36

1.2K 36 5
                                    

Suara itu ...



Suara yang mereka rindukan



Hampir satu tahun lamanya mereka tidak pernah bertegur sapa, bahkan melemparkan senyuman pun jarang



Bergandeng tangan pun tidak mungkin terjadi apalagi berpelukan



Mereka saling merindukan, namun gengsi mereka lebih besar dibandingkan rasa rindu itu



Inilah saat-saat penantian itu ...



Namun senyum Aneska tiba-tiba saja hilang saat menatap Devano



Melihat wajahnya saja seperti membuka luka lama yang dengan susah payah ia obati



Luka yang begitu dalam



Ia ingat bagaimana lelaki itu meninggalkannya begitu saja tanpa alasan apapun



Luka



Itu yang Aneska rasakan sekarang



Rasa yang dulu pernah ada kemudian hilang



Namun naas kini luka itu kembali hadir di sisi Aneska



"Hai Nes!" sapa Devano, ia tidak ada henti-hentinya menatap gadis itu yang sekarang setia menundukkan kepalannya



Hening



Aneska tetap saja diam tidak menjawab sapaan Devano, rasa yang dulu hilang kini telah datang kembali, sakit sekali rasanya menjadi Aneska



Kenangan demi kenangan kini kembali bermunculan dipikiran Aneska, ingin sekali Aneska menangis saat itu juga. Namun dengan sekuat tenaga ia menahannya



Dengan cepat ia berjalan melalui Devano yang berdiri tepat di depannya, Devano bingung. Devano berpikir sepertinya ia tidak salah lalu mengapa Aneska pergi begitu saja



Apa dia lupa?



Devano yang masih cengo kini menghadap ke belakang ke arah Aneska yang pergi meninggalkannya begitu saja



Setelah sadar dengan lamunannya sendiri, Devano langsung berlari mengejar Aneska yang telah menghindar cukup jauh dari jangkauan Devano



"Nes!" panggil Devano kembali, Namun yang dipanggil sama sekali tidak menoleh. Aneska berlari sangat kencang, sehingga Devano juga harus berlari untuk mengejar Aneska



"Nes pliss dengerin aku dulu!" ucap Devano kencang supaya Aneska dapat mendengarnya dan berhenti untuk berlari



Blammm ...



Itu suara pintu di tutup dengan sangat kencang, iya itu pintu apartemen milik Aneska, gadis itu dengan cepat menutup pintu apartemennya sehingga Devano tidak dapat bertemu dengan Aneska



Devano mengetuk-ngetuk pintu Aneska, tetapi tetap saja Aneska tidak membuka pintu itu untuk Devano



Devano kesal sangat kesal, seharusnya tadi ia tidak melamun sehingga ia dapat berbicara dengan Aneska



Bodoh benar benar bodoh



Aneska pov

Hah Devano ada di Singapura? Terus kok ada disini sih? Dia satu apartemen sama aku?



You're my heart ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang