Hari-H: Hoseok dan Namjoon

637 189 11
                                    

"Besok, carilah orang lain yang bisa kau sebut teman."

Untungnya, tidak seperti Seokjin dan Taehyung yang seolah memusuhi Yoongi karena pertengkarannya dengan Jimin di mobil, Namjoon dan Hoseok tampak bersikap seperti biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untungnya, tidak seperti Seokjin dan Taehyung yang seolah memusuhi Yoongi karena pertengkarannya dengan Jimin di mobil, Namjoon dan Hoseok tampak bersikap seperti biasa.

Setidaknya Yoongi tidak benar-benar merasa tertinggal sendiri karena Taehyung dan Seokjin menolak mengobrol dengannya selama ia belum meminta maaf dengan Jimin.

Yoongi tidak mengatakan kalau meminta maaf bukan sesuatu yang mudah untuknya. Yoongi selalu memaknai kata maaf dan terima kasih lebih dalam. Itu mengapa dia hanya mau mengatakan dua hal tersebut saat ia betul-betul merasakannya.

Yoongi memang merasa bersalah pada Jimin, tetapi dia tidak mau maafnya terucap hanya karena desakan dari Seokjin dan Taehyung.

Malam itu suasana tampak sepi. Sebagian dari mereka berkumpul untuk bermain di kamar Jimin, tanpa melibatkannya tentu saja. Tetapi Hoseok dan Namjoon juga tidak bergabung karena mereka sedang berdiskusi soal pekerjaan di meja makan.

Yoongi yang hendak membuat kopi untuk menemani malam dinginnya sendirian di kamar berhenti melangkah ketika ia mendengar obrolan Namjoon dan Hoseok di meja makan. Tinggal selangkah lagi padahal, entah kenapa Yoongi justru memilih diam menyimak.

"Kau harus bicara pada Bang PDnim secepatnya, Joon-ah. Aku sudah muak harus berpura-pura begini."

"Bagaimana aku mengatakannya? Kontrak itu berlaku dua tahun. Aku juga muak dengan sikap arogannya dalam bermusik. Dia bahkan tidak punya pengalaman apa-apa sebelum bergabung dengan kita."

Hati Yoongi terasa sakit mendengarnya. Jantungnya memompa darah lebih cepat, bukan karena rasa excited tapi lebih kepada rasa marah dan kecewa?

"Aku harus berpura-pura menyukai lagu buatannya hanya karena investor yang akan menaruh sahamnya untuk debut grup Jungkook menyukai lagu sampah buatan Yoongi."

Cukup sampai di situ. Yoongi mundur perlahan. Ia tidak sanggup lagi mendengarkan lebih banyak karena bukan hanya hatinya sakit karena merasa dikhianati tetapi harga dirinya juga terluka. Apa maksud Namjoon dan Hoseok membicarakan Yoongi di belakangnya padahal mereka berdua selalu mendukung Yoongi di depannya?

Apakah sejak awal mereka berdua hanya bersandiwara? Tapi kenapa? Apa salahnya sehingga ia harus menerima perlakuan seperti itu?

"Yoongi hyung?"

Yoongi tersentak ketika melihat Jimin berdiri tidak jauh darinya. Yoongi tidak sadar sejak kapan Jimin di sana. Mungkin Jimin juga sudah mendengarkan percakapan Namjoon dan Hoseok yang entah kenapa membuat Yoongi semakin ingin bumi menelannya hidup-hidup. Harga dirinya terpecah belah tak bersisa.

"Apa kau puas, Jimin?"

Jimin menatap Yoongi dengan sorot mata tidak terbaca. Tetapi yang pasti, itu bukan sesuatu yang baik.

Yoongi juga tidak tau kenapa ia harus melimpahkan kekecewaannya pada Jimin hanya karena kebetulan lelaki itu berdiri di sana. Tetapi Yoongi tidak bisa menahannya.

"Kau pasti puas kan kini tidak ada lagi yang berpihak padaku?"

Jimin tidak menjawab.

"Kau puas kan karena semua orang sekarang menyakitiku seperti saat aku menyakitimu?"

Hoseok dan Namjoon yang mendengar suara Yoongi pun menghampiri. Anehnya, mereka seolah tau bahwa merekalah akar permasalahan saat ini.

"Kalian sungguh aktor yang hebat. Terima kasih selama ini kalian sudah susah payah berakting untuk membuat kepercayaan diriku meningkat, meski itu hanya pura-pura."

"Jadi kau sudah tau rupanya?" Hoseok bertanya dengan nada datar. "Baguslah. Maka besok, berhentilah bersikap arogan. Bukan hanya kau yang jago dalam bermusik."

Yoongi menatap Hoseok dan Namjoon tidak percaya. "Aku kira kita berteman?"

Namjoon mengedikkan bahu. "Besok, carilah orang lain yang bisa kau sebut teman."

Dalam hitungan detik, dunia Yoongi runtuh.



TomorrowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang