3. Kamu?

23 13 16
                                    

Sebenarnya gamau update sekarang. Tapi setiap chat sama dgeubrina ditagih update mulu hais😪.  Satu lagi minta di tag dia AlvitaKirana . Happy reading guys


Selama di perjalanan menuju rumah Soraya hanya ada keheningan yang tercipta diantara dua makhluk hidup berbeda kelamin yang sedang berboncengan motor bersama hiruk piruk kendaraan lain. Bahkan Soraya memegang sisi motor untuk keseimbangan nya agar tidak terjatuh. Setelah mengatakan alamat rumahnya tadi, Reyhan hanya diam saja tanpa menanyakan lebih detail arah jalannya. Ah mungkin dia sudah tau.

Teguran halus yang mengatakan bahwa dirinya sudah sampai membuatnya langsung tersadar dari lamunannya. Setelah mengatakan terimakasih dan berbasa-basi menyuruh Reyhan agar mampir dulu yang di jawab tidak karena cowok itu ingin langsung pulang. Sekarang Soraya berada di pagar rumahnya. Meneguhkan hati dan raganya untuk menghadapi orang di dalam sana.

Dengan langkah perlahan Soraya memasuki rumahnya yang gelap? Eh gelap? memangnya Mama tirinya dan Papahnya kemana?. Soraya mencari saklar lampu dan saat cahaya diruangan sudah terang Soraya terjatuh akibat tamparan keras yang langsung mendarat di pipinya.

"PULANG MALAM DARIMANA SAJA KAMU?. MULAI JADI PEREMPUAN TIDAK BENAR SEKARANG!." Rina--Mama tirinya berteriak kencang sambil menendang Soraya kasar. Sedangkan Soraya hanya diam menahan air mata yang akan mengalir.

Perih, hancur. Dulu hidupnya bahagia, bahkan sangat-sangat bahagia. Bersama kedua orang tua kandungnya yang sangat menyayanginya, mengasihinya. Bahkan jika dulu Soraya hanya terantuk meja atau terantuk apapun orangtuanya bahkan terlalu khawatir sampai membawa nya ke rumah sakit.

Namun sekarang Papa nya bahkan hanya diam saja di sudut ruangan melihat putrinya di sakiti secara fisik oleh istri barunya. Sekarang tidak ada lagi tempat untuk berkeluh kesah bagi Soraya. Sebenarnya ibunya masih tinggal di kota ini namun Soraya tidak tahu keberadaan nya.

Rina menarik rambut Soraya kasar. "JAWAB!! KAU PUNYA MULUT UNTUK BERBICARA BUKAN HANYA DIAM SEPERTI ORANG BISU." Rina berkata sangat keras hingga membuat Soraya memejamkan mata menunggu Rina akan melakukan hal yang lebih dari ini.

Namun suara pecahan piring dari arah dapur membuat Rina mengurungkan niatnya untuk melakukan lebih terhadap Soraya dan langsung berlari menuju dapur.

Setelah beberapa saat Rina datang bersama Papanya yang di papah di bahu Rina menuju ke arah Soraya. Lalu Rina berkata sinis. "Bereskan piring pecah yang ada di dapur. Pastikan tidak ada serpihan sekecil apapun atau kau akan tau akibatnya." Suruh Rina layaknya majikan lalu berlalu meninggalkan Soraya dengan menginjakan kakinya di tangan Soraya sebelum berlalu.

Dengan meringis Soraya melihat tangannya yang memerah akibat di injak Rina lalu memegang pipinya yang terasa kebas. Memegang tembok untuk membantu nya berdiri Soraya meringis menahan sakit di tubuhnya. Berjalan pelan menahan semua rasa sakit dan pening di kepalanya Soraya berjalan ke arah dapur membersihkan piring pecah hingga tak ada serpihan lagi.

Soraya berjalan ke arah kamarnya dengan langkah pelan. Lalu mendudukkan dirinya di depan nakas dan mengambil bingkai foto berisikan dirinya bersama kedua orang tua kandungnya saat dirinya masih kecil.

Menangis pilu sambil mendekap bingkai foto itu hingga tidak sadar dirinya tertidur karena terlalu lelah.
Bahkan seseorang yang sedari tadi mengintip dari celah pintu memandang Soraya dengan pandangan sulit diartikan.

