya mati kalau di film-film. Kamu emang mau mati?"
"Gak mau."
"Kenapa kamu tiba-tiba mau jadi orang jahat?"
"Kamu baik, tapi ditinggal terus sama Tante sama Om. Aku juga baik, tapi dia pergi. Sekarang kamu juga mau pergi kan ninggalin aku."
"Aku cuma mau pindah ke Jogja."
"Jogja itu jauh banget. Nanti kamu tersesat. Aku gak bakal ada buat temani kamu. Kamu gak takut?"
"Takut. Tapi aku juga bisa tanya orang biar gak tersesat."
"Kalo ternyata orangnya jahat?"
"Aku lari."
"Udahlah. Pokoknya aku mau jadi orang jahat aja."
"Aku gak bolehin. Orang jahat itu cuma bisa nyakitin orang."
"Tapi orang baik hidupnya selalu ditinggal."
"Pokoknya jangan jadi orang jahat."
"Bodo amat. Aku capek. Kamu pulang sana."
"Hei, jangan marah dong!"
"Enggak. Aku cuma capek."
"Janji dulu sama aku kalau kamu akan terus jadi orang baik."
"Kalau gitu, kamu juga jangan pergi. Nanti aku janji bakal jadi orang baik."
"Iya, aku gak akan pergi."
"Janji?"
"Janji."
Namun, keesokan harinya, Lica tak dapat menemukan dia lagi di rumahnya.
Dia menghilang.
Dia benar-benar pergi meninggalkan Lica sendiri.
Dia tidak pernah menepati janjinya untuk tetap disini.
---
"Lica, bangun!"
Lica tersentak dari lamunannya ketika mendengar pintu kamarnya diketuk tak sabar oleh sang mama.
Sialan.
Lagi-lagi Lica teringat tentangnya.
Tentang seseorang yang seharusnya Lica benci karena sudah mengingkari janji.
Walaupun seseorang itu masih menjadi alasan mengapa Lica masih menanti dan berharap suatu saat ia akan kembali.
Lica melihat jam dinding di kamarnya yang sudah menunjukkan pukul 06.30 WIB. Padahal, bel masuk sekolahnya berbunyi tepat pukul 07.00 WIB. Tidak apa-apa, kalau telat juga paling disuruh menyapu halaman dan memungut sampah, Lica sudah terbiasa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Other Perspective
Teen FictionMembolos, merokok, membully, merebut pacar orang, hingga mencelakai pacar dari cinta pertamanya hanyalah sebagian kecil kenakalan dari seorang Lica Azzura. Dianggap nakal, kejam, egois, dan gadis tak berperasaan sudah sering ia dengar dari mulut tem...