Dave Bridegroom - Bad boys series #1

DJEE : C E R A I !

Q : KaJes, gimana kalau seandainya DJEE dituntut cerai oleh istri masing-masing?

A : Here we Go!

**

Brahmanta :

Evan baru masuk ke dalam rumah ketika Sandra menyerbunya dengan tatapan marah. Tanpa tedeng aling-aling wanita itu menghempaskan lembaran koran ke dada Evan, kemudian berkata dengan nada tegas, "Aku mau cerai!"

"What?"

"Aku mau cerai! Cerai!"

"Tapi kenapa?"

"Kenapa?" sembur Sandra dengan napas tersengal oleh kemarahan, "Tanya sama selingkuhan kamu itu, kenapa aku mau minta cerai!"

          Meskipun bingung, Evan tidak cukup bodoh untuk menebak kalau dirinya kembali menjadi bulan-bulanan media. Pemikiran itu membuat Evan melakukan teknik membaca cepat pada koran yang tadi dilemparkan Sandra kepadanya, lalu menemukan berita kalau ia menjalin hubungan dengan salah seorang artis pendatang baru. Evan berdecak demi melihat berita itu, kemudian berkata, "Ini gosip. Omong kosong."

"Memang omong kosong!" balas Sandra dengan nada berapi-api, "Menjelaskan kenapa koran itu menempelkan foto kamu dan artis pendatang baru itu di kolom beritanya."

Kening Evan berkerut ketika mencoba mengenali gambar di kertas buram tersebut dan mengangguk, "Ini memang fotoku...,"

"Thank God! Kamu mengaku!" seru Sandra sinis.

"Aku belum selesai bicara Cassandra Brahmanta!" Evan mulai meninggikan suara karena kesal melihat Sandra yang begitu bersemangat untuk menyalahkankannya, "Itu memang fotoku di salah satu acara penghargaan, dan kamu tahu kalau aku akan selalu bertemu dengan banyak artis di sana, dan hanya karena aku bertemu atau menyapa mereka, bukan berarti aku sedang selingkuh. Aku bahkan nggak ingat siapa nama perempuan ini, kalau bukan karena koran yang menjadikannya berita perselingkuhan."

"Jadi karena kamu bertemu dengan banyak artis, kamu merasa berhak untuk selingkuh?"

"Ya Tuhan!" seru Evan tak percaya, "Aku menjelaskan dalam kalimat panjang lebar dan satu-satunya kalimat yang kamu tangkap adalah aku bertemu dengan banyak artis?"

"Terserah!" bentak Sandra emosi, "Aku mau cerai!"

"Dengar Sandra...,"

"Cerai!" teriak Sandra sambil melemparkan bantal ke wajah Evan, "Cerai!"

          Evan yang sedari tadi berusaha mengumpulkan kesabaran, pada akhirnya kalah oleh emosi. Ia lelah setelah bekerja semalaman dan berharap mendapat pelukan seorang istri ketika pulang ke rumah, bukannya lemparan bantal pada wajah. Maka dengan kemarahan yang membakar ubun-ubun, Evan melemparkan tasnya dan berkata, "Baik kalau itu mau kamu! Urus surat perceraiannya karena kamu yang menginginkan perceraian ini, dan jangan pernah berpikir kalau kamu bisa bertemu dengan Kelvin lagi setelah ini!"

"What?" kali ini Sandra yang berseru kebingungan.

"Aku Papanya dan aku berhak untuk melarang siapapun menemui Kelvin, termasuk kamu, kalau kamu memang nggak peduli dengan kami berdua."

"Kelvin anakku!" jerit Sandra mengingatkan.

"Jelas-jelas Kelvin itu anakku!" bentak Evan, "Handaru Arsenio Kelvin Brahmanta! Nggak ada sedikitpun nama keluarga Ivanka di sana. Kelvin anakku. Milikku. Ngerti kamu?!"

"Jangan gila kamu Van!" seru Sandra sambil berlari mengejar  Evan yang sudah berjalan menuju kamar Kelvin, "Aku Ibunya Kelvin. Aku yang melahirkan dia!"