°°°

Soraya berjalan pelan menuju ruang kelasnya. Sedikit meringis menahan remuk pada tubuhnya. Pipinya yang memerah tersamarkan dengan bedak tabur, untung tangan kirinya yang di injak ibu tirinya tidak terlalu merah, hanya sedikit sakit jika digerakkan.

Soraya tersenyum membalas sapaan orang lain yang ditemuinya di koridor kelas. Soraya berdehem lalu menegakkan tubuhnya dan berusaha membuat wajahnya terlihat seceria mungkin lalu masuk ke dalam kelas mengucapkan selamat pagi dengan riang yang di balas dengan ucapan yang sama oleh murid yang sudah berada di kelas.

Setelah mendudukkan dirinya di bangku yang sebelahnya sudah ada Vira. Mengambil handphone yang berada di saku lalu mulai menjelajahi Instagram pribadinya.

"Aya lo tau si Gusti kan?" Vira memulai percakapan sambil melihat Soraya yang masih fokus terhadap layar handphone nya. Melihat Soraya mengangguk Vira melanjutkan ceritanya.

"Dia semalem chat gue." Berhenti sejenak sambil melihat Soraya yang masih memandangi handphone nya. Namun Vira tau meski Soraya tidak melihat nya dia mendengarkan nya. "Terus dia bilang kalau dia mau deket sama gue. Ekhm. Lo ngerti kan maksud gue?"

Soraya menaruh handphone nya di atas meja lalu melihat Vira dengan tatapan lelah. "Gue sih terserah lo mau deket sama siapapun asal lo seneng dan nyaman gue akan dukung kok." Menghembuskan nafas lelah, Soraya memainkan handphone nya lagi. Pasalnya sahabat nya satu ini selalu bercerita tentang cowok setiap hari dan dengan cowok yang berbeda pula.

Vira mengangguk lesu. Pasalnya meski Soraya selalu ceria di hadapan mereka. Namun jika Vira bercerita mengenai laki-laki entah mengapa Soraya terlihat enggan mendengarkan. Karena setau Vira Soraya tidak memiliki mantan sehingga membuat nya enggan memiliki hubungan lebih dari sekedar teman bersama laki-laki.

°°°

Soraya melangkahkan kaki mungilnya menyusuri koridor kelas menuju toilet sendirian. Karena ketiga sahabatnya sudah berada di kantin. Meski sudah di paksa Mutia agar salah satu dari mereka ada yang ingin mengantar namun Soraya menolak dengan alasan takut lama karena para sahabatnya sudah sangat terlihat lapar. Maka dari itu sekarang dia berjalan sendiri.

"Hai kak Aya. Kok sendirian aja?" Langkah Soraya terhenti ketika Tristan berdiri di depannya. Dengan senyuman yang membuat lesung pipinya terlihat Soraya mengangguk mengiyakan memberitahu Tristan bahwa sahabat nya sudah terlebih dulu ke kantin.

"Eh aku ke toilet bentar yah. Kamu mau ke kantin kan?" Tanya Soraya yang langsung di angguki oleh Tristan.

Setelahnya Soraya melangkahkan kakinya menuju toilet sambil memainkan handphone nya. Saat hendak berbelok tiba-tiba tubuh Soraya oleng. Memejamkan mata namun setelah beberapa saat tubuhnya tidak terasa sakit karena terbentur lantai. Eh dia kan tadi menabrak seseorang.

Setelah membuka matanya yang langsung disuguhi wajah laki-laki bermata sipit yang sedang menangkap tubuhnya agar tidak terjatuh. Buru-buru Soraya berdiri lalu menggumamkan kata maaf kepada laki-laki itu.

"Kamu gak apa? Lain kali jangan bermain handphone saat sedang berjalan." Laki-laki itu mengusap lembut kepala Soraya.

Soraya mengerjapkan matanya. Baru menyadari bahwa laki-laki dihadapannya kini laki-laki yang mengantarnya pulang kemarin sore.

"Kamu." Pekik mereka berdua berbarengan.

Soraya tidak menyangka bahwa dia akan bertemu dengan Reyhan dan apalagi mereka ternyata satu sekolah. Ya ampun bahkan baru kali ini Soraya melihatnya selama bersekolah hampir 3 tahun disini.

"Aku gak tau kamu sekolah disini juga." Ucap Reyhan menyadarkan lamunan Soraya.

Soraya tersenyum canggung. "Aku juga baru tau kalau ternyata kamu sekolah disini."






Part spesial untuk hari spesial cielah wkwk

MASQUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang