5.3 Timeless

635 120 44
                                    

Warning: YAOI, Messy Writing, OOC, Typo.

.

.

.

Benar saja, sela-sela kesibukan Doyoung dihabiskan hanya untuk menyelamatkan hidup Jung Jaehyun.

Terhitung sejak Jaehyun berusia 3 tahun, sudah banyak yang mengincar nyawanya. Mulai dari pengasuh yang ternyata seorang assasin, koki yang meracuni makanannya sampai teror di sekolahnya sendiri.

Tentu saja tidak terhitung pula Doyoung menyelamatkan waktu Jaehyun. Arloji milik Jaehyun bahkan selalu dia kantongi, berjaga-jaga bila waktu Jaehyun kembali melambat. Memang Jaehyun adalah pewaris tunggal dari perusahaan besar Jung Corporation, tapi bagi Doyoung itu sangat berlebihan. Bagaimana seorang anak kecil diinginkan kematiannya sedemikian rupa? Keluarga kaya memang rumit, tapi tak pernah dia sangka akan serumit ini.

Sebagai malaikat penjaga waktu, Doyoung sangat mengetahui fakta bahwa waktu berjalan cepat. Terlampau cepat malahan. Sehingga Doyoung masih takjub melihat pertumbuhan Jung Jaehyun.

Dulunya dia hanya bayi kecil yang begitu mudah untuk dibunuh, bahkan sanggup memaksa malaikat seperti Doyoung turut menjaganya. Sekarang bayi kecil itu tumbuh besar menjadi seorang pemuda yang dipuja kaum wanita dengan seluruh jiwanya.

Siapa juga yang takkan takjub pada putra tunggal Jung Yunho dan Kim Jaejoong itu. Wajahnya tampan sempurna, dengan dimple manis yang terbentuk dikala dirinya tersenyum, rautnya ramah dan sopan. Tuturnya lembut dan tegas walau terkadang bisa malu-malu, tubuhnya terbentuk apik dengan tinggi yang sangat ideal untuk seorang model. Otaknya cerdas, dan kepribadiannya melengkapi itu.

Sungguh, jika kesempurnaan bisa diwujudkan dalam bentuk manusia, itu pasti bernama Jung Jaehyun.

Tapi sememesona apapun seorang manusia, takkan bisa menyamai pesona para malaikat. Johnny jauh lebih tegas dan dewasa dan Taeyong lebih memikat sebagai visual, Doyoung lebih suka merendah walau parasnya juga sama menawannya. Jadi Doyoung pasti akan mencoret alasan tampan jika disodorkan pilihan 'kenapa kau terikat pada Jaehyun?'

Terus terang saja, sampai sekarang Doyoung selalu memikirkan alasannya menolong Jaehyun berkali-kali. Dia sama sekali tak mengerti, kenapa anak manusia itu sanggup membuatnya melanggar prinsip dan aturan yang sudah sangat lama dia pegang teguh? Memangnya siapa sebenarnya Jung Jaehyun?

Bertahun-tahun Doyoung tak bisa menjawab pertanyaan itu, dan dia hanya bisa terus berpikir sambil bekerja dan mengamati Jaehyun di sela-sela waktunya. Pelanggarannya juga belum ketahuan, setidaknya sampai saat ini.

Doyoung kembali melirik ke bumi, dan atensinya kembali ke arah Jaehyun yang sedang bercengkrama dengan teman-temannya. Jaehyun termasuk murid populer di fakultasnya, dan tentunya teman-temannya juga populer.

"Kalau begitu, Mingyu! Kenapa kau tak pacari saja senior itu?"

"Dia itu galak, Bam! Astaga padahal aku dengan ketampanan dan kekayaanku ini sudah cukup untuk menariknya."

"Nah, makanya hilangkan sikap playboy itu! Tak heran Wonwoo begitu ilfeel padamu."

"Hei, itu bawaan lahir Mingyu! Benar kan?"

"Kurang ajar, Yugyeom!"

Ada Kim Mingyu, playboy terkenal di fakultas, Yugyeom-Bambam yang selalu pergi bersama -dengan rumor kalau mereka pacaran- juga Jungkook yang seperti leader grup mereka. Kalau boleh Doyoung katakan, teman-teman Jaehyun itu memang baik walau agak brengsek juga. Tapi toh Jaehyun cukup kukuh pada kepribadiannya yang baik, dia tak menjadi playboy ciamik seperti Mingyu.

"Aku hanya main-main dengan wanita-wanita itu, tapi untuk masalah Wonwoo aku serius!"

"Justru karena itu, dia mengira kau hanya mempermainkannya!"

"Lihat siapa yang berbicara, Jung Jaehyun si penggoda ulung!"

Tapi kalau menggoda wanita di sana-sini, itu berhasil ditularkan Jungkook padanya. Yang ini membuat Doyoung kesal juga.

"Jungkook, kau yakin mau memutuskan senior itu?"

"... Apa kita harus selalu membahas ini?"

"Harus, karena kami tak mau kau terluka!"

Tapi Jungkook terkena karmanya sekarang, dia sedang sulit memutuskan untuk putus dengan kekasihnya atau memertahankan hubungan mereka. Kasihan sekali, sang penggoda ulung malah tampak konyol.

"Si tuan muda Jung akan menghadiri konfrensi pers pertunangannya kan? Tak kusangka malah kau yang menikah duluan. Selamat, Jaehyun!"

"Astaga, baru pengumuman pertunangan..."

Di usianya yang ke 21, Jaehyun akan lulus dari universitas lalu melanjutkan perusahaan keluarganya. Mungkin beberapa tahun lagi dia akan menikah dengan tunangannya yang cantik itu, memliki anak dan hidup sampai sudah memiliki cucu dan meninggal dalam damai.

Itulah yang dicanangkan orang tuanya, tanpa mereka ketahui bahwa anak kebanggaan mereka harusnya sudah lama tewas. Dan seharusnya pula, Jaehyun meninggal 2 jam lagi karena kecelakaan tunggal.

Tapi sebagaimana yang Doyoung putuskan, dia takkan membiarkan waktu Jaehyun berhenti begitu saja. Arloji perak Jaehyun masih dipegangnya erat, dan benar saja jarum itu mulai melambat. Doyoung menatapnya dengan jantung berdebar, dia akan menyelamatkan Jaehyun lagi, seperti biasa. Tapi aneh karena tubuhnya memanas, rasanya sakit tiap menggenggam arloji Jaehyun -terutama arloji Jaehyun-.

Mata besar Doyoung kembali diarahkan ke mobil yang baru saja Jaehyun masuki, sebuah mobil keluaran terbaru dan tampak sangat berkelas. Mobil itu dikendarai dengan kecepatan tak biasa, Jaehyun tampak terburu-buru karena waktunya mepet sekali dengan hall acara nanti. Itu merupakan skenario yang bagus untuk orang yang akan mati sebentar lagi, harusnya.

Detik di mana Jaehyun nyaris tak bisa mengendalikan kecepatan mobilnya sangat krusial, Doyoung nyaris terpaku dan lupa. Karena dia harus mengatakan kata itu pada waktu yang tepat.

Tik.

Jaehyun tampak panik karena ada seorang anak yang tiba-tiba berjalan di depan mobil, tentu saja refleksnya adalah membanting setir ke kanan.

Tik.

Kelegaan Jaehyun tak berlangsung lama, karena ada sebuah truk besar yang melaju cepat ke arahnya. Keterpakuan Jaehyun hanya terjadi sedetik, karena di detik berikutnya ia berusaha memutar setirnya lagi. Dan harusnya Jaehyun takkan bisa selamat begitu saja.

Inilah saatnya.

Doyoung mengeratkan pegangannya pada arloji Jaehyun lalu berbisik, "Perse..."

DEG!

Doyoung langsung merasakan tubuhnya memanas, seperti seluruh panas dalam tubuhnya meningkat tajam. Panas ini berasal dari tubuhnya, bukan dari udara luar. Sensasi di saat dirinya memegang benda -terutama arloji Jaehyun yang kembali dia genggam-, seperti sedang memegang batuan dari neraka. Terlalu panas, menyakitkan bukan hanya karena sakit, tapi karena itu sesuatu yang diharamkan untuk malaikat sepertinya.

Tapi Doyoung kembali menguasai dirinya, dia tetap membisikkan kata itu dengan perasaan campur aduk. "Perserva!"

Tapi waktu Doyoung tidak tepat mengatakannya.

Mobil Jaehyun sudah tertabrak, dengan sang penumpang yang masih berada di dalamnya. Doyoung merasakan hatinya teremat kuat, rasanya dia ingin mentikkan air mata. Tapi matanya tidak merespon sesuai keinginannya, jadi Doyoung hanya mampu menggertakkan giginya. Dia kecewa pada dirinya sendiri. Memeluk lutut dengan erat dan merutuki kebodohannya adalah cara terbaik yang bisa Doyoung lakukan untuk menghukum dirinya sendiri.

Rasa panas dan menyakitkan dalam tubuhnya seakan menjadi, tapi itu tak bisa membuat Doyoung memprioritaskan keadaannya. Dia tetap marah pada dirinya sendiri.

Tanpa memerhatikan bahwa arlojinya sendiri mulai melambat.

.

.

.

TBC

Apa ff ini cukup Angst? Apa panda berhasil mulai mematahkan hati kalian? Mohon kritik dan saran ya

One Kind of TalesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang