0.0

2.2K 163 26
                                    

Sinar matahari tak secerah biasanya, embun menguap keudara, aroma tanah basah yang semalaman terguyur hujan menyapa Indra penciuman,awan putih bergumul dilangit saling menutupi cahaya sang Surya, jalanan yang mulai ramai dengan pejalan kaki maupun kendaraan, semua orang memulai aktifitas mereka dengan senyuman, tapi tidak dengan seorang pemuda manis bernama Choi Youngjae atau yang 1 tahun ini berganti marga menjadi Im Youngjae.

Ya Im Youngjae.

Istri dari seorang CEO terkenal bahkan terkaya nomer 2 di Korea Selatan, Wajah tampan dan tegas, kekayaan yang melimpah,serta otak yang cerdas.

Youngjae terbangun merasakan ada tangan besar yang melingkar posesif di pinggangnya saat ini, ia melihat pemilik tangan itu, guratan tampan dari wajah dapat menghipnotis semua orang, rahang nya yang begitu tegas membuat kadar ketampanan pria itu bertambah, dada yang bidang yang selalu youngjae inginkan jadi tempat bersandarnya, youngjae asik mengusap setiap inci wajah pria yang ia amat cintai, mengusap pelan agar sang empu tak terganggu tidur indahnya, youngjae tersenyum tanpa ia duga air mata menetes dari mata indahnya.

Youngjae segera beranjak menuju kamar mandi sambil merintih menahan sakit yang teramat, bagian belakang tubuh youngjae terasa begitu perih, bahkan beberapa hari yang lalu sempat mengeluarkan banyak darah, tapi dengan teganya seorang Im Jaebum mengoyak lebih dalam tubuh Youngjae. Youngjae melihat pantulan dirinya di kaca wastafel kamar mandi, seketika air matanya jatuh tanpa izin, ia melihat bagaimana ancurnya tubuh kecil itu, dengan banyak sekali tanda ke merah unguan, bibir tipis yang mengeluarkan darah, dan beberapa lebam di bagian kepala.

"Hikssss youngjae kau kotor sekali, kau hina,eomma bisakah kau bawa aku bersama mu saja? Aku tak bisa terus begini hiks hiks"

-

"Hyungg bangun ini sudah hampir siang apa hyung tak berangkat ke kantor" Youngjae menepuk nepuk pipi suaminya pelan guna membangunkan suami tercintanya

"Aish jinjja kau ini berisik sekali" Jaebum bangun sambil menyingkirkan tangan youngjae lalu membentaknya.

Youngjae hanya menunduk ini sudah terlalu biasa untuk dirinya,entah mungkin sudah terlalu lelah untuk menangis.

"Ah m...maafkan aku,b...baiklah aku kebawah" Youngjae keluar dari kamar Jaebum.

Ya kamar itu kamar Jaebum, youngjae dan jaebum tidur di kamar yang terpisah, jaebum hanya akan tidur bersama youngjae jika hanya ingin menuntaskan hasratnya.

Jaebum menuruni tangga berjalan menuju dapur, youngjae yang sedang menyiapkan makanan untuk jaebum pun hanya bisa terpaku melihat ketampanan suaminya saat ini, jaebum menggunakan jas hitamnya dengan kancing yang terbuka, lalu 2 kancing atas kemejanya dibiarkan terbuka, sungguh tampan sekali jaebum pagi ini.

"Buatkan aku teh hangat dengan sedikit susu" jaebum menitah youngjae seakan akan youngjae adalah pembantunya.

"Ah n...ne hyung" youngjae pergi menuju pantry untuk menyiapkan teh untuk jaebum.

"Ini hyung tehnya" youngjae meletakan teh buatannya.

Youngjae hanya menunduk memperhatikan ubin dingin rumahnya, ya setiap pagi youngjae tak akan makan semeja dengan jaebum, karna ia takut jaebum muntah jika harus makan bersamanya.

"Aku sudah selesai" jaebum bangun dari tempat duduknya meninggalkan youngjae begitu saja.

"Hati hati dijalan hyung semoga harimu menyenangkan" youngjae tersenyum hangat kepada jaebum.

-

"Kenapa lagi pagi ini?" suara seorang pria tampan memecah lamunan jaebum yang sedang menatap ke arah luar jendela.

Ya jaebum pagi ini tidak membawa mobilnya sendiri karna pagi ini moodnya sedang kacau, jadi ia meminta pada adik sepupunya, sekaligus asisten pribadi nya untuk menjemputnya, Kim Yugyeom anak dari adik perempuan ayah jaebum, yugyeom menjadi asisten pribadi jaebum untuk belajar bagaimana mengurus perusahaan agar yugyeom siap saat harus menggantikan posisi sang ayah, ya yugyeom adalah pewaris tunggal di keluarga Kim bahkan kekayaan keluarga Kim melebihi kekayaan keluarga Im, Maka dari itu Yugyeom sejak dini sudah diajarkan untuk mengurus perusahaan.

"Tidak ada apa apa" jaebum berujar pelan tanpa mengalihkan pandangannya dari jendela.

"Aku tau dirimu bagaimana hyung, aku sudah terbiasa menghabiskan waktuku bersamamu, bahkan aku lebih sering bersamamu dibanding kedua orang tuaku" yugyeom tersenyum manis.

"Pagi ini 'dia' mengusap wajahku sambil menangis" lirih jaebum

"Apa kau tidak bisa menerimanya?"

"Bagaimana aku bisa menerimanya padahal aku sudah memiliki orang yg kucintai, bahkan aku berjanji akan menikahinya"

"Itu hanyalah kenangan masa kecilmu hyung, sekarang bahkan kau tak tau dia memikirkan mu atau tidak, entah dia sudah menikah dengan seorang namja atau seorang yeoja"

"Tapi gyeom-" ucapan jaebum terputus saat yugyeom menyela perkataannya.

"Aku tak tau hyungku ternyata sebodoh itu, jika kau mencari seorang yang manis bahkan dia lebih manis dari seorang yeoja, jika kau mencari seorang yang baik, kurang baik apa dia selama ini denganmu? Kau dan dia sama sama terluka, bahkan dulu dia pun memiliki orang yang ia cintai,aku harap hyung tak akan menyesel karna sudah menyakiti perasaannya" Yugyeom berujar membuat jaebum tak dapat berkata apapun.

"Jika kau tau aku tidak hanya menyakiti perasaannya, tapi juga fisiknya bahkan mentalnya, akankah kau membenciku gyeom-a?" Jaebum membatin.

Tbc :((

SPRING [2JAE]   |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang