Nine : UpinIpin Lovers & Pinch Plan Yeji

2.6K 287 49
                                    

Vote dan komentar untuk chapter selanjutnya!

***

Korea Selatan, 29 Agustus 2004.

Seoul, 09.30 am.

Distrik Seocho, kediaman Minghao.

Minghao menurunkan Felix dari gendongannya, mendudukan anak manis itu di sofa ruang keluarga. Anak berumur 3,5 tahun itu masih menangis sambil mengusap kedua pipinya yang basah, nampaknya cubitan dari Yeji sangat menyakitkan.

Minghao meringis saat melihat lengan Felix yang bekas dicubit Yeji tadi menjadi berwarna merah-kebiru biruan, rasanya itu pasti sangat menyakitkan untuk ukuran anak kecil seperti Felix.

"Tidak mengapa, Felix anak yang kuat, jangan menangis lagi..." Minghao duduk di samping Felix, mengelus surai pirang yang nampak basah karena keringat.

Minghao menarik lembut lengan kiri Felix yang membiru, memberi kecupan di sana lalu meniupnya. "Huuh...sembuh sembuh~ sakitnya pergi jangan ganggu Felix~ huuh..."

Felix terdiam menatap polos Minghao yang mencoba mengusir rasa sakitnya. Tangan mungilnya yang satunya masih sibuk mengusap pipi basahnya. "Eomma sedang mengusir sakit?"

Minghao mengangguk seraya tersenyum sangat manis. "Bagaimana? Rasa sakitnya sudah pergi?" tanya Minghao sambil menatap mata bulat Felix.

Felix menggeleng, bibirnya mengerucut sedih. "Sakitnya tidak mau pergi, dia nakal...h-hiks..."

Mendengar Felix yang kembali menangis Minghao langsung membawa anak itu ke dalam pelukan hangatnya. "Uh...sayang~ jangan menangis, sebentar lagi sakitnya pergi menjauh dari Felix kok."

Changbin dan Jisung, kedua bocah itu hanya menatap sedih ke arah Felix yang masih kesakitan. Jisung mendekati Felix, naik ke sofa lalu ikut mengelus puncuk rambut pirang Felix dengan lembut.

"Felix manis jangan menangis, Jisungie jadi ingin menangis juga..." ucap Jisung ikut menenangkan Felix.

Sementara Changbin, dia juga ikut mendekat tapi hanya memandangi Felix dengan tatapan kasian dan juga marah. Kedua tangannya terkepal kuat, mungkin dia sedang memikirkan cara membalas mencubit Yeji karena sudah membuat Felix kesayangannya menangis.

Elusan demi elusan yang Minghao dan Jisung berikan, seiring itu juga suara tangis Felix mulai mereda, sekarang hanya terdengar suara cegukan dari anak manis itu.

"Sebentar," Minghao melepaskan pelukannya. "Eomma akan membuatkan susu untuk Felixei ne?" Minghao bangkit sambil menjawil puncuk hidung mungil Felix.

Anak itu mengangguk patuh disusul dengan suara cegukannya.

"Jisung Changbin temani Felix, hibur dia," perintah Minghao menatap keduanya secara bergantian lalu pergi ke arah dapur. Keduanya mengangguk, mengiyakan perintah mutlak Minghao.

Changbin naik ke atas sofa, duduk di samping Felix menggantikan posisi ayahnya. Kedua tangannya bergerak cepat untuk memeluk Felix. "Jangan menangis lagi ya? Aku tidak suka melihatmu menangis."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mine Point • ChanglixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang