Hari Sebelumnya: Jungkook

813 218 7
                                    

"Hyung, kau benar-benar keren. Besok dan seterusnya kau adalah panutanku!"

Jeon Jungkook adalah salah satu trainee BigHit paling berpotensi dengan segudang bakat yang ia miliki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jeon Jungkook adalah salah satu trainee BigHit paling berpotensi dengan segudang bakat yang ia miliki. Bisa dibilang, BigHit memiliki sebuah emas berlian dengan keberadaan Jungkook di sana.

Sayangnya, orang tua Jungkook setuju untuk memberikan izin putranya debut hanya setelah ia berhasil lulus SMA. Alhasil saat ini Jungkook masih terjebak dengan status traineenya. Agensi setuju akan mendebutkan Jungkook sesaat setelah ia menyelesaikan ujian akhirnya yang itu berarti beberapa bulan lagi.

Saat pertama kali bertemu dengan Jungkook, entah kenapa Yoongi seolah melihat sosok dirinya pada bocah itu. Tentu saja Yoongi bukan merasa bahwa dirinya setampan Jungkook pada saat usianya 17 tahun. Tetapi bagaimana Jungkook hanya diam menyendiri di tengah keramaian saat hampir semua trainee saling berbaur, bagaimana matanya yang besar berkedip dan memperhatikan satu-satu setiap orang di ruangan tanpa keinginan bergabung. Semuanya benar-benar mirip dirinya beberapa tahun lalu, bahkan terkadang sampai detik ini Yoongi merasa dirinya masih seperti itu.

Beruntung Yoongi berkenalan dengan Jimin hingga akhirnya ia bisa lebih membuka diri dan terbiasa berinteraksi dengan orang lain. Entah kenapa, Yoongi merasa dirinya harus bisa menjadi seperti Jimin untuk Jungkook. Setidaknya, bocah dengan banyak bakat itu tidak harus merasa insecure dengan dirinya sendiri. Meskipun jujur saja Yoongi juga tidak tau kapan dan bagaimana bisa ia menjalankan niatnya.

Tetapi ternyata Tuhan memuluskan niat Yoongi lebih cepat. Hari itu Yoongi ditunjuk untuk merekam lagu yang dipersiapkan untuk Jungkook. Lagu itu kebetulan diproduseri olehnya dan Namjoon. Tetapi karena Namjoon sedang berhalangan, Yoongi lah yang bertanggung jawab untuk rekaman tersebut.

Jungkook masuk dengan gugup, terlihat jelas bagaimana ia menggigit bibir bawahnya sambil meremas ujung kaos. Seperti anak kecil yang kehilangan arah di kota yang nampak asing, matanya mengitari ruangan.

"Hai, Jungkook. Aku Yoongi."

Jungkook membungkuk. Meskipun Yoongi pernah diperkenalkan di depan para trainee, ia memutuskan memperkenalkan dirinya secara personal kali ini pada Jungkook.

"Nde, a--aku Jeon Jungkook."

"Hm, aku tau. Panggil saja aku hyung, jadi tolong jangan takut padaku."

Jungkook berkedip menatap Yoongi. "Aa--"

Yoongi menunjuk sofa hitam di sudut ruangan. "Duduk dulu, biar aku menyiapkan beberapa hal sebelum kita mulai."

Jungkook pun menurut.

Hari pertema rekaman berjalan kurang begitu lancar. Itu dikarenakan Jungkook yang terlalu malu untuk membuka mulutnya lebih lebar dan gugup sehingga ia gagal mencapai nada yang seharusnya. Pengucapannya juga sedikit berantakan. Tetapi Yoongi memaklumi karena ini adalah pertama kalinya untuk Jungkook.

Keesokannya, Jungkook kembali ke studio Yoongi masih menggunakan seragam sekolah karena ia memang baru saja pulang sekolah.

"Siap untuk rekaman hari ini, Jungkook?"

Jungkook menghela napas. "Aku...tidak tau."

Yoongi yang melihat bagaimana mata bulat itu meredup dan kehilangan semangatnya akhirnya memilih untuk mematikan segala peralatan yang ia persiapkan untuk proses rekaman. Sebaliknya, ia malah menekan-nekan sesuatu di komputer.

