6

834 38 0
                                    

Keheninga menyelimuti keluarga namikaze saat mengadakan sarapan pagi, naruto sudah siap dengan seragamnya. Naruto menatap tangga lantai atas biasanya gadis cerewet itu makan sarapannya di sampingnya meski kadang dia cuma sarapan sedikit kadang naruto merasa kasihan kepada hinata, sepertinya dia begitu tersiksa dengan keadannya sekarang.

"Apa yang harus aku lakukan" guman kushina sambil duduk di kursi makan sehingga minato menaruh korannya menatap istrinya yang sedang murung.

"Ada apa?"

Kushina menatap naruto dengan tatapan tajam sambil menjawab pertanyaan suaminya, "hinata tidak mau makan sebelum naruto mau membelikannya martabak"

Naruto menghentikan aktipitas makannya lalu meminum susunya sampai habis, "sampai kapanpun aku tidak mau menurutinya, lagian ini sudah siang mana sempat aku membeli martabak nanti aku telat" setelah mengatakan itu naruto berdiri dari kursinya dan menarik tasnya yang terkait di meja makan dan pergi berangkat sekolah.

.
.
.

Dari tadi hinata terius mengguling-gulingkan tubuhnya di atas kasur, hinata terduduk di atas kasur menarik rambutnya.

"Kenapa aku ingin sekali makan martabak...aaaaarrrrrr ini membuatku tersiksa" hinata membuka pintu kamarnya menuruni anak tangga saat dia akan menghampiri kushina, naruto dan minato langkahnya terhenti saat naruto berbicara. Wajah hinata yang awalnya berseri-seri seketika murung saat mendengar ucapan naruto, "mana mungkin lelaki berengsek itu mau menuruti keinginanku, yang sabar yah nak ayahmu itu memang jahat" kata hinata sambil mengelus perutnya sambil meneteskan satu airmata lalu dia pergi kembali menuju kamarnya.

Tik..

Tok...

Tik..

Tok...

Hinata merapihkan rambutnya dan memakai jaket, "aku tidak tahan...tenang sayang mamahmu ini akan mengabulkan keinginanmu" ucap hinata sambil membuka dompet yang bergambar kodok dan mengambil beberapa lembar uang, pertanyaannya dari mana hinata punya uang buakannya dia sudah di usir dari rumah jawabannya uang yang hinata miliki itu pemberian kushina katanya uang jajan hinata awalnya hinata menolak tapi karena merasa tidak enak dengan ibu naruto yang seperti sedih saat dia menolak uang itu sehingga hinata terpaksa menerima uang dari kushina. Hinata berjalan di rumah yang besar seperti orang maling kakinya menjijit supanya tidak menimbulkan suara, hinata menghela napas lega saat dia berhasil kelaur dari rumah tapi sayang masalah datang saat hinata melihat penjaga gerbang yang begitu ketat.

"Permisi pak boleh saya keluar...saya ada urusan sebentar ini perintah dari nyonya kushina"

Para penjaga sling tatap lalu mempersilahkan hinata keluar sambil memakai jaket hitam, hinata tersenyum bangga ternyata dia pantas juga untuk menjadi seorang penipu atau smacam menyelinap. Hinata memasah kaca mata yang berada di saku jaketnya dan menutup kepalanya dengan kupluk jaketnya sendiri, "saatnya mengabukan permintaanmu jagoan" kata hinata sambil mengelus perutnya.

"Awas kau naruto kau akan dapat balasannya dariku karena tidak mau menuruti keinginan anakku"

Sedangkan di suatu tempat ada seorang lelaki yang duduk di tempatnya berada di sebuah ruangan seperti kelas dengan suasana hening.

"Telingaku sakit sepertinya ada orang yang membicarakanku" kata naruto asal sambil memegangi telinga kanannya yang mendenging, sasuke hanya diam tidak mau peduli dengan temannya.

"Kita mendapat berita jika teman kalian hinata pindah sekolah keluar  negri"

Naruto berdecak, "begitu licik keluarga hyuga merahasiakan ini begitu rapat..keluar negri dari mana kentutmu hiashi" guman naruto terdengar oleh sasuke, sasuke menyimpan bukunya lalu mendekatkan wajahnya kesamping naruto.

"Sepertinya gue ketinggalan informasi, kenapa lo bilang kaya gitu lo tau sesuatu tentang hinata?"

"Sebenarnya gadis itu berada di rumahku, para hyuga itu berdusta" bisik naruto.

"Yang benar lo gak lagi ngelindurkan" teriak sasuke.

"Naruto...sasuke kenapa kalian dari tadi ribut-ribut keluar dari ruanganku sekarang juga" ucap guru sarutobi sambil melempar penghapus kearah naruto dan sasuke, naruto tersenyum sambil menepuk bahu sasuke.

"Tanks dari tadi gue pegen keluar dari pelajaran yang membosankan ini, berkat lo gue bisa keluar teme"

"Dasar bajingan lo"

Tawa naruto pecah saat sasuke mengatakan itu lalu berjalan tenang kedepan kelas sambil melambai-lambaikan tangan sasuke hanya diam memasukan kedua tangannya kedalam sakunya, sarutobi hanya menggeleng melihat kelakuan naruto semua murid di keals itu merasa iri kepada naruto yang bisa keluar dari pelajaran yang membosankan ini.

"Tunggu naruto" naruto menghentikan langkahnya lalu bersandar di dinding lorong sekolah menatap sasuke, sasuke melempar sesuatu kearah naruto sebungkus roko beserta korek membuat naruto mengerutkan dahinya.

"Apa maksud lo, lo mau nyogok gue pake ini agar bisa jelasin semuanya sama lo gitu jangan mimpi lo teme"

Naruto membuang sebungkus roko ketong sampah, sasuke tersenyum akhirnya sahabatnya itu berhenti juga meroko.

"Apa ada sesuatu yang gue gak tau kenapa lo kaya gini biasanya lo mau ajah kalo ada seseorang kasih lo sebungkus roko"

"Cih...lo pikir gue kere gak bisa beli sebungkus roko kalo gue mau gue bisa tu beli sampe pabrik-pabriknya"

"Senenarnya lo itu baik naruto tapi karena ego lo yang berlebihan sehingga lo gak mau keluarin sisi baik lo itu"

"Mau lo apasih, jangan sok tau lo jadi orang urus ajah idup lo belum tentu idup lo bener emangnya gue gak tau karena sakura gak mau ngelakuin itu sama lo, lo lampiasin kepada jalang-jalang di luar sana apa itu baik menurut lo hah..." kata naruto sambil pergi meninggalkan sasuke yang hanya diam perkataannaruto memang benar tapi apa boleh buat sasuke sudah tak tahan dan melampiaskanitu kepada wanita di luar sana seandainya jika sakura tidak sekolah sasuke sudah menikahinya dri dulu.

.
.
.

Saat pulang sekolah naruto mampir kesebuah penjualan martabak, "kenapa gue kesini...hah...terpaksalah" naruto memesan martabak semua rasa karena dia tidak tau yang mana hinata sukai. Sesampainya di rumah naruto langsung berdiri di depan pintu kamar hinata, naruto meletakan pelastik martabak didepan pintu kamar hinata lalu mengetuk pintu dan berlali menuju kamarnya tapi naruto tidak mendengar pintu terbuka. Naruto keluar dari kamar dan sebungkus martabak masih berada di depan pintu kamar hinata, naruto kembali berdiri di hadapan pintu kamar hinata dan mengetuk pintu itu cukup keras.

"Apa anak itu tidur tapi mana mungkin jam segini dia tidur"

Karena penasaran naruto membuka pintu kamar hinata ,naruto begitu panik saat di dalam kamar dia tidak menemukan sosok yang dia cari. Naruto langsung berlari tak tentu arah mencari keberadaan hinata semua ruangan yang ada di rumahnya naruto sudah cek tapi dia tisak menemukan sosok gadis yang dia cari, naruto mengambil hp yang ada di sakunya dan menelpon ibunya.

"Tumben kau menelpon ibumu"

"Aku ingin bicara dengan ibuku...tolong berikan posel ibuku padanya ayah"

"Ibumu sedang di kamar mandi..emangnya kau mau bicara apa"

"Apa ayah tau hinata pergi kemana?"

"Hinata? Bukannya dia ada di dalam kamar saat ayh dan ibumu pergi dari rumah, hinata masih ada di dalam kamar sebaiknya kau liat hinata di dalam kamar jika kau merindukannya"

Naruto mematikan sambungan telponnya,"tidak ada gunanya berbicara sama ayahku...sial aku harus cari gadis itu kemana? Gak ada cara lain selain minta bantuan kepada sasuke dan sakura"







THE TIME......,

THE TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang