Suara itu ...
Suara yang mereka rindukan
Hampir satu tahun lamanya mereka tidak pernah bertegur sapa, bahkan melemparkan senyuman pun jarang
Bergandeng tangan pun tidak mungkin terjadi apalagi berpelukan
Mereka saling merindukan, namun gengsi mereka lebih besar dibandingkan rasa rindu itu
Inilah saat-saat penantian itu ...
Namun senyum Aneska tiba-tiba saja hilang saat menatap Devano
Melihat wajahnya saja seperti membuka luka lama yang dengan susah payah ia obati
Luka yang begitu dalam
Ia ingat bagaimana lelaki itu meninggalkannya begitu saja tanpa alasan apapun
Luka
Itu yang Aneska rasakan sekarang
Rasa yang dulu pernah ada kemudian hilang
Namun naas kini luka itu kembali hadir di sisi Aneska
"Hai Nes!" sapa Devano, ia tidak ada henti-hentinya menatap gadis itu yang sekarang setia menundukkan kepalannya
Hening
Aneska tetap saja diam tidak menjawab sapaan Devano, rasa yang dulu hilang kini telah datang kembali, sakit sekali rasanya menjadi Aneska
Kenangan demi kenangan kini kembali bermunculan dipikiran Aneska, ingin sekali Aneska menangis saat itu juga. Namun dengan sekuat tenaga ia menahannya
Dengan cepat ia berjalan melalui Devano yang berdiri tepat di depannya, Devano bingung. Devano berpikir sepertinya ia tidak salah lalu mengapa Aneska pergi begitu saja
Apa dia lupa?
Devano yang masih cengo kini menghadap ke belakang ke arah Aneska yang pergi meninggalkannya begitu saja
Setelah sadar dengan lamunannya sendiri, Devano langsung berlari mengejar Aneska yang telah menghindar cukup jauh dari jangkauan Devano
"Nes!" panggil Devano kembali, Namun yang dipanggil sama sekali tidak menoleh. Aneska berlari sangat kencang, sehingga Devano juga harus berlari untuk mengejar Aneska
"Nes pliss dengerin aku dulu!" ucap Devano kencang supaya Aneska dapat mendengarnya dan berhenti untuk berlari
Blammm ...
Itu suara pintu di tutup dengan sangat kencang, iya itu pintu apartemen milik Aneska, gadis itu dengan cepat menutup pintu apartemennya sehingga Devano tidak dapat bertemu dengan Aneska
Devano mengetuk-ngetuk pintu Aneska, tetapi tetap saja Aneska tidak membuka pintu itu untuk Devano
Devano kesal sangat kesal, seharusnya tadi ia tidak melamun sehingga ia dapat berbicara dengan Aneska
Bodoh benar benar bodoh
Aneska pov
Hah Devano ada di Singapura? Terus kok ada disini sih? Dia satu apartemen sama aku?
KAMU SEDANG MEMBACA
You're my heart ✔
Teen Fiction[FINISHED] Beberapa part di private acak jadi harap follow dulu untuk membaca! ❝Ditinggalkan bukan akhir dari segalanya bukan?❞ [PLEASE DONT COPY MY STORY]