Pada langit..
Bolehkah aku menangis? Aku sudah cukup hancur karena rasa ini. Rasa yang terus aku bohongi, rasa yang terus aku paksa untuk selalu memaafkan.
Turunkan hujanmu, aku ingin berbaur dengannya untuk menutupi tetesan air mata yang sudah tak mampu lagi untuk ku bendung.
Pada langit..
Kirimkan pelangi terindahmu. Beri aku harapan kuat bahwa setelah badai akan ada pelangi, walau sesulit apapun perjuangan untuk menunggu dan melihat pelangi itu.
Pada langit..
Tampakkan senjamu. Yakinkan diriku bahwa sebelum badai ini, aku pernah mengalami fase menakjubkan pada hati. Walau harus seperti senja yang hanya sesaat, lalu mengantarkan ku pada sisi gelap setelahnya.
Hariku, 08:25
KAMU SEDANG MEMBACA
Menertawakan Kenangan
PoesíaUntukmu; yang enggan membaca jujurku, bahkan untuk sekedar membaca sinar mataku. . . . . . Mungkin bisa berawal dari membaca lalu memahami, kemudian memutuskan untuk terus maju atau berhenti, tekad ataupun hati🍃