Cinta kadang tidak berlangsung selamanya, tapi ia akan bertahan begitu lama dan kuat, hingga pada akhirnya kita sadar bahwa cinta itu menyakitkan
🌼🌼🌼
Aliyah duduk di taman kampus, tempat yang menjadi favoritenya semenjak menginjakkan kaki di kampus ini, tak terasa sudah 3 tahun lebih ia bergelut di sini. Aliyah bernapas lega karena semua tugas yang menumpuk itu telah terselesaikan dengan baik. Raisa yang sedari tadi mengekori Aliyah tersenyum bahagia, ia bahagia karena selama dia di bandung Aliyah bisa menyelesaikan tugas itu sendiri padahal ia juga harus ikut membantu.
Asafah datang menghampirinya, sontak ia terkejut saat mendapati Asafah tengah berdiri di sampingnya. Ia menatapnya lekat-lekat berusaha memastikan yang ada di sampingnya itu Asafah atau Arafah karena sekarang ada dua orang yang memiliki wajah seperti itu.
"Assalamualaikum" Asafah tersenyum, sudah bisa ia pastikan orang itu adalah Asafah, karena Arafah tidak pernah tersenyum ketika berhadapan dengannya.
"Waa..laikum..salam" ucap Aliyah terbata-bata ia sangat gugup.
"Aku kira tadi Pak Arafah" lanjutnya, Asafah hanya tersenyum. Arafah datang dan bergabung dengan mereka setelah mengucapkan salam, Raisa tidak heran karena ia sudah mendengar kisah lengkap tentang si kembar ini dari Aliyah.
"Sudah lama disini Saf?" Ucap Arafah. "Baru saja" balas Asafah. Aliyah menatap Asafah dan Arafah secara bergantian, mirip, sangat mirip suara merekapun sama persis pantas saja Aliyah mengira Arafah adalah Asafah, yang membedakan mereka hanya lesung pipit, Asafah mempunyai lesung pipit di sebelah kanan sedangkan Arafah mempunyai dua lesung pipit.
Asafah sadar bahwa Aliyah dari tadi memperhatikannya, ia merasa sedikit tak nyaman. "Al, hei kok melamun?" Aliyah tersadar dari lamunannya saat tangan kanan Raisa memegang lengannya. "Hmm aku tidak melamun kok." elaknya sembari merapikan ujung kerudungnya.
Sore itu Asafah mengajak mereka untuk makan sekalian jalan-jalan, tidak lupa Aliyah mengajak Aisyah. Asafah rindu dengan kota ini, walaupun bukan tempat ia dilahirkan, kota ini pernah menjadi saksi perjalanan hidupnya.
Mereka terlihat bahagia hari ini, terutama Aliyah, ia tak pernah menyangka bisa menghabiskan waktu sepanjang hari bersama orang-orang yang ia sayangi.
***
Senin, pukul 10.00 pagi Hasan dan Lina tiba di kediaman Maryam. Maryam sudah memberitahu mereka di telepon bahwa malam ini orang tua Arafah dan Asafah akan datang, tentu saja mereka sudah tahu apa tujuan orang tua si kembar itu.
Aliyah dan Aisyah pulang ke rumah, hari ini kuliahnya selesai pukul 11.00. Terkejut? Yah Aisyah terkejut sekaligus senang melihat kedua orang tersayangnya, ia langsung memeluk Lina dan Hasan.
"Kok Abi sama Umi nggak ngasih kabar kalau mau datang?". Tangan Aisyah masih melingkar di pinggang Lina.
"Bukan kejutan dong kalau bilang dulu". Lina menciumi pipi anak kesayangannya itu, ia sangat merindukannya.
"Aliyah". Panggil Hasan
"Iya Abi". Jawab Aliyah
"Aisyah nyusahin tidak selama dia disini?". Hasan merangkul bahu Aliyah, selama ini Hasan lah yang berperan sebagai Ayah bagi Aliyah dan Rahman, Hasan sangat menyayangi mereka, karena mereka adalah anak dari kakak satu-satunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Aliyah
SpiritualeAliyah Khadija Zahra seorang gadis biasa yang penuh dengan dosa dan jauh dari kata sempurna. Tetapi ia mengharapkan jodoh yang baik, seorang lelaki yang soleh yang bisa melengkapi kekurangannya dan membimbingnya menuju surga. Hina kah dirinya jika i...