018 - END

2K 146 39
                                    

Bisa nulis ada END nya seneng amat hehe soalnya dari dulu kalo nulis ga pernah nemu end 😄😄

Makasih lho support kalian dari awal sampai akhir kalian terbaik!!

Semoga kita bisa bertemu di cerita lain 😘😘

Ayo dong kita berteman jangan diem-dieman 😉
.
.
.
.
.
.

Yuri dan Sooyoung sudah sampai di tempat yang dituju, para wartawan sudah banyak mengerumuni gedung tersebut.
Yuri sedikit menghela nafasnya.

"Kau yakin?" Tanya Soo menatap sahabatnya khawatir.

"Nee.. Jangan membuat malu Korea.. Kajja" Yuri membuka pintunya dan sederet wartawan langsung mengambil fotonya, blitz menyilaukan mulai menyala suara suara jepretan saling berpacu berlomba mengabadikan moment.

"Yuri ssi lihat kemari"

"Yuri ssi tersenyum kemari"

"Yuri ssi sendirian?"

Dan banyak pertanyaan lain muncul. Soo hanya mengamati sahabatnya yang tersenyum dan melambaikan tangannya dengan hangat dan ramah.

'Kau memang artis hebat Yul, kau pandai menyembunyikan luka'

Saat mereka memasuki gedung tiba-tiba ponsel Yuri berbunyi. Daddy.

'Ada apa menelpon?'

"Ya?"

"Yul dia sudah tau" Suara diseberang terdengar cemas.

"Sudah tau apa? Dan siapa?" Yuri sedikit bingung. Dia siapa?

"Sooyeon.. Jessica.. Dia sudah tau semuanya, dia melihat hasil tes kita"

Degh.

Hatinya langsung melengos mendengar ucapan Daddynya. Kenapa secepat ini dia tau.

"Sekarang dimana dia Dad?" Ucap Yuri sedikit berteriak.

"Daddy tidak tau setelah dia membaca hasil itu dia pergi, tolong nak temukan dia Daddy dan Sunny sedang mencarinya tapi belum menemukannya. Daddy mohon cari dia nak Daddy takut dia melakukan hal yang tidak-tidak" Suara Daddynya mulai terdengar terisak.

"Aku akan mencarinya" Yuri langsung menutup teleponnya dan berlari kepada Sooyoung.

Sooyoung yang melihat wajah gusar Yuri merasa bingung.

"Kau kenapa?"

"Ikut aku, kita pulang dan mencari Jessica"

"Wae?" Tanya Soo semakin bingung.

"Dia sudah tau"

"Hah?" Ucap Soo terkejut.

'Hah masalah semakin runyam'

***

Udara malam New York di musim dingin adalah yang paling parah. Dinginnya menusuk sendi dan rusuk. Bahkan rasanya jika kita memakai jaket pun dinginnya masih menetap.

Apalagi bagi seorang gadis yang mengenakan baju terbuka, tanpa jaket, sarung tangan maupun syal.

Ia berkali-kali mengusapkan kedua tangannya mencari kehangatan dan memeluk tubuhnya sendiri agar sedikit lebih hangat.
Beberapa pasang mata mengamati, mungkin mereka merasa heran di udara sedingin ini mengapa ada orang yang cukup bodoh keluar tanpa penghangat sedikitpun?

Jessica tidak memperdulikan tatapan aneh orang disekelilingnya, baginya dingin ini tak seberapa dengan rasa sakit di hatinya.
Ada lubang besar yang terbuka dan terasa sangat sakit.

What is love? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang