Semalam setelah aku berbicara dengan ayahku, aku pergi kekamar untuk tidur.
Esok hari sebelum aku dan Rin pulang, aku sempat bertanya juga kepada ibuku apa yang aku tanyakan pada ayahku semalam. Kata ibuku hal itu akan terjadi ketika aku merasakan hal yang berbeda jika melihat seseorang. Aku juga tidak mengerti hal seperti apa yang akan terjadi jika aku melihat orang itu. Dan terlebih lagi aku sangat penasaran dengan ucapan ayahku yang terpotong.◆
"Rin.."
Panggilku padanya yang tengah sibuk menyusun buku-buku yang akan dibawa kesekolah.
"Hmm"
Hening. Rin yang sadar kalau aku tidak menjawab nya lalu membalikan tubuhnya menghadapku yang tengah berbaring diatas tempat tidur. Dengan tatapan malas ia melangkah mendekatiku.
"HELLOOO... VINN TOLONG DONG YA INI MASIH PAGI, DAN LO UDAH MELAMUN"
Teriak Rin yang berhasil membuat aku tersadar dari lamunanku, dan aku hanya tertawa melihat tatapan malas dari saudaraku itu.
"Sudah berapa kali aku bilang, lo harus buang kebiasaan melamun itu Vinnn" katanya dengan nada yang sedikit kesal
"Ehehe sorry" kataku sambil tertawa
Rin hanya menatapku dengan tatapan yang malas. Aku yakin dia sudah sangat-sangat bosan melihatku yang terus melamun. Setelah itu dia turun kebawah meninggalkan aku dikamar yang dari tadi menunggunya untuk bersiap-siap. Astaga untung dia saudara ku.
***
Aku dan Rin berhenti untuk memarkirkan mobil di parkiran, kenapa tidak melesat saja? Padahal itu lebih mudah dari pada membawa mobil. Mungkin kalian sendiri sudah tau jawabannya kenapa.
Entah kenapa pagi ini dikoridor sangat rame sekali.
"Rin ada apa ya disan-"
Ketika aku melihat Rin dia sudah tidak ada di sampingku. Dia sudah berlari ke arah kerumunan itu.
Aku yang memang tidak terlalu suka jika berdesakan didalam kerumunan seperti itu lebih memilih menunggu Rin di salah satu kursi yang ada disana. Berbeda dengan Rin yang memiliki sifat bertolak belakang denganku, dia itu tipe orang yang penasaran dengan apapun. Buktinya, tadi dia langsung lari kearah kerumunan tanpa sepengetahuanku.
.
"Udah hilang penasarannya?" tanyaku sambil tertawa melihat wajah malas Rin yang jalan mendekatiku
"Hilang apanya, keliatan aja tidak apa yang dikerumunin mereka. Udah ah ayok kekelas males mau liat lagi, ganampak juga nanti aja nanya sama orang." jawabnya dengan nada malas sambil jalan meningggalkanku (lagi)
"Hahahaha ... udah tau rame masih aja mau liat"
"Ketawa lo"
Aku hanya tertawa saja mendengar jawaban dari dirinya kemudian menyusulnya. Begitulah Rin kalau tidak mendapatkan hasil dengan apa yang ia penasarankan, ia menjadi sangat malas untuk berbicara.
***
"Penjas lagi.. Penjas lagii""Pagi pagi udah penjas aduh magernya"
"Ga olahraga boleh ga sih"
Ujar teman-temanku yang baru saja datang ke lapangan. Yaa begitulah setiap pelajaran penjas tiba.
"Semuanya di suruh pak Virgo lari keliling lapangan, cowo 5 putaran terus cewe 3 putaran. Bentar lagi bapak kesini, lagi ngurus sesuatu katanya" ujar Brama selaku ketua kelas
"Hah yang bener aja 3 putaran, udah lah lapangannya gak kecil" kata Sherin
"Udahlah Sherin kalau lo ngedumel terus gabakal berkurang 3 putaran nya, liat tu anak anak cowo udah pada selesai" jawab Rin
Sherin memang selalu seperti itu ketika pelajaran penjas, dia sangat tidak suka sama pelajaran ini, katanya bisa buat bedak nya luntur. Yah mungkin itu biasa bagi seorang wanita yang suka sekali merias diri.
Kemudian kami mulai lari. Tidak masalah sebanyak apapun aku dan Rin disuruh lari itu gabakalan buat kami lelah, hanya saja kami harus pura pura lelah. Tepat diputaran ketiga kami hanya jalan mengitari lapangan."Liat itu pak Virgo bawa anak baru cowo, mungkin itu ga sih yang dikerumunin di depan majelis tadi pagi" kata Tia sambil menunjuk kearah pak Virgo di ujung lapangan.
"Manaaa.. Wah iya gantenggg lagii" ujar Sherin lalu lari kesana.
Aku yang mendengar itu langsung melihat kearah yang ditunjuk. Dan tiba tiba, aku langsung terduduk dan seluruh tubuhku terasa panas, sangat panas.
"Aakh.. Panas sekali , ada apa dengan ku. Aku tidak pernah merasakan tubuhku sepanas ini"
"R-rin" panggilku pada Rin yang ada di depan ku
"Hm" aku tidak menjawabnya
"Vinn.. Lo kenapa??"
Aku mengangkat kepalaku yang tertunduk sedari tadi.
.
.
.
.
"VINN MATA LO BIRU!!"
Hai i'm back~
Sorry for typo :)Jangan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Love From Difference
Teen FictionHanya sebuah kisah yang menceritakan antara seorang laki laki dan perempuan yang saling menyukai, dan sebenarnya mereka tidak dapat bersama karena perbedaan yang mereka miliki. Apakah pada akhirnya mereka akan bersama atau berpisah? Dan jika merek...