berawal dari kesialan

2.1K 116 4
                                    

Pagi yang dingin,entah kenapa jam baker tidak berdering.
masih semangat karena baru kuliah sebulan di seoul ini

Cui sudah beberapa kali ke soul ini dia sudah cukup hafal dengan jalanan disini.
Kuliah di soul ini yg dia nanti nantikan kan dari umur 14 tahun.
karena cui pernah sempat tinggal disini untuk sementara, bukan berkuliah tapi dengan tujuan lain.

awalnya agak shock aja gitu gak ada satupun kerabat yang ada di seoul,alias sendirian.
ini menjadi sebuah lembaran baru untuk cui.

untung saja cui tersadar dan terbangun,masih ada beberapa menit untuk mengiapkan baju dan buku yang harus cui bawa untuk berangkat kekampus.

cui lebih fokus untuk mempelajari bahasa Korea lebih dalam, karena bahasa Korea cui seadanya dengan nada yang masih pas pas'an.

mata kuliah pagi,dengan dosen yang sangat boring,untung saja dia selalu memaafkan kesalahan muridnya.

cui berjalan menuju kampus Karena jarak nya mungkin sekitar 500 merer dari kost an kekampus tidak terlalu jauh,sambil merapikan bajunya dengan tergesa gesa.

"Huh..harus benget terlambat sii" kesalnya.

Taklama seorang pria berlawanan arah dengan postur tubuh yg lebih tinggi menabrak cui.

"Aww!" cekal cui."Apa kau berjalan hanya memakai kaki,bagaimana dengan matamu?" Yang jarang sekali marah kalau gak lagi situasinya kayak gini

bentak cui sambil mengambil buku buku yang berjatuhan
"Hh!".
terkejut saat melihat layarnya,terlihat layar hpnya yang retak dan tidak mau hidup.

pria yang sangat mencurigakan dengan pakaian yang sangat aneh,pria itu memakai masker jaket yang sangat tebal dan topi yang hampir matanya tidak terlihat.

"Maaf.."dengan nada datar,sepertinya dia tergesa gesa.
hanya itu yang terucap,dan langsung melanjutkan jalannya.

"Dia kenapa?gak mau tanggung jawab gitu?"cui terheran heran
"heii!masalah ku belum selesai!"teriak cui.

Tiba tiba kakinya terhenti.
"apa kau tidak merasa bersalah,kau bahkan melihat nya"celoteh cui.

Pria itu berbalik dan langsung mendekati cui,berdiri dengan tegak  saat cui dibawahnya sedang mengambil buku yg berjatuhan

"Apa?"dalam hatinya.
"Apa kau tidak melihat ada masalah?"ucap ulang cui,mungkin pengucapan cui yang tidak jelas

"kenapa?aku sudah meminta maaf"
dengan nada meremehkan

"Apa orang korea seperti ini?"cui heran kepada dirinya sendiri
Sepertinya orang asing itu terheran melihat cui berbicara dengan bahasa asing.

"Kau liat ini?ponsel ku tadi tersenggol karnamu"
Cui yang sedang jongkok memberanikan diri berhadapan dengan pria yang tidak dikenalnya.
Hp yang retak itu perlihatkan kedepan wajah pria itu.

"Jika tidak keberatan,kamu bisa datang saja ke alamat ini"dijulurkan kartu nama.yang sedari tadi tangannya berada di kantong saku.

"Datang?untuk apa?aku hanya ingin kau bertanggung jawab dan menggantinya"tegas cui

"bahkan dia meremehkan ku"  yang lama lama menggerutu sendiri menggunakan bahasanya.

"Kau mau uang hp mu,datangilah"
Masih menyodorkan kartu nama itu

Tanpa mengecek nya cui langsung mengambilnya.

Tidak ada percakapan lagi pria itu bergegas pergi.

"Aku tidak tau niatmu seperti apa,tapi bertanggung jawablah"
Cui berbicara lagi saat pria itu sudah berjalan menjauh
cui masih mengusap layar hpnya.

"Kenapa jadi aku yang harus repot sih"

**
Klick vote bergambar bintang kalo penasaran sama selanjutnya:)

BerdistraksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang