Naruto melajukan mobilnya seperti kesetanan sedangkan kedua orang yang duduk di belakang memwgang sabuk pegaman begitu kencang, naruto sudah menghubungi semua temannya yang selalu main di jalanan dan katanya dia melihat gadis berponi sedang duduk di pinggir jalan sambil menangis. Naruto begitu banyak kenalan sehingga dia mudah untuk mencari seseorang meskipun orang itu sembunyi di liang semut. Matanya memerah saat melihat hinata yang berjongkok di pinggil jalan dengan cuaca yang terik, dengan napas yang tidak teratur naruto menginjak rem mendadak membuat sasuke dan sakura terhunyung kedepan untungnya mereka menggunakan sabuk pengaman.
"Dasar dube jika mau mati jangan ajak kami"
Tubuh sakura menggigil karena ketakutan membuat sasuke memeluk tubuh pacarnya dengan erat, "kau tidak papa sayang"
Sakura menggeleng sambil menyembunyikan wajahnnya di dada bidang sasuke, sasuke tidak peduli dengan naruto yang sekarang dia pedulikan adalah pacarnya sakura. Mereka berdua rela tidak mengikuti jam pelajaran demi hinata, mereka tidak peduli pada naruto tapi saat naruto menelpon sakura dan mengatakan hinata hilang membuat sakura panik dan meminta sasuke tuk diam-diam pergi dari sekolah.
Sedangkan di tempan lain, hinata memeluk kedua lututnya sambil menangis dia tidak tau jalannya pulang. Naruto menyebrang jalan dia tidak peduli dengan suara kelakson yang terus berbunyi, hinata mengangkat wajahnya saat mendengar suara kelakson yang terus berbunyi. Apa matanya tidak salah liat melihat naruto yang berjaln menghampirinya apa karena matanya berair jadi penglihatannya keganggu, mungkin ini hanya hayalan dirinya.
"Mana mungkin naruto bodoh itu akan datang" guman hinata yang kembali menenggelamkan wajahnya di kedua lututnya.
"Hei siapa disini yang bodoh gue atau elo sih"
"Aku bener-bener sudah gila sampai suara lelaki itu bisa ku dengar"
"Ck...kau memang sudah tidak waras"
"Hentikan ocehanmu itu" teriak hinata sambil berdiri, mulutnya membuka sedikit karena terkejut melihat naruto berdiri di depannya. Naruto memasang wajah dingin di hadapan hinata, sedangkan sasuke dan sakura hanya memerhatikan di dalam mobil. Hinata menghela napas lalu menampar wajah naruto, naruto replek terkejut atas serangan yang mendadak dari hinata. Sedangkan pasangan yang berada di mobil tersenyum melihat naruto yang kedua kalinya di tampar oleh hinata.
"aku menyukai itu"
"Itu baru sahabatku"
Naruto memegangi pipinya untung kulit naruto agak hitam jadi jejak tamparan hinata tidak terlihat, "kau senang sekalinya melalukan kekerasan dalam rumah tangga"
Hinata menutup mulutnya ternyata dia benar-beanr asli naruto bukan bayangan, hinata menetralkan kegugupannya mencoba bersikap biasa.
"Mau apa kau kemari"
"Dasar gadis tidak tau diri..." teriak naruto kecewa sambil berjalan meninggalkan hinata, naruto begitu hawatir pada gadis itu tapi apa yang di dapat oleh naruto tamparan darinya.
"Hei kau mau kemana naruto tunggu aku..."
Naruto menghentikan kakinya di tengah jalan untung sedang lampu merah kalo tidak naruto mungkin sudah ketabrak, naruto berbalik menatap hinata yang masih di ujung jalan tersenyum kearahnya. Naruto menghela napas lalu berjalan menghampiri gadis itu dan menarik tangan hinata dengan kasar seperti menyeretnya, mereka bergua menyebrang jalan menghampiri mobil yang terparkir di sebrang jalan. Naruto mendorong hinata untuk masuk kedalam mobil, sedangkan kedua orang yang berada di belakang merapatkan mulutnya tak mau ikut campur dengan rumah tangga mereka. Kalian tau naruto menjelaskan semuannya kepada sasuke dan sakura meski dirinya dan hinata belum resmi menikah tapi mereka berdiua sebentar lagi resmi menjadi suami istri, naruto membanting pintu mobil cukup keras dan melajukan mobil dengan kecepatan tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TIME
Teen Fiction"kau harus tanggung jawab naruto atas perbuatanmu" kata sasuke sambil menatap tajam kearah naruto yang duduk tenang sedangkan hinata yang ada di samping naruto terus menangis, sedingin-dinginnya sasuke jika melihat wanita menangis dia akan luluh. "s...