" Hidup itu indah, seindah embun yang menyapa di pagi hari. " - Althea
_••_
Sinar mentari memasuki ruang yang bersuansa putih saat seorang wanita paruh baya membuka kan jendela sipemilik ruangan.
"Sayang, bangun udah pagi loh. Sana buruan mandi ntar kamu ditinggalin sama kakak-kakak kamu," kata wanita paru baya itu sambil menepuk badan si pemilik kamar.
Badannya menggeliat mencari posisi ternyaman. "Emm, lima menit lagi deh, Bun."
"Yaudah, kalau kamu gak mau bangun Bunda gak bakalan izinin kamu liburan ke Skotlandia," cetus Bunda dengan suara mengancam.
Mendengar ancaman sang Bunda, si pemilik mata sayu itu pun bangun dan langsung berlari menuju kamar mandi tanpa membuang-buang waktu lagi.
"Dengar Begituan aja baru mau bangun, yaudah Bunda tunggu ya dibawa buat sarapan." cibir sang Bunda lalu pergi meninggalkan kamar putri semata wayangnya.
Tidak membutuhkan waktu lama bagi seorang Althea untuk mandi, karena baginya, dia tidak mandi sekali pun masih banyak yang suka padanya. Althea turun menuju ruang makan tempat di mana ia, Ayah, Bunda, dan keempat kakaknya menghabiskan waktu paginya sebelum memulai aktivitas mereka masing-masing.
"Pagi semua," sapa Althea dengan senyum yang ceria.
" Pagi My Rara," jawab Raymond sambil mengacak rambut sang adik.
"Ih, Kak Ray jangan diacakin dong rambut, Rara. Ntar gak bagus lagi." bentuk protesan Althea tunjukkan pada kakak sulungnya itu.
"Pagi My Angel," sahut Aron sambil menyium kening sang adik.
"Udah mau telat, cepet buruan habisin makanan lo beruang, ntar telat, lagi. Emangnya lo mau manjat buat masuk ke sekolah?" tanya Rio sambil menghabiskan omlet buatan Bunda.
"Ck! Kak Ray. Dengar tuh, masa Thea dibilangi beruang." adunya pada Raymond.
Raymond hanya tertawa kecil mendengar aduan sang Adik. Lalu beralih menatap tajam ke arah Rio sambil menunjuk dengan garpu ditangannya. Nyali Rio untuk mengumpat sang adik menciut karena tatapan tajam yang Raymond berikan.
"Udah-udah diem, pamali berantem pagi-pagi. Kamu juga, Yo, suka banget ganguin Adikmu." tegur Bunda.
"Abis dia lucu, Bun, kalau lagi marah." Rio cekikikan memandang ke arah Althea.
"Thea, ayo berangkat." ajak Tezza.
"Ya, Kak." gadis itu menyandang tas nya
"Kita berangkat dulu, ya Bun, Yah, Kak Ray, Kak Aron." pamit Althea pada semuanya sambil mencium mereka secara bergantian.
"Iya sayang, hati-hati yang serius belajarnya," ucap tuan Dimitri sambil mencium kening putrinya.
"Ayay captain," jawab Althea
Diantara semua pria di rumah Dimitri, Althea lebih menyukai sikap Ayahnya, tidak pernah melarangnya untuk melakukan ini dan itu. Selalu ada waktu untuk dirinya ataupun Bundanya. Walaupun jadwal kerja pria paruh baya itu terbilang sangat padat. Karena bagi Ayahnya, keluarga itu adalah nyawa, dia lebih memilih kehilangan berbagai tender proyek kerja sama, dibandingkan harus kehilangan waktu bersama istri dan anak-anaknya.
Althea dan Tezza berjalan menuju pintu, tapi seketika langkah mereka terhenti saat mendengar teriakan seseorang yang sangat keras, ya, siapa lagi kalau bukan Rio?
"Woi! tungguin gue, wah parah lo berdua gue ditinggalin!" teriak Rio
"Ck! Ogah. Kak Rio lelet, salah sendiri kenapa lama. Udah kak Za, gak usah didengerin kita tinggalin aja." hasut Althea pada kakak ketiganya itu.
Tezza menatap datar. "Buruan." hanya satu kata itu yang keluar dari mulutnya.
"Apanya?" tanya Rio
"Lo"
"Ha?" tanya Rio karena tidak paham dengan maksud saudara kembarnya.
"Ck! Satu menit. Kalo lama gue tinggal." jelas Tezza sambil berjalan keluar rumah diikuti oleh Althea.
Mendengar itu, Rio langsung buru-buru berpamitan kepada Bunda, Ayah dan kedua kakaknya lalu keluar rumah dan masuk kedalam mobil.
Mobil Honda Honda type R berwarna putih berjalan membelah Ibu kota Jakarta menuju sekolahan mereka.
Saat ini Althea duduk dibangku kelas sebelas Sekolah Menengah Atas dan bersekolah di SMA Bakti Luhur.
Sekolahan berbasis internasional dan elit itu sangat terkenal di Jakarta. Sekolahan milik keluarganya itu menjadi sekolah elit pertama yang banyak diminati oleh orang-orang menengah ke atas.Siapa yang tidak mengenal keluarga Dimitri? Lebih tepatnya perusahaan Dimitri Crop's. Perusahaan besar dan terkenal dibidang properti, perhotelan,dan resort di berbagai pulau di indonesia dan memiliki banyak cabang perusahaan hingga ke luar negeri. Tapi walaupun Althea anak dari seorang pengusaha terkenal dan adik dari CEO tampan seperti kedua kakaknya Raymond dan Aron, tidak membuatnya sombong, manja atau pun tinggi hati seperti kebanyakan anak pengusaha lainnya.
Karena mempunyai empat orang kakak laki-laki. Mau tidak mau sifat Althea pun mengikut seperti keempat kakaknya ditambah lagi ia yang harus siap mental lahir dan batin untuk menghadapi sifat possesive dan overprotective keempat kakaknya.
Sepanjang perjalanan mereka hanya sibuk dengan pemikiran dan kegiatan masing-masing. Althea yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya, Tezza yang fokus menyetir, dan Rio yang serius dengan kegiatan menggali nya. Ya, ku harap kalian paham dia sedang menggali apa?
Jarak rumah dan sekolahan mereka tidak terlalu jauh hanya memakan waktu 25 menit. Hingga mobil mereka berhenti di depan gedung sekolah dengan baliho bertuliskan SMA Bakti Luhur.
"Turun," ucap Tezza
"Ha?" tanya Althea dan Rio bersamaan
"Ck! Udah sampai." jelas Tezza
Butuh waktu beberapa menit untuk mereka mencerna perkataan Tezza, lalu Althea mengalihkan pandangannya ke luar jendela, lalu tersadar kalau dia sudah sampai di depan sekolah tercintanya.
"Oh," ucap Althea dan Rio berbarengan lalu keluar dari mobil.
Padat, singkat, jelas, dan tepat. Membuat alis Tezza terngkat satu saat mendengar ucapan kedua adiknya itu. Kenapa jadi mereka yang bersifat dingin sepertinya? Tezza menghela napas panjang, berdecak lalu menyusul untuk turun.
_••_
Assalamualaikum. Anyoenghaseoooooo. Holla! Merhaba!
Pasti kaliam bertanya-tanya. Loh, Thor, kok chapter perkenalan Arsen sama Althea dihapus, sih?
Sekali lagi aku minta maaf ya, gaes. Dipart selanjutnya aku bakalan jelasin alasan aku kenapa hapus part
itchu? :vSemoga kalian suka ceritanya.
jangan lupa tinggalkan jejak kalian, vote dan Comment 😉❤-Salma 🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
Daisthisi
Teen FictionAlthea Lyra Dimitri Wanita cantik, baik, pintar,sedikit tomboy,dan permata kedua setelah bunda nya dikeluarga Dimitri. Entah kesialan atau malah keberuntungan yang menimpahnya,sehingga harus mempunyai empat saudara laki-laki yang begitu possesive t...