"Karna mungkin status persahabatan diantara kita itu gaakan pernah berubah sampai kapan'pun." -Allesha
Happy Reading...Pagi yang cerah, matahari sudah menampakan cahaya'nya dari bumi bagian timur. Tapi seorang gadis cantik masih saja setia berada di mimpi, bergelung dengan selimut dan kasur queensize nya. Sampai suara ketukan membangunnkan'nya dari dunia mimpinya.
TOK TOK TOK!!!
"Allesha, bangun sayang. Kamu ga sekolah memangnya? Alden sudah nungguin kamu loh diruang tamu." ucap Resti. Mamah Allesha, dari balik pintu kamar.
Allesha mengerjapkan matanya sebentar, lalu berkata.
"Hmm, iya Mah aku sekolah kok. Tunggu aku siap-siap." Jawab Allesha masih dengan suara parau, khas orang bangun tidur.Setelah memakan waktu untuk bersiap-siap selama 20 menit. Akhirnya Allesha sudah rapih dan siap untuk berangkat ke sekolah. Ia menuruni tangga menuju ruang makan. disana ia sudah melihat Mamah dan Papah 'nya serta sahabat sejak kecilnya, Alden. Allesha tersenyum kepada mereka sambil menyapa "Selamat Pagi." dan dijawab "Pagi." dengan serempak oleh mereka.
Allesha duduk di samping Alden yang berhadapan dengan kedua orangtua'nya. Allesha memakan roti selai dan susu yang sudah dipersiapkan untuknya di meja makan. Hening seketika, sampai suara Papah Allesha memecah keheningan yang tercipta diantara mereka.
"Setelah lulus SMA, kamu mau lanjut kuliah kemana Al?" Ucap Dirwan, Papah Allesha yang bertanya kepada Alden. Alden berdehem sejenak lalu menjawab.
"Hmm, Alden masih bingung si Om. Tapi niatnya si Alden pengen lanjut study di Aussie." Jawab Alden. Papah Allesha hanya menganggukan kepala kemudian kembali berbicara."Kalau kamu Sha? kamu mau lanjut study dimana?"
Allesha terlihat berfikir sejenak lalu mejawab. "Kalau aku si kayaknya pengen kuliah di Indo ajadeh Pah, pengen bareng Meyra." Jawab Allesha dengan pasti.
"Memangnya kamu bisa jauh dari Alden?" Kini Mamah Allesha membuka suara. Allesha mendelik kearah Alden.
"Ya masa, aku harus bareng-bareng terus sama Eden 'sih Mah. Kita kan udah pada gede, nanti juga Eden bakal punya kehidupan baru dan aku'pun sama. Tapi walau begitu persahabatan kita tetep terjaga ko. Yakan Den?" Ucap Allesha, Alden hanya mengangguk lalu tersenyum menanggapinya.Fyi, Alden dan Allesha memang mempunyai panggilan khusus atau panggilan kecil. Kalau Alden memanggil Allesha dengan panggilan khususnya yaitu, Echa. Kalau Allesha memanggil Alden dengan panggilan khusunya, Eden.
"Yakan mama kira kamu sama Alden bakal sampai tua bareng-bareng nya dan bakal punya kehidupan baru bareng-bareng juga, yakan Pah?" Canda mama Allesha sambil tersenyum kearah Allesha dan Alden.
"Hehe, bisa aja si Tan." Jawab Alden sambil senyum-senyum sendiri. Allesha hanya mendengus sambil menatap Alden."Lo kok senyum-senyum gitu si Den?" Sungut Allesha kepada Alden. 'Alden yang merasa diajak bicara oleh Allesha langsung menoleh kearah Allesha.
"Yakan, siapa tau aja yang dibilang sama Mama lo itu bakal jadi kenyataan Cha." Ucap Alden masih dengan senyum nya. Allesha mendadak sebal dengan Alden.
"Apaansih, sampai kapan'pun kita tuh cuma sah--"
"Kalian sudah selesai kan makannya, lebih baik sekarang kalian berangkat sekolah, nanti telat." Potong Papah Allesha.Alden dan Allesha mengangguk, lalu beranjak dari kursi mereka masing -masing sambil menyalimi tangan Resti dan Dirwan.
"Kami berangkat dulu ya Pah, Mah." Setelah mengucapkan itu, Allesha dan Alden segera keluar rumah menuju motor sport Alden yang terpakir di pekarangan rumah Allesha. Alden memakaikan helm fullface kepada Allesha. "Thanks." Ucap Allesha, Alden hanya menangguk lalu menjalankan motornya keluar dari perkarangan rumah Allesha menuju 'ke sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Real Happiness
Roman pour AdolescentsAlden dan Allesha sudah berteman sejak mereka masih kecil. Namun siapa sangka, jika salah satu dari mereka menyimpan rasa yang lebih. Rasa ingin memiliki dan rasa yang lebih dari hanya sekedar sahabat. Alden sangat menutupi perasaan nya rapat-rapat...