|D-4|Malam Yang Dingin

127 25 11
                                    

" Aku heran dengan mereka yang mengaku menyukai hujan, kalau menyukai kenapa harus memasang penghalang agar rintikan hujan itu tidak mengenai? Kau mau tau kenapa hujan turun? karena langit sedang berduka. Sama seperti aku" -Arsen

_••_

"Assalamualaikum. Yuhuuu. Spada. Rio cakep se-Nusantara telah tiba."

Rio yang baru saja pulang langsung bersuara seperti orang kesetanan. Hari sudah malam, seluruh anggota keluarga Dimitri berkumpul diruang keluarga seperti biasanya.

Althea sedari tadi menidurkan kepalamya dipaha Aron sambil bermain ponsel. Sedangkan kakak tertuanya Raymond sedang memijat kakinya. ( Kurang bahagia apa lagi lo Thea, gue kasih kakak-kakak yang pengertian)

Ia tidak suka menonton acara tv yang sedang Bundanya tonton. Hingga membuat wanita paruh baya itu menghabiskan satu kotak tisu, dengan bersandar didada bidang milik suaminya yang sedang menenangkan Bundanya setiap kali menonton sinetron yang sama sekali tidak bermutu. Membaca judulnya saja sudah membuat Althea pusing tujuh keliling.

'Suamiku ternyata adalah ayah dari anak kandungku yang sedang bekerja dikantor ayah mertuaku namun karena suamiku mempunyai adik ia harus rela membagi warisan keluarganya.'

Ingatkan Althea untuk menyuruh Ayahnya menutup perusahaan tv swasta itu. Itu tidak bisa disebut dengan judul, bahkan Premis cerita pun tidak. Kenapa tv jaman sekarang bukannya membuat generasi muda makin bersemangat malah mengajarkan kegoblokan yang hakiki.

Ingin sekali Althea memecahkan Tv 70 inch yang sedang Bundanya tonton. Agar air mata Bundanya berhenti dan tidak membumihanguskan pohon-pohon yang ada di hutan karena terbuang dengan begitu saja.

Disebalah kiri Aron, Tezza si tuan kulkas Toshiba dua pintu itu sedang bermain game yang sedang trending dan banyak dimintai kaum Adam akhir-akhir ini.

"Yuhuuu! Rio pulang. Pada kemana, sih? Masa Prince charming gak disambut kedatangannya." gerutu Rio begitu sampai di ruang keluarga.

Seluruh mata menatap Rio datar, minus Althea yang memang sedang berbaring. "Kenapa si setan ini harus pulang lagi kerumah." umpat Aron karena setiap kedatangan Rio pasti akan membuat ketenangan yang mereka resapi hancur karena kerusuhan adik kembarnya yang gila itu.

Semua orang tertawa mendengar umpatan Aron terutama Tezza.

"Hush, Aron, itu adik kamu. Walaupun kelakukannya sering malu-maluin keluarga tapi dia tetep adik kamu." entahlah, mereka semua harus merasa bersalah atau justru tertawa mendengar pengakuan Bunda mereka.

"Ah, Bunda mah gak seru. Rio udah seneng tadinya dibelain tapi juga dijatuhin." Rio duduk di bawah sofa yang Althea tiduri, kepalanya disandarkan kebelakang, tepat berada diatas perut Althea.

"Damai banget hidup lo, ya, kak. Kayak nggak ada beban dosa gitu." sindiri Althea

"Beban gue hilang kalo udah lihat lo Princess," jawab Rio santai.

Althea mengalihkan tatapannya pada Raymond,memasang puppy eyes andalannya yang membuat semua kakaknya tidak bisa menolak permintaan yang Althea minta—meminta bantuan agar menyingkirkan kakaknya yang gila ini.

Tok! Tok! Tok!

Tiga pentungan sendok mencium kening Rio. Althea tersentak, ia pikir hanya Raymond saja yang melakukannya, tapi Aron dan Tezza ikut serta membantu Raymond.

Rio meringis. "Aduh, jahat lo pada sama gue! Lo juga Thea, lo harus dapat hukuman dari kakak lo yang gantengnya melebih Shawn Mendes dan Zayn Malik ini." Althea merotasi bola matanya jengah. Ia jadi kasihan pada kakaknya, Tezza, yang memiliki kembaran gila seperti Rio.

Daisthisi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang