Hari Sebelumnya: Jimin

1.7K 261 8
                                    

"Besok, semuanya akan baik-baik saja, hyung. Ada aku di sini."

Min Yoongi adalah laki-laki yang punya masalah dengan berosialisasi dengan orang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Min Yoongi adalah laki-laki yang punya masalah dengan berosialisasi dengan orang lain. Ia bahkan tidak peduli dengan kodrat manusia sebagai makhluk sosial dan memilih menyendiri dan melakukan segala sesuatunya tanpa orang lain.

Park Jimin adalah orang pertama yang berhasil membuat Yoongi keluar dari kesendiriannya.

Laki-laki itu dua tahun lebih muda darinya. Satu sentimeter lebih pendek darinya. Dan dua ratus kali lipat lebih ceria darinya. Tidak ada yang bisa menyebut kata sunshine tanpa mengingat tawannya. Apalagi senyumnya, seperti angin di musim semi yang menyejukkan.

Yoongi dan Jimin bertemu pertama kali di kelas yang sama karena Yoongi harus mengulang salah satu kelas meskipun mereka berada di tingkat dan jurusan yang berbeda. Kebetulan mereka masih bernaung di satu fakultas yang sama.

"Hyung, Yoongi hyung kan?"

Itulah kalimat pertama yang Jimin lontarkan pada Yoongi saat lelaki berkulit putih itu duduk di depannya. Pipi chubbynya naik hingga matanya nyaris tertutup ketika ia tersenyum.

"Senang bertemu denganmu!" Jimin melanjutkan meskipun Yoongi tidak merespon pertanyaannya. "Aku Park Jimin. Tinggal di sebelah kamarmu sejak awal semester tepatnya setahun yang lalu."

Yoongi hanya menatap Jimin sampai lelaki manis itu menyelesaikan ucapannya dan kembali menghadap ke depan mengabaikan apa yang baru saja Jimin katakan dengan tidak peduli.

"Halo, Yoongi hyung, aku baru saja bicara denganmu, lho!"

"Aku tidak mengenalmu."

"Kan sudah kubilang namaku Park Jimin."

"Tidak peduli."

"Hey, semua manusia itu pasti punya rasa kepedulian, hyung!"

"Aku tidak."

"Kalau begitu kau bukan manusia. Vampire, ya?"

Yoongi menghentikan kegiatannya yang sedang menyalin catatan dan berbalik badan untuk bisa menyampaikan pada Jimin kalau dia benar-benar terganggu dengan ocehan lelaki itu.

Tetapi umpatannya terhenti saat Jimin mengulurkan tangan dengan senyum menghiasi bibir. "Aku Park Jimin dan aku ingin menjadi temanmu, hyung."

***

Setelah hari itu, hari-hari Yoongi tidak lagi tenang. Park Jimin menguntitnya dan selalu berusaha ada di setiap jarak pandangnya dan hari demi hari Yoongi lalui hingga akhirnya ia mulai terbiasa.

Toh apapun yang Jimin katakan Jimin tidak akan merespon dan hanya diam atau kalau Yoongi sedang mood ia akan berdeham. Nanti juga bocah itu lelah dan berhenti, pikirnya.

Nyatanya sebulan telah berlalu dan Jimin masih setia di samping Yoongi tanpa protes.

Hingga di suatu siang, Yoongi mendapatkan kabar bahwa orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan. Jimin ada di sisinya sampai ia tiba di Daegu bahkan sampai Yoongi dengan tegar mengantarkan abu orang tuanya ke tempat peristirahatan terakhir.

Dalam perjalanan kembali menuju Seoul, Jimin mengarahkan kepala Yoongi yang terkulai di jendela ke bahunya. "Menangislah, hyung. Menangis sampai kau puas." Jimin menepuk-nepuk bahu Yoongi yang hari itu tidak mendapatkan protes. "Menangislah hari ini agar besok kau bisa kembali bahagia."

Pertahanan Yoongi runtuh. Tangis yang ia bendung sejak berita orang tuanya meninggal hingga detik ini seolah terakumulasi dengan rasa penyesalan karena tidak bisa bertemu dengan kedua orang tuanya untuk yang terakhir kali saat masih hidup.

"Eomma... Appa..."

Jimin merengkuh Yoongi. Dan lelaki itu mencengkram jaketnya dengan bahu yang berguncang lebih hebat dari sebelumnya.

Jimin ikut meneteskan air mata namun ia menelan tangisnya dan berusaha terdengar tegar. Ia harus lebih tegar dari Yoongi tentu saja. "Besok, semuanya akan baik-baik saja, hyung. Ada aku di sini."

Jimin benar. Sudah tiga bulan berlalu sejak kepergian orang tuanya dan Yoongi baik-baik saja dengan Jimin di sampingnya. Kini Yoongi sudah sepenuhnya terbiasa dengan kehadiran Jimin, meskipun masih tertutup setidaknya Jimin sudah mulai bisa masuk lewat celah-celah yang Yoongi biarkan terbuka untuknya.

Tidak lama, karena beberapa hari kemudian Jimin membawa dua orang baru ke dalam hidupnya.

Seokjin dan Taehyung.

TomorrowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang