"Ay kita langsung ke cafe aja gimana? Suntuk banget gue." Usul Vira sambil mensejajarkan langkah nya dengan Soraya.
Setelah bel pulang berbunyi. Aya, si kembar dan Vira langsung menuju parkiran untuk mengambil mobil Vira. Karena Soraya tadi pagi menaiki angkot dan si kembar yang kesiangan lupa membawa mobil. Dan untung nya ada Vira yang membawa mobil. Jadi mereka berempat tidak perlu panas-panas menunggu jasa taksi online.
Soraya hanya mengangguk mengiyakan. Dan si kembar sudah terlebih dahulu sampai di depan mobil Vira. "Hadeh lama banget sih kalian jalannya." Protes kembar serempak.
Vira membuka pintu mobil dan menyuruh ketiga sahabatnya masuk. "Bawel deh Ra, Mut." Balasnya acuh sambil mengemudikan mobilnya menuju cafe.
"Ay nanti setelah lulus lo mau kerja atau kuliah? Apa kuliah sambil kerja?" Mutia bertanya sambil menselonjorkan kakinya ke atas paha Ara yang langsung di cubit oleh Ara.
Soraya berpikir sejenak. Entahlah setelah lulus dia akan bagaimana dan kemana. Sungguh tidak ada bayangan sama sekali. Soraya hanya ingin bersama ibu kandungnya. Iya! mungkin setelah lulus dia akan kabur saja dari rumah lalu ke tempat ibunya dan membawa ibunya pergi jauh dari kota yang di tempati Papahnya.
Muti menggerakkan tangannya ke depan wajah Soraya. "Heh ditanya malah bengong aja."
Soraya mengerjap. "Eh gimana-gimana." Ulang Soraya hanya agar dia mencari alasan lain.
Mutia mendengus. "Gimana sih lo. Jangan bengong terus mangkanya."
"Kayaknya gue mau kerja dulu deh." Soraya mengabaikan dengusan Mutia.
Tiara menimpali. "Join sama gue yuk Ay. Kita buka online shop aja. Eh kalo gak sekarang aja kita bukanya. Mumpung lo masih terkenal di SMA kan tuh yah. Nanti mah kalo lulus terus lo belum kerja atau kuliah kan nanti lo gak ada yang kenal. Gak banyak yang beli nanti." Tiara mengangguk membenarkan ide cemerlang nya.
"Halah kayak yang punya modal banyak aja lo." Timpal Vira sambil fokus menatap jalanan.
"Yah kan namanya join modalnya juga join lah. Yah kan Ay?" Tiara menaik-turunkan alisnya.
"Gue terserah kalian aja deh yah. Nanti gue ngumpulin duit dulu biar gede modalnya." Soraya memejamkan mata.
°°°
"Matcha satu, jus mangga dua, sama jus alpukat satu yah mbak." Tiara berkata sambil melihat daftar minuman.
Pelayannya mengangguk. "Makanan nya gak sekalian?" Tanya pelayannya yang di jawab gelengan oleh Tiara dan si pelayan menuju ke arah dapur sebelum mengucapkan tunggu sebentar.
Setelah sekitar 10 menit si pelayan tadi datang membawa pesanan mereka yang langsung mereka nikmati. "Akhirnya kerongkongan gue ternetralisir." Tiara membelai tenggorokan nya.
Soraya mengernyit. "Bahasa lo ternetralisir. Tau artinya apa?"
Tiara nyengir, lalu menggeleng yang membuat ketiga sahabatnya tertawa terbahak-bahak. Ya ampun ada saja ulah si Tiara ini. Entah kata yang keluar dari mulutnya atau tingkahnya semuanya kelewat batas normal. Untung dia orang nya pede eh terlalu pede sih sebenarnya.
Setelahnya mereka sibuk masing-masing. Mutia dan Tiara sibuk dengan aplikasi Instagram nya dan Vira sibuk dengan aplikasi chatting nya sedangkan Soraya sedang menikmati lagu yang dinyanyikan oleh seorang cowok dari panggung kecil yang di sediakan cafe.
Di sana. Cowok yang sedang menyanyikan lagu "You Are the Reason" membuat semua perhatian Soraya jatuh kepada nya. Memang pria itu tidak terlalu tampan namun lebih terlihat cute--eh. Namun suara merdunya mampu membuat Soraya hanya terpaku padanya.
Setelah cowok tadi menyelesaikan lagu nya. Dia memasuki area belakang. Mungkin khusus untuk para pekerja. Batin Soraya.
"Eh Ay haduh mampus gue di suruh jemput Mama nih Ay haduh gimana nih." Vira berdiri sambil mengacak rambut nya.
Soraya mengernyit. "Emang nyokap lo dimana?" Tanya nya yang melihat Vira terlihat sangat kesal.
"Dia abis belanja. Dan bawa banyak barang. Terus main suruh gue jemput aja. Eh aduh gue duluan yah kalian naik taksi aja oke. Sorry yah." Vira buru-buru keluar cafe karena Mama nya yang terus menelepon.
Sedangkan si kembar masih asyik dengan hp mereka masing-masing. Hingga suara pekikan Tiara membuat Soraya melirik. "Kenapa Ra?" Tanyanya.
Tiara menepuk keningnya. "Haduh gue lupa. Sore ini gue ada privat ngaji." Tiara berkata lesu yang membuat Muti menepuk keningnya pelan. Mereka sama-sama lupa.
Soraya tersenyum. "Ya udah kalian pulang duluan aja."
Kembar terdiam karena merasa tidak enak. Mereka yang mengajak Soraya tapi mereka juga yang meninggalkan Soraya terlebih dahulu. "Duh sorry banget yah Ay." Mutia menempelkan tangannya di bahu Soraya.
Soraya mengangguk. "Gue ngerti kok." Ucapnya santai yang malah membuat kembar semakin tidak enak. Namun mau bagaimana lagi.
Tiara tersenyum. "Lain kali lagi oke kita nongkrong-nongkrong cantiknya." Menepuk pelan bahu Soraya lalu si kembar pamit untuk pulang.
°°°
Soraya menikmati suasana cafe sendirian--ah bukan cafe nya yang sepi namun dirinya yang kesepian. Meskipun sudah bersikap sedemikian ceria dan ramah di depan semua orang namun saat sendiri dia tak mampu lagi memasang tampang cerianya lagi. Untuk apa? Toh tampang cerianya juga hanya ditunjukkan di depan orang lain. Agar mereka taunya si Soraya yang ceria bukan si Soraya yang menyedihkan dan harus di kasihani.Soraya tersentak ketika baru membuka ponselnya. Astaga ini sudah sore hari dan dia belum sampai di rumah. Menghela nafas Soraya berdiri. Meneguhkan hati agar mampu melewati apa yang akan terjadi nanti. Soraya langsung ke luar cafe karena tadi sebelum kembar pulang mereka sudah membayar minumannya.
Soraya mengernyit saat memeriksa sakunya. Ya ampun dia lupa bahwa dia membawa duit pas-pasan hanya untuk berangkat sekolah saja, karena setiap pulang sekolah dia akan di antar oleh para sahabatnya. Mana tidak ada angkutan umum yang ada hanya taksi. Kalau dia naik taksi pasti mahal, lagipula uang yang selama ini di beri papanya pas-pasan.
Soraya menggigit jarinya mencari akal hingga tepukan di bahunya membuat nya menoleh.
"Perempuan sudah mau Maghrib sendirian aja, kenapa belum pulang?" Pertanyaan dengan suara halus dan sopan membuat Soraya tertegun. Cowok ini kan yang tadi nyanyi di cafe.
Soraya tersenyum kaku. "Iya lagi nungguin jemputan." Bohong. Siapa yang mau menjemput nya.
Laki-laki tadi mengulurkan tangannya. "Kenalin aku Reyhan Rois." Memperkenalkan dirinya yang di balas uluran tangan ragu oleh Soraya. "Soraya Heurux." Balas Soraya pelan.
"Sebentar lagi Maghrib apa kamu mau aku antar saja?" Tanyanya sambil melihat raut wajah Soraya. "Ah aku bukan orang jahat yang ingin mencelakakan kamu. Cuma aku inget bunda kalo lagi sendirian gini. Kasian." Lanjutnya seperti menebak isi pikiran Soraya.
Soraya berpikir sejenak. Apa ia harus menerima tawaran laki-laki yang baru dikenalnya? Namun mau bagaimana cara dia pulang. Belum lagi nanti kalau ibu tirinya bertambah marah. Entah apa yang akan di terima Soraya sepulang nanti. Dengan senyuman tipis Soraya berkata. "Apa boleh?" Tanyanya ragu yang di jawab anggukan oleh Reyhan.
Hmm mau cerita sedikit ah
Jadi gini sebenernya tokoh di MASQUE ini nama dan karakter sahabat si Soraya emang sahabat asli aku wkwk. Kenapa kok gitu?
Karena apa yah menurut ku karakter mereka bertiga emang lucu gitu. Jadi pantes untuk di ceritain. Udah gitu aja sih yah wkwk.
Sayang nya yang berseluncur di dunia orange ini cuma aku sama tiara__pcy jadi yang baca dia doang hm
KAMU SEDANG MEMBACA
MASQUE
Teen FictionCerita ini belum direvisi, masih banyak typo dan kesalahan kosakata. MASQUE dalam bahasa Perancis artinya topeng Ini adalah kisah Soraya si gadis ceria dengan sejuta kesedihan yang ditutup rapat olehnya Soraya yang selalu menolong rasa sakit temanny...