"Mau mendengar lagu-lagu buatanku?"

Mata Jungkook yang besar semakin besar dan membulat dengan lucu ketika mendengar tawaran Yoongi. Terkadang Yoongi jadi ingat kelinci setiap melihat Jungkook.

"Eh, apa boleh? Lalu bagaimana rekamannya?"

"Masih banyak waktu, kemarilah!"

Jungkook mengangguk dan menghampiri Yoongi. Yoongi menarik kursi agar Jungkook bisa duduk di sebelahnya. Lalu ia memainkan lagu-lagu hasil buatannya.

"Wow... semua ini buatanmu, hyung?"

Yoongi mengangguk. "Ya. Dan lagu-lagu ini menunggu suara merdu untuk menyanyikannya." Yoongi lalu menatap Jungkook. "Mereka menunggu suaramu untuk bisa menjadi lagu yang sempurna, Jungkook."

Mata bocah SMA itu membulat. "Eh, tidak hyung! Suaraku bisa-bisa merusak lagumu!"

"Aku penciptanya, Jungkook, jadi aku yang paling tau tentang laguku sendiri."

Jungkook menunduk.

Yoongi lalu memainkan satu lagu yang entah kenapa baginya sangat cocok untuk tipe suara Jungkook. Judulnya Euphoria. Lagu itu masih berupa demo track tanpa lirik.

"Wow!" Mata Jungkook yang semula hanya menatap ujung sepatunya kini menatap layar dengan penuh binar.  "Lagu ini..." Jungkook sampai tidak bisa melanjutkan kata-katanya karena jujur saja ia sangat menyukai lagu ini. Bahkan saat pertama kali ia mendengarnya ia langsung jatuh cinta dengan lagu tersebut.

"Untukmu."

Jungkook menatap Yoongi terkejut. "Apa?"

"Kalau kau berhasil menyelesaikan rekaman lagu pertamamu dengan baik, aku berjanji akan memberikan lagu ini saat kau sudah debut nanti."

"Kau bercanda, hyung?"

Yoongi mengedikkan bahu. "Buktikan saja sendiri."

Meskipun kata-kata tersebut bertujuan sebagai motivasi untuk Jungkook, tetapi Yoongi benar-benar tulus saat mengatakannya. Ia benar-benar berjanji akan memberikan lagu itu untuk Jungkook.

Akhirnya mereka menyelesaikan rekaman dalam waktu tiga hari saja. Cukup cepat untuk hitungan pengalaman pertama trainee yang bahkan belum debut. Dan Jungkook juga menyelesaikan lagu dengan penuh percaya diri sehingga semua orang bisa ikut merasakannya.

Malam harinya sebelum pulang, Jungkook kembali ke studio Yoongi untuk mendengarkan hasil akhir lagu rekamannya. Dan ia tidak percaya suaranya bisa menjadi lagu yang begitu indah.

"

Hyung, apakah ini benar-benar suaraku?"

"Suaramu memang sebagus itu, Jungkook."

Jungkook tersipu karena pujian Yoongi. Yoongi benar-benar berjasa besar dalam proses rekaman ini. Tidak hanya karena ia produsernya, Yoongi juga membuat kepercayaan diri Jungkook meningkat.

"Terima kasih banyak, hyung!" Jungkook tersenyum tulus. Kini matanya yang bulat ikut tersenyum. "Dan kau benar-benar keren! Besok dan seterusnya kau adalah panutanku!"

Hati Yoongi menghangat mendengarnya. Selama ini ia begitu banyak menerima. Mulai dari Jimin, Seokjin, Taehyung, Namjoon hingga Hoseok, mereka semualah yang lebih dulu mengulurkan tangannya pada Yoongi. Saat melihat Jungkook, Yoongi merasa ia perlu mengulurkan tangannya lebih dulu kali ini. Karena ia sendiri tau bagaimana rasanya sendiri di tengah keramaian. Hening di tengah kebisingan. Dan setelah melihat senyum Jungkook, Yoongi bersyukur telah berhasil melakukannya.

TomorrowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang