32

1.4K 54 7
                                    

Brukkk


"Nes!" teriak Gilbert



"Lo tuh apaan Sih Dev!" teriak Gilbert kembali



"Mundur ga lo!"



Gilbert melangkah mundur ke belakang, bukannya Gilbert takut dengan Devano. Meskipun cara Devano salah, ia tahu kalo Devano ada butuh dengan Aneska jadi ia tidak ingin ikut campur



Aneska meringis kesakitan karena kakinya tersandung oleh kaki Devano. Devano ingin membantu Aneska Berdiri, Namun Aneska menolaknya



"Gilbert bantuin aku, kakiku sakit ishhh." rengek Aneska



Gilbert tidak ingin ikut campur. Tapi ia tidak bisa melihat Aneska seperti itu, ia pun memutuskan untuk membantu Aneska



"kamu ga usah ikut campur!" kata Devano tegas. Hal itu membuat Gilbert berhenti melangkahkan kakinya



"Gilbert ishhh!" desis Aneska



"Maaf Nes kamu selesain masalah kamu sama dia dulu, aku ga mau ikut campur. Aku tunggu di kantin ya." ujar Gilbert kemudian ia membalikkan badan dan berjalan berbalik meninggalkan Aneska dengan Devano di sana



"Gilbert tega lo ya!!!" teriak Aneska, Gilbert tidak menoleh ia tetap berjalan meninggalkan Aneska untuk pergi ke kantin



"Mau kamu tu apa sih?!" kata Aneska, dengan sekuat tenaga ia mencoba bangun dari lantai



"Mau aku? ... KAMU." ujar Devano kemudian memeluk Aneska erat



"Lepasin aku goblok! Apaan sih lepasin ga!!" Aneska terus saja meronta di dalam pelukan Devano



Beruntungnya sekolah sekarang sudah sepi karena ini sudah jam pulang sekolah, ini semua gara-gara Aneska sendiri sih daritadi ia tidak mendengarkan guru yang mengajar dan berakhir ia tertinggal materi, sehingga ia harus mencatatnya saat itu juga



Namun Devano tetap saja kekeuh memeluk Aneska "aku bakal lepasin kamu, tapi kamu diem dulu."



"Ngga lepasin aku!!! Atau aku teriak!!!" seru Aneska



"Teriak aja, siapa yang bakal nolongin kalo sepi begini? Gilbert? Gamungkin sayang!"



"Sayang! Sayang! Pala lu! Lepasin aku!!!" teriak Aneska



"Dengerin aku dulu."

You're my heart ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang