Ku lihat weker, ternyata jam 5 pagi aku bergegas bangun setelah itu aku sholat, dalam sholat aku berdoa semoga hari ini lebih baik dari kemaren.Kenalkan namaku Annisa. pagi ini seperti biasa aku berangkat ke sekolah dengan diantar ayahku. Hari senin, kami akan melaksanakan upacara bendera. Upacara adalah momen yang selalu aku nantikan karena saat berbaris di lapangan karena aku dapat melihat seseorang yang aku kagumi.
“kamu lagi nyari siapa Ca?” pertanyaan itu membuatku kaget dan menghentikan mataku yang terus mencari seseorang sejak tadi.
“Hmm,, gak lagi nyari siapa-siapa kok Din” jawabku cuek.
“Masak sih? Kamu jujur aja deh Ca?”
“Tapi aku gak lagi nyari siapa-siapa, suer deh”
“Iya deh aku percaya.”
Aku memang belum menceritakan tentang seseorang yang aku kagumi itu kepada siapapun termasuk si Dinda sahabatku yang mulutnya ember banget. Dia gak bisa menyimpan rahasia dalam satu minggu pun. Aku takut menceritakan pada Dinda tentang pria itu. Bisa-bisa Dinda akan menyebarkannya dalam dua hari saja, dan aku gak mau itu sampai terjadi.
Aku selalu memendam perasaanku ini hingga tak seorang pun yang tau.
Oh ya aku lupa ada seseorang yang tau, dia adalah sahabatku sewaktu SMP dan sekarang dia sudah berada jauh di luar kota untuk melanjutkan sekolahnya. Terkadang aku merasa sakit dan butuh teman curhat namun rasa takutku dipermalukan jauh lebih besar. Jadi aku lebih memilih menyimpanya rapat-rapat dalam hatiku. Selain temanku waktu SMP tak ada lagi yang tau perasanku selain aku, Tuhan dan diaryku.Pada awalnya aku tak percaya cinta pada pandangan pertama itu ada, mana mungkin seseorang akan jatuh cinta saat dia baru pertama kali melihat seseorang tersebut dan bahkan belum mengenalnya, bagaimana bisa jatuh cinta? Namun semua itu hilang saat kejadian itu.
TIGA TAHUN YANG LALU...
Hari ini adalah hari pertama sekolah sejak aku naik ke kelas VIII. Karena hari pertama jadi tidak ada pelajaran tapi karena kos ku sagat dekat dengan sekolah aku tetap datang setidaknya untuk melihat siswa kelas VII yang sedang melaksanakan MOS.
“Ca temanin ke kelas kak Sri ya?” ajak Tari sahabatku.
“Mau ngapain Ri? Nanti pulang sekolah kamu juga ketemu kan?” jawabku. Aku merasa malas harus berjalan siang ini.
“Iya tapi aku pengen liat anak-ank yang lagi MOS. Lagian ngapain kita duduk aja dikelas dari tadi.” Dia terus membujuk.
“Ya udah deh. Yuk” akhirnya aku tak menolak lagi.
Sesampai di kelas kak Sri, Tari langsung menemui kak Sri. Aku hanya menunggu di depan kelas. Karena bosan menunggu aku berjalan menuju kelas di sebelah kelas kak Sri yang merupakan kelas VII yang sedang melaksanakan MOS. Namun karena hari sudah siang mereka sudah istirahat, namun pandanganku tersita oleh sebuah senyuman disana, seseorang yang tengah terenyum pada perempuan yang berdiri di depannya.
Aku terpaku karena senyuman itu, jantungku berdegup sangat kencang, lidahku terasa kaku dan keringat membasahi tubuhku seperti hujan. Aku benar-benar tak mengerti apa yang sedang melandaku.
“Aku kembali ke kelas ku dulu ya” ujarnya pada perempuan di depannya lagi-lagi tersenyum yang membuatku detak jantungku tak menentu.
“Ya, hati-hati” balas perempuan itu.
“Kamu disini toh Ca? Aku nyariin tauk.” Tari datang mengejutkanku dan membuyarkan lamunanku barusan.
“Eh, udah Ri?” jawabku gugup.
“Udah, bagaimana kalau kita keliling dulu liat anak-anak lagi MOS.” Ajak Tari.
“Ini kan udah jam istirahat Tar, mereka pasti lagi nyari makan karena habis dikerjain.”
