Maaf up nya kemaleman!! Tapi baru sempet nya malem nih maaf yaaa semoga masih sabar nungguin
Terima kasihhh
.
.
.
.
.
.Yuri meremas kertas yang ada di tangannya lalu melempar ke sembarang arah.
Ini sudah ketiga kalinya ia melihat isi kertas tersebut."Brengsek!!! sialan!!" Yuri menendang apapun yang ada di depannya, nafasnya memburu, matanya memerah.
Sudah hampir satu jam ia mengamuk di kamarnya membuat kamarnya seperti kapal pecah. Lalu tiba-tiba suara bel membuatnya terpaku. Siapa?
Tapi Yuri memilih diam tanpa minat untuk membuka pintu, tubuhnya melemas, lututnya lunglai dan semua tenaganya seperti habis hingga akhirnya ia berjongkok memeluk lututnya sambil menangkupkan wajahnya.
Sungguh ini sakit sekali Tuhan, mengapa ini tidak adil untukku tak bisakah aku memohon padamu? Atau aku siap menukar apa saja asal jangan dia, kau boleh memilih siapa saja ayahku asal jangan dia! Ku mohon.
Suara bel di pintu tidak kunjung berhenti namun Yuri masih enggan membuka pintu hingga suara bel berubah menjadi suara ketukan.
"Yul kamu di dalam?"
Soo? Iya itu Sooyoung.
"Soo?" Teriak Yuri ragu dengan tenaga yang tersisa.
"Iya ini aku, bukalah pintunya"
Yuri berjalan gontai menuju pintu, dibukanya kunci dan pintu tersebut hingga nampaklah seorang yeoja tinggi di balik pintu itu.
"Yul are you oke?" Tanya Soo dengan pandangan heran.
Yuri hanya tertawa sumbang.
"I'm fine you know, see?" Ocehan Yuri malah membuat Soo semakin takut dengan sahabatnya ini, bukan takut karena dirinya dalam bahaya tapi takut jika sahabatnya tidak dalam keadaan baik-baik saja.
Soo masuk ke dalam apartemen Yuri dan semakin kaget dengan suasana di dalam yang mirip seperti habis terkena gempa atau angin puting beliung.
"Yul.. Ini.. Kenapa?" Tanya Soo kaget.
Yang di tanya malah tertawa hambar dan pergi ke arah dapur mencari minuman yang dapat menenangkannya.
"Kau kenapa? Habis kemalingan?" Tanya Soo lagi sedikit bercanda.
"Iya, hatiku kemalingan dan semuanya hilang bahkan mimpi-mimpi ku ikut terbawa. Hilang tak tersisa"
"Yul you not oke, ceritakan padaku ada apa?"
"Apa yang harus aku ceritakan padamu? Semua sudah jelas Soo. Si brengsek itu, ayahku.. ah bukan lelaki bermarga Jung itu, jika saja ia tak berbuat bejat pada eommaku pasti aku tidak perlu sesakit ini melihat kenyataan yang sebenarnya! Kenapa harus aku? Kenapa?" Ucap Yuri sambil terisak dan tak lama air matanya tumpah.
Soo langsung memeluk sahabatnya dengan erat membiarkan sahabatnya menangis dalam pelukannya karena hanya itu yang bisa ia berikan.
"Kita memiliki ayah yang sama Soo, kenapa? Kenapa saat aku sudah begitu dalam mencintainya kenapa harus ada kenyataan seperti ini?" Yuri semakin menjerit.
Jujur Soo juga merasa sakit melihat sahabatnya seperti ini, belum pernah ia melihat sahabatnya sehancur ini bahkan dulu waktu ia ditinggalkan Tiffany karena alasan konyol pun Yuri tetap berdiri tegak tanpa air mata sedikitpun. Sekarang Soo tau sudah seberapa jauh perasaan Yuri pada ice princessnya itu.
Setengah jam Yuri terus menerus menangis hingga akhirnya ia tertidur karena lelah. Soo melihat jam di tangannya.
'Sepertinya akan terlambat'
KAMU SEDANG MEMBACA
What is love?
FanfictionKwon Yuri model, aktris terkenal yang sedang naik daun tidak pernah ingin ke New York selain masalah pekerjaan namun ternyata Ia harus segera menyelesaikan wasiat mendiang ibunya di New York. Jessica Jung CEO Blanc & Eclare butik ternama di Amerik...