part 1

3K 170 0
                                    

Hari Senin adalah hari dimana orang akan memulai kesibukannya sebagai pelajar, pekerja kantoran dan lain sebagainya. Jalanan dihari senin pun akan terasa lebih padat dari biasanya.

Seperti Halnya Rey yang sedang sibuk memakan sarapannya sendirian tanpa ada yang menemani. Selalu begitu, setelah kejadian 13 tahun yang lalu Fery selalu menyibukan diri di tempat kerjanya. Jarang pulang, jarang meluangkan waktu berasama anak. Sampai Rey lupa bagaimana rasanya disayang oleh ayahnya sendiri.

"Reynand..oh Reynand" seru seorang wanita berseragam sekolah yang sama dengan Rey memasuki rumah Rey yang selalu terbuka lebar.

"Pagi Neng Venus, masuk aja gih Den Rey nya juga masih sarapan tuh" ujar Bi Retno,
Asisten rumah tangga yang bekerja di rumah Rey hampir 10 tahun.

"Pagi juga Bi Ret. Yaudah aku ke Rey dulu ya Bi" ujar Venus, dijawab senyuman oleh Bi Retno.

Sesampainya di ruang makan Venus melihat Rey yang sedang menikmati sarapannya tanpa menyadari kehadiran Venus.

"Good morning Rey" seru Venus dengan penuh semangat berlari ke arah Rey.

" Morning Venus, sini sarapan bareng" ajak Rey dengan topeng senyum cerianya yang selalu ia tampilkan di depan Venus.

"Rey tau gak?" Tanya Venus sambil mengunyah roti yang baru saja dibuatkan oleh Rey.

"Nggk. Kan belum dikasih tau" ujar Rey acuh.

"Eh iya ya" Venus nyengir kuda menampakan deretan gigi putihnya yang rapih.

"Rey aku belum ngerjain Tugas dari Pak Darma" Ucap Venus menundukan kepalanya dengan raut wajah muram.

Rey tercengang membelalakan matanya.
"Loh. Kenapa baru bilang? Rumah aku sama rumah kamu perasaan deket banget deh Ven. Kenapa gak dateng ke rumah aku. Mungkin semalem tugas kamu udah kelar."

"Iya. Semalem aku di ajak maen sama Deon
Sampe aku lupa kalo ada tugas Matematika aku belum dikerjain." Jawab Venus dengan sambil menundukan kepalanya.

Raut wajah Rey berubah seketika mendengar nama Deon. Nama yang sangat Rey benci.

"Aku minta sama kamu. Jauhi Deon!" Ucap Rey dengan nada bicara sedikit ditekankan.
Venus menegakan kepala menjadi menatap Rey seolah meminta penjelasan.

"Kenapa? Deon orangnya baik ko, dia juga asik orangnya. Kenapa kamu larang aku main sama dia? Oh apa kamu masih benci sama dia? Kalo kamu benci sama orang kenapa harus ajak-ajak aku?"

Rey diam, dia tidak menjawab pertanyaan Venus. Rey malah melempar roti yang ada ditangannya ke atas piring dengan kasar membuat Venus takut. Lalu Rey pergi meninggalkan Venus.

"Rey tunggu!" Seru Venus. Venus mengurucutkan bibirnya, ia kesal kepada Rey yang tiba-tiba pergi begitu saja. Padahal Venus belum kenyang sarapan, roti yang masih berada di piring pun belum habis. Takut ditinggal Rey, Venus pun menghabiskan susu milik Rey yang belum Rey minum.

***

Venus tau Rey sedang dalam mode marah gara-gara masalah barusan. Terbukti dengan diamnya Rey dan juga Rey yang menjalankan mobil tidak seperti biasanya. Rey anak yang tau aturan ia tidak mungkin ugal-ugal ditengah keramaian jalanan ibu kota.

Venus yang duduk di sebelah Rey sampai tidak berani membuka mata saking takutnya. Tangannya meremat sheet bell sambil mulutnya merapalkan doa-doa agar ia diberi keselamatan sampai ke sekolah.

"Rey jangan kebut-kebutan dong. Gue takut" ujar Venus lirih. Namun Rey tidak mendengar lebih tepatnya tidak mau mendengar.

Don't Leave Me (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang