Move On [2]

38 2 0
                                    

"Assalamualaikum, aku pulang." Ucapku setelah sampai di rumah.

"Waalaikumsalam." Bi Ina membukakan pintu untukku.

"Eh non baru pulang." Bi Ina menyapaku ramah. Dia memang selalu seperti itu, dia sudah bekerja di rumah ini jauh sebelum aku lahir. Bunda sudah menganggapnya seperti saudara, Bi Ina juga sangat menyayangiku layaknya anaknya sendiri.

"Iya Bi, oh iya Bunda kemana ?" Tanyaku setelah melihat bunda tidak ada di rumah.

"Nyonya lagi ke bandara non, katanya mau jemput non Aisyah." Aisyah akan kesini, tapi kenapa dia tidak pernah mengabariku ? Ah untunglah dia akan kesini sudah lama aku merindukan adik sepupuku yang suka menceramahiku itu.

Setelah shalat ashar, aku memilih untuk menonton tv di ruang keluarga sembari menunggu Bunda dan Aisyah dari bandara. Aisyah adalah adik sepupuku, kami hanya beda dua bulan saja, Aisyah lahir bulan mei dan aku lahir bulan maret.

Tok..tok..
"Assalamualaikum Aliyah." terdengar suara dari luar, itu pasti Bunda sama Aisyah. Aku segera membuka pintu dan dugaanku benar.

"Waalaikumsalam". Aku dan Aisyah berpelukan lama melepas rindu setelah lama tidak bertemu.

Aku dan Aisyah memang sudah lama tidak bertemu, tapi komunikasi kami tetap lancar tapi entah kenapa dia tidak pernah bilang kalau dia akan datang.

"Ya ampun, Aisyah aku kangen banget tau sama kamu."

"Aku juga kangen sama kamu."

"Udah udah acara kangen-kangenannya yah Aisyah harus istirahat".

"Aduh bunda ngerusak suasana aja sih." Gerutuku kesal, tapi setelah dipikir-dipikir bunda ada benarnya juga, Aisyah pasti capek, ya sudahlah biarkan dia istirahat dulu.

Aku membawa barang-barang Aisyah ke kamar. Sumpah barangnya banyak banget kayak orang lagi pindahan aja. Bi Ina juga ikut membantuku sementara yang punya barang sudah masuk duluan. " Aduh Aisyah kenapa nggak bawa lemari-lemari kamu sekalian." gerutuku.

Setelah semua selesai aku menghempaskan tubuhku ke tempat tidur. "Arrghh capek banget". Aisyah masuk ke kamarku tanpa mengetuk pintu, dia langsung duduk di sampingku, aku beranjak bangun.

"Capek yah?". Aku hanya mengangguk.

"Maaf yah Al, gara-gara barang bawaanku kamu jadi capek begini".

Untung aja kamu itu adik sepupuku, kalau bukan aku nggak bakalan deh bantuin kamu.

"Iya, nggak papa kok".

"Oh iya Al, kita bakalan satu kampus". "Hmm, kok bisa?". Tanyaku.

"Ya bisalah, soalnya aku bakalan pindah kesini tuh rumah yang disamping Abi yang beli". Kenapa aku sama sekali tidak tahu tentang ini. Bunda juga nggak pernah cerita.

"Kamu nggak bohong kan?" aku sedikit tak percaya. "Ya ampun Al, buat apa coba aku bohong." ekspresinya membuatku yakin kalau ini memang benar. "Kalau begitu bagus dong, jadi kita bisa barengan ke kampus".

***

Ibu-ibu pengajian !!! Itulah yang ada di pikiran Aliyah saat menatap apa yang dia kenakan hari ini di depan cermin. Dia merasa kalau kerudung panjang dan gamis yang menutupi tubuhnya kini membuatnya terlihat lebih tua.

"Aku ganti baju aja deh, nggak pede banget kalau harus pake ini". Aliyah merengek kepada Aisyah, tapi Aisyah tidak mengindahkan permintaannya .

"Nggak ada ganti-ganti, pokoknya Aliyah harus pake itu biar kembaran sama aku".

Assalamualaikum AliyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang