4.2 Geminos

1.2K 172 46
                                    

Warning: YAOI, Messy Writing, OOC, Typo, Twincest.

.

.

.

Jaehyun adalah tipe orang yang serius dan teguh jika sudah memutuskan sesuatu, hal ini pun sama saja dengan Doyoung. Jaehyun sendiri mencoba merayu Doyoung untuk menjadi kepala di cabang perusahaan atau bahkan direktur keuangan di perusahaannya nanti, tapi Doyoung bilang akan lebih baik jika dirinya tidak bekerja di perusahaan keluarga. Dan Jaehyun tidak pernah lebih sedih dari ini.

"Perusahaan yang baik adalah yang memiliki ROE atau Return On Equity yang besar, tapi terlalu besar pun tak baik. Untuk meningkatkan ROE, akan lebih baik jika sebuah perusahaan memiliki modal yang tidak sepenuhnya berasal dari uang pribadi. Apakah Tuan Muda Sekalian bisa menebak alasannya?"

Jaehyun gelagapan walau wajahnya tetap tenang, dirinya menatap sang tutor lalu menjawab ragu. "Karena ROE adalah perhitungan untuk menilai kinerja pemilik perusahaan... jika menggunakan uang dari investor akan berat?"

Sang tutor tersenyum kalem seraya menggeleng. "Bukan, Tuan Muda Jaehyun," katanya. Doyoung mengangkat tangannya dan menjawab setelah dipersilakan. "Jika kemampuan laba dari sebuah perusahaan bisa melebihi presentase utang, maka berutang tak masalah. Selain itu jika berutang, secara akuntansi makan akan dibebankan ke akun beban. Hal itu bisa mengurangi beban pajak."

"Benar sekali, Tuan Muda Doyoung," kata sang tutor dengan senyum lebar. "Jika memiliki 100 juta, akan lebih baik bila kita hanya memakai 50 juta dan meminjam 50 juta lagi. Sisa uang bisa kita pakai untuk membangun anak perusahaan."

Kali ini Jaehyun yang mengangkat tangannya. "Tapi itu bisa menjadi pedang bermata dua kan? Jika tak bisa membayar utang, kita juga yang akan tercekik."

"Benar sekali, untuk itu kita harus berhati-hati. Dalam pengelolaan perusahaan, kita harus bisa mengefisiensikan aset lancar. Kas tidak boleh menumpuk dan harus diinvestasikan, persediaan barang tidak boleh terlalu banyak, dan piutang harus ditagihkan sampai presentase tertentu."

Jaehyun dan Doyoung mengangguk paham, lalu sang tutor kembali memberikan pengajaran mengenai pengelolaan perusahaan yang baik. Sebenarnya pelajaran mereka agak tercampur dengan bagian akuntansi, tapi bagi orang tua mereka tak ada sesuatu yang terlalu banyak untuk pengetahuan. Lagipula diam-diam Jaehyun merasakan bahwa Doyoung punya sedikit kegemaran dalam menganalisis laporan keuangan.

Tapi hal itu takkan mengubah keteguhan Doyoung dan rencananya menjadi seorang penyanyi.

Jaehyun yang sadar pun mulai memelajari musik untuk mengimbangi Doyoung, dirinya memelajari piano dibantu sang ibu dan hasilnya pun baik. Kemampuannya bermainan piano lebih cepat berkembang dibanding Doyoung, Jaehyun jadi berpikir untuk terjun ke dunia musik juga. Walau hal itu ditentang mati-matian oleh kedua orang tuanya, dan dalam keadaan itu, Doyoung semakin yakin untuk menjadi penyanyi.

Jaehyun kembali berusah menarik perhatian Doyoung melalui suaranya yang ternyata sama baiknya dengan Doyoung. Bila suara Doyoung manis dan menenangkan, maka suara Jaehyun mampu melelehkan. Mereka pernah mencoba berduet, dan hasilnya sangat baik.

"Aku yakin kau akan menjadi penyanyi yang luar biasa!" kata Jaehyun sambil menahan sakit di hatinya. Senyum Doyoung yang cerah takkan melunturkan niatannya. "Iya! Jika aku bisa memiliki konser nanti, jangan lupa datang ya."

"Tentu saja!"

Jaehyun membutuhkan waktu yang lama untuk membulatkan tekadnya, setahun dan baginya itu memang sangat lama. Dan dia akan melaksanakan rencananya hari ini, di mana rumahnya sedang sepi. Jaehyun memang ragu, tapi selama Doyoung akan selalu berada di sampingnya maka tak masalah.

One Kind of TalesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang