"Udah tau gue jahat kenapa lo masih mau sahabatan sama gue?" -Allesha
Happy Reading...
Allesha dan Reo berjalan menuju ruang BK bersama-sama, Allesha yakin rencana pertama nya akan berhasil. Setelah sampai didepan ruang BK, ketika Reo ingin mengetuk pintu, Allesha dengan segera mencegah tangan Reo.
Reo menatap Allesha dengan tatapan bertanya. "Sebenernya, gue boong sama lo." Ucap Allesha dengan suara pelan."Maksud lo?" Tanya Reo, tidak mengerti dengan arah pembicaraan Allesha.
"Gue akan kasih tau lo, kalau lo janji dulu ke gue, lo jangan sampai bilang-bilang tentang hal ini sama Alden." Ucap Allesha lagi. Alden masih menatap Allesha dengan pandangan tidak mengerti. "Mau janji ga?" Reo, menganggukan kepala, menyetujui ucapan Allesha.
"Oke." Balas Reo.
"Jadi sebenernya, gue bawa lo kesini biar kita nggak ngeganggu Alden sama Meyra. Karna gue punya rencana untuk mendekat'kan mereka." Ucap Allesha, sedikit berbisik agar orang yang berlalu-lalang disekitar ruang BK ini tidak mendengar apa yang ia dan Reo bicarakan.
"Ngedeketin? Maksud lo biar mereka pacaran, gitu?" Tanya Reo, masih agak tidak mengerti. Allesha menganggukan kepalanya.
"Ya, sejenis itu deh. Pokonya jangan sampai Alden tau ya. Awas aja lo ya, kalau lo sampai ngasih tau Alden, lo bakal," Meyra menggerkan tangan'nya kearah lehernya sendiri. "Lo paham kan?" tegas Allesha sekali lagi kearah Reo.
"Tenang aja kali Sha. Lagian gue itu tipe cowok yang bisa jaga rahasia ko. Jadi rahasia ini bakal aman." Jawab Alden. Allesha tersenyum senang, kemudian Allesha dan Reo bertos ria.
"Allesha, Reo? Kalian ngapain di'depan ruang BK? Ada keperluan apa?" Ucap Bu Veni, guru BK disekolah ini. Seketika mereka menoleh kearah guru itu, dan tersenyum kikuk.
"Eh, ini Bu. Kita salah ruangan. Iya salah ruangan, tadinya kita mau ke Perpustakaan, eh gataunya malah belok kesini. Yakan Sha?" Ucap Reo sedikit gugup. Bu Veni memandang bingung kearah mereka berdua. Allesha yang menyadari itu dengan segera membuka suara.
"Yaudah kita mau ke Perpustakaan dulu ya Bu." Pamit Allesha, kemudia menyalimi tangan Bu Veni, diikuti dengan Reo. Mereka pergi dari sana menuju ke'arah Perpustakaan.
Hal yang disembunyikan oleh Reo. Sebenarnya Reo sudah tau bahwa Alden menyukai Allesha, dari dulu. Tetapi Alden melarang'nya untuk memberitahukan kepada Allesha. Bahkan sekarang, ia sedikit terkejut saat mengetahui bahwa Allesha sendiri, wanita yang Alden sukai malah ingin mendekati Alden dengan Meyra, sahabat Allesha sendiri. Reo bingung, ia ingin memihak Alden atau Allesha. Tetapi sebenarnya ia tidak ingin mencampuri urusan ini lebih dalam, Reo hanya akan mencampuri jika diperlukan saja.
Ketika sedang berjalan, tiba-tiba Allesha merasakan getaran diponselnya, ia mengeluarkan ponselnya dan mendapati pesan dari Meyra. Ia segera membacanya. Dan seketika memberhentikan langkahnya, saat mengetahui bahwa rencana awal dia gagal. Reo bingung, karena tiba-tiba Allesha berhenti berjalan sambil melihat ponsel. "Kenapa Sha?" Tanya Reo sambil mencoba ingin melihat apa yang Allesha lihat. Allesha segera mengalihkan layar ponselnya. "Lo duluan ke Perpustakaan aja ya, atau lo mau ke kelas, terserah lo deh. Gue ada urusan dulu." Ucap Allesha yang langsung memutar balikan langkah'nya, tujuannya sekarang adalah menuju 'Ruang Osis'.
💐💐💐
Setelah sampai diruang Osis Allesha mengetuk pintu lalu lansung masuk kedalam. Allesha melihat Alden yang sedang melipatkan kedua tangannya keatas meja dan menidurkan kepalanya diatas lipatan tangannya.
"Eden, Meyra mana? Kok lo ninggalin dia dikantin sendiri sih." Alden yang mendengar suara Allesha, langsung menegakkan kepalanya.
"Udah dikelas kali, kenapa emang? Dan lo ko bisa kesini, lo tau dari mana kalo gue ada disini?" Tanya Alden kepada Allesha. Allesha bingung harus menjawab apa.
"Yaa... gue cuma nebak aja." Alden menatap Allesha dengan tatapan curiga. Allesha yang menyadari itu langsung mengalihkan pembicaraan.
"Ohiya, lo masih inget kan Den, janji lo ke gue. Kalau hari ini lo akan teraktir gue makan sampai lima hari kedepan." Ucap Allesha sambil mendudukan bokong nya diatas sofa yang tersedia diruangan itu. Alden terlihat sedang berfikir.
"Yang mana Cha? Emang gue pernah janji buat traktir lo ya? Perasaan enggak deh." Ucap Alden, ia hanya berpura-pura tidak ingat, untuk lebih membangun suasana saja agar Allesha tidak canggung karna Alden tahu saat ini Allesha sedang mengalihkan pembicaraan.
"Gausah sok amnesia gitu deh. Entar amnesia beneran baru tau rasa lo!" Jawab Allesha dengan sarkastik.
"Lo jahat banget sih Cha, nyumpahin temen lo yang ganteng nan imut ini amnesia. Sebener'nya Echa ini anggap Eden apa sih? Karna sahabat yang bener-bener sahabat dia nggak akan pernah nyumpahin sahabatnya sendiri itu biar amnesia. Lo sahabat terjahat yang pernah gue temuin didunia ini Cha." Ucap Alden dengan gaya sok dramatis.
"Udah tau gue jahat kenapa lo masih mau sahabatan sama gue?" Jawab Allesha dengan nada sedikit kesal.
"Ya karna, gue nyaman temenan sama orang jahat kayak lo, tapi?" Jawab Alden cepat, dengan sedikit menggantungkan ucapannya.
"Tapi?" Tanya Allesha penasaran dengan kata selanjutnya.
"Ngangenin. Hahahaha..." Lanjut Alden, disertai dengan tawa garing nya. "Galucu." Balas Allesha.
"Yaudah ke'kelas yuk Cha? Bentar lagi bel." Ajak Alden. "Tapi lo harus janji, pulang sekolah lo harus traktir gue ya, ya. Pokoknya kalo sampe lo bohong, gue bakal do'ain lo semoga lo bener-bener amnesia?"
"Iya Echa sayang, iya." Final Alden, kemudian Alden merangkul pundak Allesha dan mereka berjalan keluar dari ruangan Osis, dan menuju kelas mereka, karena bell masuk baru saja berbunyi.
------------------------
Makasih buat yang sudah baca cerita ini...Vote&Komen kalian sangat berarti untuk aku dan cerita ini. 😂😗
KAMU SEDANG MEMBACA
Real Happiness
Teen FictionAlden dan Allesha sudah berteman sejak mereka masih kecil. Namun siapa sangka, jika salah satu dari mereka menyimpan rasa yang lebih. Rasa ingin memiliki dan rasa yang lebih dari hanya sekedar sahabat. Alden sangat menutupi perasaan nya rapat-rapat...