Bersama Badai

514 196 157
                                    

Maaf, aku kembali. Percayalah ini untuk sebuah kejujuran..

Aku harap kamu ingat, dulu sebelum kedua titik menggariskan kita untuk saling bertemu, kita adalah dua orang asing yang memiliki samar dalam cerita buruk yang menghantui.

Kemudian, kita menjadi garis utuh yang terus membentuk sebuah makna dalam banyak warna, tidak lagi sesamar abu-abu yang membingungkan atau sepekat hitam yang menghancurkan.

Harusnya aku sadar, bukankah tidak seharusnya aku membiarkan perasaan ini mendalam? Mencekikku pilu saat kamu dengan asiknya mementingkan egomu.

Kamu tau hati perempuan? Ia akan merasa kesusahan setengah mati ketika harus menahan rasa yang terus tumbuh tanpa kendalinya semakin menjadi. Bahkan ia akan terluka jika menyembunyikan rasa sayang yang mulai menguasai logikanya.

Sekarang, izinkan aku sedikit menyadarkanmu dari waktu lampau yang telah membuatmu bungkam dan hilang, sayang..

Kamu pernah hadir sebagai sesuatu yang membuat hari-hariku sempurna. Sampai badai itu datang. Kita lengah, kita terpisah. Saat aku berusaha mencarimu, ternyata.. kamu telah lebih dulu diselamatkan oleh orang lain.

Ada rasa lega menyeruak di hatiku saat mengetahui kamu baik-baik saja setelah kejadian buruk itu.

Tapi aku, seperti orang tidak tahu diri, karena mengabaikan orang yang telah menyelamatkanku. Aku hanya ingin kamu kembali, walau aku melawan rasa sakitku sendiri karena badai; untukmu.

Ternyata, keputusanmu sebelum badai itu datang telah goyah oleh angin. Sehingga kini aku menerima luka, bahwa kamu lebih nyaman bersama penolongmu..




Kamis, 17:30

Menertawakan KenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang