Five : Why Not Say

2.1K 383 69
                                    


***

Korea Selatan, 28 Agustus 2004

Seoul, 01.38 pm.

Distrik Seocho.

"Mommy mau kemana?" binar mata Felix menyorot aktivitas Doyeon yang sedang memasukan koper-kopernya ke dalam bagasi mobil.

Felix, anak itu berdiri di depan pintu rumahnya sambil memeluk erat plushie doglefox yang dia berinama Dongie.

Minghao keluar dari rumah sambil membawa tas koper yang berisi keperluan Felix selama Felix tinggal di rumah Minghao. Dia menghampiri Felix, merangkul bahu anak berusia 3,5 tahun itu.

"Mommy Felix mau pergi. Mau beliin plusienya Felix yang banyak," jawab Minghao sembari tersenyum mengelus surai pirang Felix.

Felix menatap sebentar Minghao, lalu berjalan sedikit menghampiri Mommy Doyeon. Tangan mungilnya menarik-narik tas selempang yang Doyeon gunakan.

"Felix gak mau plushie yang banyak mom...jangan pergi~"

Doyeon menghela napas menatap mata anaknya yang sudah berkaca-kaca, dia sendiri juga tidak tega meninggalkan Felix. Apalagi dengan keadaan anak itu yang masih sakit.

Doyeon berjongkok mengusap pipi gembil Felix, "hey jangan menangis, Felix kan anak mommy yang paling manis." Mengecup kedua kelopak mata Felix secara bergantian.

"Mommy perginya cuman sebentar kok sayang." mengusak rambut pirang Felix, "Mommy janji nanti bakal bawain Felix plushie sama coklat kesukaan Felix, oke?"

Dengan tangan mungil yang semakin mendekap erat plushienya, Felix menggeleng. "Gak mau sendirian, Felix mau sama mommy." tangan mungilnya meraih tangan kanan Doyeon, digenggamnya erat.

Dengan lembut Doyeon melepas genggaman Felix, dan menyatukannya dengan tangan Minghao. "Felix gak sendiri, ada Minghao ahjussi yang nemenin Felix kok." Doyeon tersenyum manis, seakan meyakinkan Felix.

Felix menggeleng lagi, melepas genggamannya lalu mendekap leher Mommynya erat. "Gak mau mommy, Felix gak mau ditinggal hiks."

Kedua orang tua yang mendengar isakkan tangis Felix mulai pecah, langsung dibuat panik.

"Astaga Felix jangan menangis, mommy Felix bakal pulang secepatnya kok sayang." Minghao ikut berjongkok, mengusap pipi anak itu yang dilalui air matanya.

"Iya sayang, mommy cuman sebentar, jangan menangis." membalas dekapan Felix, lalu  mengelus punggung anaknya yang bergetar.

"Do not like daddy mom hiks hiks..." ucap Felix terendam karena wajahnya dia sembunyikan diceruk leher Mommynya.

"Felix Grazian, try to see mom first." Doyeon melepaskan dekapan Felix, memegang kedua bahu anaknya dan menatap mata sembam anakanya.

"Mom is not the same as your daddy!"

Felix masih sesegukan menatap mata Doyeon yang terkesan mengeluarkan rasa kebencian saat mengatakan itu.

Doyeon menangkup kedua pipi gembil Felix. "You know, orang yang selama ini selalu ada saat kamu butuh itu mommy. And mom can't possibly leave you, kamu paham?"

Felix mengangguk, poni pirangnya juga ikut bergoyang sedikit menutupi mata karamelnya yang masih berderai air mata.

"Don't think like that again, yeah?" nasihat Mommy Doyeon sambil menyampirkan poni Felix yang menutupi matanya lalu mengusap buliran air mata disudut pipi anaknya.

Mine Point • ChanglixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang