4

163 3 3
                                    

Salman Fauzan Fadill

"Assalamualaikum...salman. "sapa sahabatku fakhri

"ehk, waalaikumsallam fahkri. "

"wah...hari demi hari perkembanganmu semakin meningkat sekali, dan aku salutsekali dengan kesungguhanmu untuk mempelajari Islam dan cita citamu menjadi seorang muslim sejati. Hafalan Al qur'an mu pun sudah berjuz juz, dan prestasimu dalam bahasa arab pun sangat tinggi bahkan melebihi santri santri lama. "puji fakhri padaku panjang lebar

"ahk... Masa sih."

"iya...salman kamu itu sangat jauh beda sekali dengan salman yang baru pertama kali masuk pesantren ini dan menjadi mualaf. "ujar fakhri dan hanya ku balas dengan senyuman

"Melihat semua kesungguhanmu, Aku berhasil di buat kagum olehmu.semangatmu sangat menggembu. Mungkin ada beberapa kesalahan yang telah kau perbuat secara tidak sengaja, karena ketidak tauanmu terhadap ilmu agama islam,membuat kau semakin giat dalam mengkaji dan terus mengkaji ilmu ilmu ke islaman. "batin fahkri sambil tersenyum kepadaku

🍃🍃🍃🍃🍃

Alisha Zahra Al Hafiz

Kutemui dia di sepertiga malam yang dingin nan sunyi. Kulangkahkan kakiku menuju rumahnya yang suci. Langit yang masih kehitaman menyampaikan pesan sunyi lewat hembusan angin yang dingin dan ranting ranting pohon yang basah. Sesekali kupejamkan mataku untuk menikmati hembusan angin yang begitu segar.

Sayup sayup kudengar surat Al kahfi sedang di lantunkan di hari jum'at yang berkah ini. Entah siapa pelantun surat Al Kahfi ini. Sangat sering kudengar setiap fajar tiba. Jadwal shalat malam masih satu jam lagi, tapi dia sudah stand by di majid, membuka lembar demi lembar ayat ayat nya, melakukannya dengan tartil nan merdu, membuat siapa saja yang mendengarnya akan semakin cinta pada ayat ayat Allah.

Kulanjutkan langkahku menuju masjid. Langkahku sempat berhenti sesaat karena merdunya lantunan ayat suci itu. Rasa penasaranku kian membuncah, ingin tahu siapa pelantun surat Al Kahfi itu. Sampailah aku di depan pintu masjid khusus Akhwat.

Tiba tiba pelantun surat Al Kahfi itu berhenti di pertengan ayat. Dia terdengar sedang berbicara dengan seseorang melalui telepon nya. Karena penasaran, kubuka sedikit kain pembatas berwarna hijau itu. Tidak kusangka, selama ini yang setiap fajar melantunkan ayat ayat Al Qur'an itu adalah Salman. Hatiku mulai berdetak lebih kencang dari biasanya.

Ku lihat salman masih bebicara dengan seseorang di teleponnya, entah siapa yang menelpon itu. Setelah itu, dia langsung berlari menuju ke luar pesantren secara sembunyi sembunyi. Ada rasa penasaran yang meliputi hatiku, aku pun mengikuti salman dari belakang tanpa sepengetahuannya.

Brukk

"Astagfirullah!!"suara itu mengejutkanku. Rupanya ada seseorang yang sedang memukuli Salman.

Terlihat oleh ku tiga orang laki laki bertubuh besar dan berkacamata hitam sedang mengancam Salman. Aku terus memperhatikan mereka di balik semak semak. Salah seorang dari mereka mulai menjambak rambut pirang Salman sehingga kopiahnya terjatuh.

Beribu cara kupikirkan untuk menolong Salman. Aku tidak tahan melihat Salman suadah tidak berdaya untuk melawan mereka.

"Leonn!!"bentak salah seorang dari mereka kepada Salman.

Niatku untuk menolong salman pun kuurungkan kembali

"Leon!!?"ucapku. Berbagai pertanyaan pun mulai memenuhi pikiranku.

"Leon, listen!? Saya ngutus kamu ke pesantren ini bukan supaya kamu belajar ilmu agama di sini!? Tapi untuk menghancurkan mereka dan pesantren ini!!! "bentak salah seorang laki laki yang bekaca mata itu.

Dear Kekasih HalalkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang