"t-tapi sensei_",
"tidak ada tapi-tapian Bolt, nilaimu sekarang sungguh mengkhawatirkan (menjijikan), jika kau tidak mendapatkan bimbingan mulai sekarang, aku yakin kau akan menjadi mahasiswa abadi dimasa depan".
"tapi_",
"tak ada penolakan bolt, Mulai sekarang kau akan mendapatkan bimbingan dari salah satu mahasiswa terbaikku, namanya Haruno Sarada, kau bisa menemuinya nanti, untuk jadwal dan masalah lainnya bisa kalian diskusikan berdua. Kau boleh pergi sekarang",
Boruto mendecih sebelum keluar dari ruangan Konohamaru.
.
.
.
.
Boruto mengeram marah, beberapa waktu yang lalu dia baru saja berbicara dengan dosen pembimbingnya untuk melakukan konsultasi pasal kuliahnya yang yah bisa dibilang ngadat alias molor a.k.a ngaret. Dia sudah di semester 8, tapi masih banyak mata kuliah yang tidak bisa diselesaikan dengan baik olehnya. Bukannya dia bodoh atau bagaimana, dia cukup cerdas. Hanya dibidang tertentu, ingat itu, hanya dibidang tertentu. Dia paling payah jika berhubungan dengan yang namanya perhitungan. sangat bodoh jika harus berkencan dengan mata kuliah yang berujung pada menghitung bilangan. Dan sialnya semua mata kuliah yang belum diambil dan beberapa yang mengulang sebagian besar berhubungan dengan hitung menghitung. Dia menyesali dirinya yang terjebak di jurusan Ekonomi bisnis seperti sekarang. Sangat sial untuknya menjalani 8 semester ini di fakultas ekonomi. Salahkan saja ayahnya yang begitu kekeuh untuk menyekolahkan anaknya disini. jadi terima nasip saja jika anaknya menjadi mahasiswa abadi diangkatannya.
penyesalan memang selalu datang terakhir. Tidak berguna.
Demi tuhan, boruto lebih baik mengencani dosennya dari pada harus berinteraksi dengan mata kuliahnya. Sialnya lagi, hampir semua dosen yang mengajar difakultas ini adalah dosen-dosen lucknut, yang sangat pelit memberikan nilai, tapi sangat murah hati jika harus memberikan tugas pada mahasiswanya. Sangat dermawan sekali. Ditambah lagi, mereka selalu memberikan deadline singkat untuk semua mahasiswa mengumpulkan tugas-tugasnya. Kampret.
Jadi jangan salahkan dirinya jika rata-rata nilai-nilainya jauh diatas memuaskan. Dia sangat menyukai huruf C dan D, akan ada banyak huruf C dan D jika kau menilik indeks prestasi kumulatifnya. Jika ada yang bernilai B, itu pasti tidak disengaja oleh dosen yang memberikan nilainya. Salah pencet huruf_typo. Ah atau, dosennya ingin sedikit berbaik hati padanya, kasihan sudah banyak nilai C dan D nya.
Nilai A itu adalah kemustahilan baginya, itu terlalu suci untuk dijangkau otaknya. Bermimpipun sebaiknya jangan, itu dosa besar untuknya.
Intinya, Dia benar-benar butuh pertolongan disini.
Boruto baru saja di beri sebuah jalan keluar untuk penyelesaian masalahnya oleh Konohamaru selaku dosen walinya dengan mendapatkan bimbingan dari seseorang mahasiswa lainnya. Namanya Haruno Sarada, anak manajemen bisnis yang sangat berprestasi. Tapi sejujurnya Boruto masih bingung, dia tidak mengenal siapa itu Sarada. boro-boro mengenal, dengar namanya saja baru kali ini. Bagaimana cara menemukan anak itu sekarang.
'sudahlah', dia memutuskan untuk menemui teman-temannya terlebih dahulu, persetan dengan yang namanya Sarada, dia bisa mencarinya kembali nanti.
"BOLT", seseorang meneriakkan namanya. Boruto memalingkan kepalanya mencari sumber suara. Dia menemukan Inojin dan beberapa teman-temannya yang tengah bercengkrama di taman depan gedung fakultas Ekonomi.
Boruto nyengir, dia bergerak berjalan menuju mereka. Dia menyalami mereka semua dengan adu jotos antara kepalan tangannya dengan lawannya pelan.
"hey, ada apa dengan wajahmu, jelek sekali, apa ada masalah?", tanya Iwabe sekaligus menghina.
YOU ARE READING
I'm InLuv
Fanfictionjust stay a little longer with me -------------------------------------------------- hai Hati... apa kabar? apakah kau bahagia mencintainya? mengapa demikian? jika nanti dia pergi darimu, apa yang akan kau lakukan? jika alasannya pergi adalah kamu...