016

1.3K 132 19
                                    

Hallo kembali lagi!!!

Kemarin sempet ga up karena weekend, kalo weekend ga up ya soalnya liburan, otak juga butuh bersantai hehe

Oh iya ada yg bilang ceritanya rada mirip sama cerita yang pernah ada, sebelumnya, saya mohon maaf ya kalo ada kesamaan tokoh, alur dan jalan cerita yang tidak disengaja tapi serius ini murni saya bikin sendiri lho hoho mungkin karena fiksi jadi suka ada yang samanya dikit. Sesama fans YULSIC mungkin saling menginspirasi. Terima kasih yang sudah selalu mendukung jangan bosan yaaa

P.s makasih lho yang udah ngasih masukan dan semangat via dm, dukungan kalian sumber kekuatan saya *apalah*
.
.
.
.
.
.

Ini tidak benar. Kenapa ia harus meragukan pengakuan ibunya, ibunya bukan orang yang gemar berbohong. Ini salah. Mengapa ia harus memberi makan egonya dan lebih mementingkan kesenangan dirinya.

"Sekitar satu minggu dari sekarang hasilnya akan keluar, nanti aku akan menghubungi kalian begitu hasilnya keluar" Ucap seorang Dokter pada Yuri dan Mr. Jung

"Baiklah kami akan menunggu hasilnya, terima kasih Dok" Mr. Jung berdiri dan menjabat tangan dokter tersebut.

Yuri ikut berdiri dan memberikan senyumnya tipis.

"Kami permisi" Pamit Mr. Jung.

Semenjak tadi Yuri hanya terdiam dan terus menimang apakah ini benar? Apa keuntungan dari keputusan ini? Bukankah sama-sama menyakitkan? Baiklah katakan saja hasilnya positif dan ia memang anak Mr. Jung pasti itu menyakiti hatinya dan Jessica namun jika hasilnya negatif tentu ini juga menyakiti hatinya karena berarti selama ini ibunya... Ah membayangkannya saja hatinya sudah sakit.

"Kau tidak apa-apa?" Mr. Jung mengelus bahu Yuri.

Yuri tersedar dan menoleh ke arahnya lalu hanya tersenyum sebagai jawaban.

"Semoga hasilnya yang terbaik untuk semua"

Yuri hanya mengangguk, baiklah biarkan Tuhan yang menentukan kemana hatinya harus melangkah. Bertahan atau berlayar meninggalkan.

"Mau makan siang dulu atau kau ada pekerjaan?" Tanya Mr. Jung kembali.

Mr. Jung sungguh ayah yang baik, semenjak peristiwa itu ia rajin menghubungi Yuri sekedar bertanya kesibukannya atau bertanya sudah makan. Yuri sedikit canggung namun ia tak mempermasalahkannya ia senang. Ia memiliki ayah.

Hah siapa yang harus ia pilih? Lebih baik memiliki ayah atau... Kekasih hati? 

"Aku akan langsung pulang saja, kebetulan nanti ada acara di salah satu radio" Jawab Yuri sopan.

"Baiklah, tapi jangan lupa makan kau terlihat lebih kurus sekarang"

"Aku makan dengan baik tenang saja Dad" Yuri tertawa sedikit. Dad?  Lucu.

"Sooyeon sedikit mengeluh padaku, katanya akhir-akhir ini kau sibuk dan sulit dihubungi, kau.. Menghindarinya?"

Yuri menatap pada mata cokelat itu. Mata yang mirip sicachunya.

"Lebih baik seperti ini"

"Tapi kan kita belum tau hasilnya"

'Sungguh aku sama sekali tidak meragukan kejujuran Eomma maupun kau Dad'

Yuri diam. Ia harus berkata apa? Ia yakin Mr. Jung pasti tau hasil dari tes ini pasti mengecewakan mereka.

"Baiklah Daddy pulang dulu, jaga kesehatanmu dan jangan terlalu banyak pikiran Daddy tak mau kau sakit" Mr. Jung kembali mengelus bahu putrinya dan berjalan menuju parkiran.

What is love? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang