Part 4

523 54 0
                                    


Boruto menjatuhkan tubuhnya diatas sofa mahal diapartemen miliknya, dirinya memang tidak tinggal bersama kedua orang tuanya lagi, dengan alasan karena dirinya ingin mandiri, lagi pula jarak rumah dan kampusnya itu sangatlah jauh, jadi untuk menghemat waktu dia meminta pada ayahnya untuk membelikannya apartemen saja yang jaraknya dekat dengan kampus. Hitung-hitung belajar mandiri.

Padahal alasan utamanya hanya karena dia ingin bebas dari pantauan kedua orang tuanya saja.

Boruto melemaskan otot-ototnya yang terasa kaku, 'ah nyamannya', ponselnya tiba-tiba berbunyi.

Ada panggilan dari nomor asing dilayar ponselnya. Takut jika itu panggilan darurat, dia segera menerimanya, "hallo",

"temui aku ditaman belakang fakultas ekonomi sekarang",

Boruto memandangi ponselnya, "hei siapa ini",

"hn, kutunggu 30 menit, jika kau tidak datang, maka katakan selamat tinggal pada nilai akhirmu",

Tut

Boruto memandang tidak percaya pada layar ponselnya.

"MATA EMPAT SIALAAAN, DASAR SET*N".

.

.

.

Dengan tidak rela Boruto kembali lagi ke kampus menemui Sarada. pria itu bersungut-sungut mencari gadis brengsek tukang perintah itu ditaman belakang fakultasnya. Awas saja nanti jika dia bertemu si mata empat itu.

Saphirenya mendapati seseorang yang dicarinya tengah duduk dibawah pohon rindang. Lama Boruto memandanginya, sosok Sarada yang terlihat tengah membaca buku dengan raut wajah santai. Enggan rasanya Boruto menghampirinya.

Dia menghela napasnya, 'demi nilai bolt, demi nilai', dia menyemangati dirinya.

Akhirnya dia putuskan untuk menyambangi Sarada. gadis itu mendongakkan kepalanya kala melihat seseorang yang berdiri menjulang didepannya.

"12 menit 23 detik, kau terlambat lagi kuning", ujar Sarada padanya.

Boruto mendengus, dia mendudukkan dirinya dengan nyaman di samping Sarada.

"kau ini menyebalkan sekali, kau tahu aku baru saja pulang ke apartemenku, dan kau dengan seenak udel menyuruhku balik lagi ke kampus. Baik sekali dirimu ini",

"terima kasih", ucap Sarada membuat Boruto tambah jengkel.

"aku tidak sedang memujimu bodoh", seru Boruto yang keki sendiri pada Sarada.

Sarada menolehkan kepalanya kearah Boruto, "hn?", dia mengangkat sebelah alisnya tinggi-tinggi, tampangnya begitu polos menyebalkan,

"AAARRG bisa gila aku jika lama-lama berbicara denganmu", dia mengacak acak rambutnya dengan kesal.

"jangan banyak protes, ingat siapa yang mempunyai kepentingan disini", Sarada menyerahkan beberapa lembar kertas pada Boruto, "kita akan mulai pelajaran akuntansi dasar terlebih dahulu, menilik hasil tes mu yang kemarin, kurasa aku memang harus mengajarimu dari tingkat dasar terlebih dahulu",

Boruto menerimanya tanpa banyak mengeluh kembali. Perutnya mulas seketika saat mendapati tentetan kalimat yang tidak pernah dia pahami, bahkan dari para dosen sekalipun.

Sarada mulai menerangkan kalimat-kalimat yang berhubungan dengan akuntasi dasar, dia menjelaskan seringkas mungkin agar Boruto mudah untuk mencerna penjelasannya dengan mudah.

"kau paham?",

Boruto yang ditanyai Sarada mengangkat kepalanya dari kertas yang dipegangnya. Pria itu menggaruk-garuk kepalanya.

I'm InLuvWhere stories live. Discover now