8. Sedikit Cemburu

20 9 1
                                    

Kringgg

Bunyi jam alarm yang bertengger manis di atas nakas membuat gadis beriris cokelat membuka matanya, sedikit menggeliat, lalu beranjak untuk mematikan alarm. Duduk bersandar di kepala ranjang. Lalu melihat ke arah dua sahabatnya yang masih tertidur.

Aya menggoyangkan badan Muti dan Ara agar bangun untuk sholat subuh namun mereka menjawab serempak agar Aya duluan saja. Berjalan perlahan menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu lalu kembali ke kamar untuk menunaikan ibadah salat subuh.

Setelah selesai salat, Aya memanjatkan doa untuk kedua orangtuanya, berharap papa akan kembali seperti dulu dan menemukan bunda, Aya rindu bunda.

Tess

Tak terasa bulir air mata mengalir di pipinya. Aya langsung menghapusnya, dia tidak boleh terlihat cengeng saat sedang di dekat orang lain. Namun Aya tidak tahu bahwa pada saat air matanya jatuh, Mutia sudah bangun dan melihatnya, melihat Aya yang sesungguhnya. Bukan Aya yang selama ini terlihat ceria dan baik-baik saja.

Aya langsung segera membereskan mukena lalu menghampiri kembar yang masih tertidur. "Muti, Ara bangun, sholat cepetan udah jam setengah 6." Saat mendengar jam setengah 6 langsung si kembar duduk dengan kompak. Lalu setelahnya saling berlari menuju kamar mandi.

"Huft, kebiasaan." Aya menggeleng melihatnya.

°°°

"Eh Aya, udah sehat?" Mama kembar yang sedang memasak menghentikan aktivitasnya saat melihat Aya yang duduk di kursi makan.

Aya mengangguk. "Udah kok, Tante masak apa? Mau Aya bantuin?" Aya bertanya sambil melangkahkan kaki, menuju mama kembar yang sedang memasak.

"Haduh. Gak usah, kamu duduk aja udah, baru sembuh juga." Mama kembar menggiring Aya ke arah meja makan. "Udah duduk aja disini. Bentar lagi si kembar kesini."

"Pagii." Kembar datang bersama dan langsung duduk di sisi kanan dan kiri Aya. Tidak lama setelahnya, Papa kembar datang sambil menenteng tas kerjanya.

"Eh Aya. Om baru liat, semalem om lembur sih. Katanya kamu sakit? Sekarang udah sehat-an?" Papa kembar bertanya setelah mendudukkan dirinya di kursi makan.

Aya mengangguk. "Iya udah mendingan kok om." Jawabnya santai karena memang Aya sudah sering menginap di rumah kembar. Jadi tidak terlalu canggung dengan kedua orangtua kembar.

Papa kembar mengangguk.

"Pa, nanti aku minta uang yah buat beli album Exo." Ara berujar sambil memainkan jarinya.

"Yang kemarin itu bukannya udah beli?" Heran papa kembar. Karena setahunya bulan lalu anaknya telah membeli album dari boyband Korea itu.

"Kan beda lagi pa sama yang kemarin." Bukan Ara yang menjawab melainkan Muti yang berbicara sambil menuangkan air putih.

Mama kembar menuangkan masakan yang sudah matang ke masing-masing piring. "Halah. Buat apa sih kamu beli album kalo gak pernah di tonton. Jadi pajangan doang itu album di atas meja belajar." Mama kembar berujar setelah selesai menyajikan makanan. Lalu duduk di kursi depan papa kembar.

"Yah beda dong. Kan ngeluarin albumnya banyak." Ara berkomentar setelah menyuap satu sendok makan.

"Iya. Kita kan harus beli semua albumnya." Muti ikut menimpali.

MASQUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang