Malam itu, aku sangat yakin rencanaku akan berjalan lancar dan semuanya terjadi seperti yang telah aku bayangkan. Sebagai laki-laki yang telah menjalani hubungan selama hampir tiga tahun dengan seseorang, pastilah aku menginginkan hubungan ini berlanjut ke jenjang yang lebih serius yaitu, pernikahan. Dari awal pun aku tidak ingin menjalin hubungan hanya sekedar pacaran tanpa tahu akan dibawa kemana hubungan ini. Beberapa waktu belakangan ini pun aku dan pacarku, Nadine sudah sering membicarakan hal tersebut. Aku mendatangi orang tuanya, meminta izin secara formal untuk menikahi Nadine dan menjadikannya istriku, kira-kira begitulah rencanaku.
"Kamu serius?" tanya Nadine.
"Ya serius lah, kan kita juga udah bicarain ini kemarin-kemarin. Kamu enggak yakin sama aku?".
"Hmmm.... bukannya begitu sih Ta, aku cuma ngerasa ini kecepetan aja" jawab Nadine.
"Tiga tahun lebih kita sama-sama udah cukup banget bikin aku yakin sama kamu. Aku mau serius sama kamu. Aku enggak mau anter jemput kamu lagi, aku mau tiap bangun tidur dan tiap aku mau tidur ditemenin sama kamu."
"Ih apaan sih, ada-ada aja. Bisa juga kamu gombal gini" gurau Nadine.
***
Aku Genta, tahun ini usiaku genap 27 tahun. Aku bekerja sebagai teknisi di salah satu perusahaan minyak di Indonesia. Untukku pribadi, di masa-masa seperti ini bukan lagi uang atau materi yang aku butuhkan. Pasangan hidup, seseorang yang akan akan selalu ada disaat aku penat dengan pekerjaan atau hanya untuk menjadi teman bersenda gurau bersama yang aku butuhkan saat ini. Bukan berarti aku sudah kaya raya sehingga tak lagi memikirkan uang ataupun materi, namun aku rasa hasil kerja kerasku selama ini sudah cukup untuk memiliki keluarga kecil sederhana.
Pacarku, Nadine adalah sosok terbaik yang aku pernah temui selama ini. Dibalik umurnya yang relatif masih muda, sikap, sifat Nadine yang dewasa dan keibuan lah salah satu alasanku untuk segera menjadikannya temen hidupku selamanya. Perbedaan umur kami terlampau jauh, yaitu empat tahun dan Nadine tahun ini genap berumur 23 tahun. Kami telah menjalin hubungan selama hampir tiga tahun dan aku merasa jangka waktu tersebut cukup untuk kami saling mengenal dan meyakinkan diri melangkah ke jenjang yang lebih serius, yaitu pernikahan.
Hari ini di tanggal 28 Oktober 2016, berkedok mengajaknya untuk nge-date, aku berniat untuk melamar Nadine secara pribadi dan menunjukan keseriusanku kepadanya. Aku memang sengaja memberi dia surprise hari ini, selain untuk melamar juga merayakan hari ulang tahunnya kemarin lusa. Aku adalah sosok laki-laki yang sangat jauh dari kata romantis, namun hari ini tepat pada malam ini aku akan dikenang sebagai Genta yang romantis.
Tidak banyak yang aku persiapkan, hanya sebuah cincin berinisial "ND", se-bucket bunga mawar putih, dan sebuah kartu ucapan yang bertuliskan "Will you marry me?". Hal ini telah aku pikirkan matang-matang, tepatnya selama seminggu penuh. Tentu didukung dengan riset-riset pribadi yaitu bertanya pada teman yang sudah menikah ataupun dengan berselancar di internet dengan keyword "Cara jitu melamar wanita dengan romantis" ataupun "Tempat paling romatis di Jakarta". Ya, walaupun pada akhirnya aku hanya akan melamar Nadine dengan romantis ala ku dan di dalam mobil, tanpa ada hiasan-hiasan ataupun kumpulan lilin berbentuk hati.
Semua yang kubutuhkan telah siap di dalam mobil dan akupun bergegas menjemput sang pujaan hati di rumah.
From: Genta
Yang, aku jemput sekarang ya. Kamu siap-siap, jangan lupa dandan yang cantik, ok???
From: Nadine
Okayy!
Aku gugup sepanjang jalan, jantungku berdegup kencang pikiranku entah melayang kemana membayangkan apa yang akan terjadi nanti. Membayangkan bagaimana reaksi Nadine ketika aku mengatakan kata sakral itu di depannya, apakah dia akan menangis haru atau tertawa bahagia, aku sungguh tidak dapat menebaknya. Jarak rumah kami yang cukup jauh membuatku semakin gugup karena waktu yang kubutuhkan untuk berpikir yang tidak-tidak semakin banyak. Pikiranku saat ini adalah sampai ke rumah Nadine secepat mungkin.
![](https://img.wattpad.com/cover/167443618-288-k160502.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A Gift From Heaven
RomanceAku tidak pernah merasa benar-benar spesial di mata orang lain pun merasa sespesial ini ketika bersama orang lain. Baru dan mungkin memang hanya dirimu yang dapat membuatku merasakan perasaan ini. Through this, I would like say thank you for being a...