Chapter 9

84 3 0
                                        

Hari demi hari terlewati dan Raemi masih belum menunjukkan perbaikan. Lima hari telah berlalu dan Raemi tidak menunjukkan tanda-tanda akan sadar.

"Tenanglah, Hyung. Raemi Noona akan baik-baik saja", Jimin menenangkan Yoongi.

"Betul Hyung, sekarang cobalah fokus berlatih", tambah Jungkook.

Yoongi tidak bia tenang. Beberapa hari terakhir ia sering melamun dan membuat kesalahan selama latihan. Bahkan setelah keluar dari rumah sakit 3 hari yang lalu, ia makan tidak teratur.

***

Suara alat-alat medis membangunkan Raemi dari tidur panjang. Sudah seminggu sejak kejadian kebakaran itu.

"Raemi Noona, kau sudah sadar", suara ini, bukan suara Yoongi.

Dengan mata masih sulit menerima cahaya. Ia berusaha membuka mata. Samar-samar ingatannya kembali saat ini mendengar Yoongi berteriak memanggil namanya lalu sesaat kemudian merintih kesakitan lalu semuanya gelap dan ia terbangun disini.

"Yoongi dimana?", katanya setelah menyadari yang di sampingnya adalah Taehyung.

"Hyung, baik-baik saja, tenanglah Noona, ia langsung dibawa kesini bersamamu, dan pulih esoknya", Raemi hanya mengangguk.

Tak lama pria lain datang

"Noona, bagaimana kabarmu? Wah sepertinya aku membawa keberuntungan Hyung", kata Jungkook polos.

"Apa maksudmu?", tanya Taehyung.

"Raemi Noona sadar saat aku mengunjunginya", candanya.

"Yang benar saja, ia sadar karena aku menungguinya", Taehyung tak mau kalah.

"Hei, kalian berisik sekali"

Hoseok selalu kesal melihat 2 pemuda ini kalau sudah berdebat.

"Yoongi tidak datang?"

"Sebentar lagi, kau pasti sangat merindukannya", goda Hoseok.

Tak lama kemudian, pria yang Raemi tunggu datang. Ia menggunakan jaket hitam dan topi hitam kesukaannya. Tak lupa masker agar tak menarik perhatian. Ketiga pria lainnya meninggalkan mereka berdua. Ketiga pria lainnya meninggalkan mereka berdua.

"Kamu baik-baik saja sekarang?"

"Kamu kenapa sih, sudah kebakaran seperti itu masih saja memikirkan orang lain", kata Yoongi tak berhenti.

Raemi mendudukan diri memandangi Yoongi. Ia berhak marah karena Raemi sudah membahayakan dirinya, mempertaruhkan nyawanya demi orang lain. Lagipula Raemi adalah seorang dokter, sudah menjadi nalurinya kalau ia ingin menyelamatkan orang lain.

Raemi masih diam. Ia biarkan Yoongi mengomel sendiri mengeluarkan kalimat-kalimat protesnya.

Raemi membuka tangannya.

"Kamu yakin cuman mau ngomong disitu?"

"Aku mau dipeluk orang yang telah menyelamatkan nyawaku", pinta Raemi

Tak ada hitungan detik Yoongi sudah bergerak mendekati tempat tidur Raemi.

"Maafin aku Yoongi, maaf sudah membuatmu khawatir"

Yoongi memeluk Raemi semakin erat. Mereka hanya diam menikmati harum tubuh masing-masing. Hal yang paling mereka rindukan saat ini. Tanpa disadari pundak Raemi merasakan sesuatu. Ia melepas pelukan Yoongi dan melihat air mata di pipi pria itu. Ibu jari Raemi mengusap lembut air mata yang membasahi wajah favoritnya.

"Wah, Min Yoongi bisa nangis juga", goda Raemi.

"Aku khawatir, bagaimana aku bisa baik-baik saja", ia mengambil nafas.

"Menunggumu sadar, seminggu bagaikan setahun"

"Apa? Sepertinya kamu terlalu banyak menghirup asap, sejak kapan kamu jadi romantis begini?"

"Aku tak peduli, aku bahagia kamu kembali Raemi­-ya­", Yoongi memeluk Raemi lagi.

Tok-tok. Suara pintu menghentikan aktivitas mereka.

"Apa aku menganggu?", Jimin menengadahkan kepalanya di pintu.

Mereka sudah di depan sedari tadi memperhatikan Raemi dan Yoongi.

Jungkook membawa kameranya merekam setiap momen yang berlangsung.

"Wah ada apa ini? Jadi ramai sekali", canda Raemi.

Tiba-tiba Yoongi mengambil tangan Raemi dari tempatnya. Lalu mengeluarkan kotak dari jaketnya. Masih dengan posisi yang sama Raemi tahu apa yang sedang Yoongi lakukan.

"Tunggu. Tunggu dulu. Aku bahkan tidak memakai make up sekarang, jangan sekarang kumohon", Raemi menutup wajahnya.

Tetapi Yoongi memegang tangan lembut. "Aku menyukai kamu apa adanya Raemi-ya­"

Kini Yoongi tampak gugup, tetapi Namjoon dan Hoseok menyemangati.

"Ayo, Hyung, jangan malu-malu"

"Diam aku sedang berkonsentrasi", jawab Yoongi cepat.

"Yoon Raemi, aku ingin kamu menjadi wanita yang membuatku selalu ingin pulang, menantiku di depan pintu, menjadi alasan aku tersenyum di setiap aku membuka mata, dan menjadi alasan ku tidur nyenyak setiap malam setelah hari panjangku", Yoongi terdiam sebentar. Ia mengambil nafas, untungnya jantungnya cukup kuat untuk mengatakan kata-kata barusan.

"Maukah kau menikah denganku?", kini kotak itu terbuka dan memperlihatkan cincin yang begitu indah.

"Tidak", Yoongi sempat kehilangan senyumnya.

"Tidak mungkin aku menolakmu Yoongi maksudku", jawab Raemi memberikan senyuman terbaiknya.

"Kau melupakan bunganya Hyung, padahal aku sudah menyiapkannya", canda Taehyung.

Baru saja Taehyung akan memberikan bunganya pada Raemi. Tetapi Yoongi menahannya.

"Aku yang akan menikahinya, jadi aku yang akan memberikan bunganya, Taehyung-ssi"

"Ah, Hyungku ini pandai bicara sekarang"

Kesedihan telah berlalu. Kini masa depan menanti mereka. Lalu bagaimana kehidupan BTS setelah Yoongi dan Raemi menikah?

Itu masih menjadi misteri masa depan.

Aku MemilihmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang