Break (up) ?

915 60 11
                                    

Mew berbohong. Art melihat dengan jelas mew berbohong. Tapi ia tak bisa menghampirinya lalu berteriak marah. Art hanya bisa menahan air matanya lalu pulang.

Ini berawal dari 2bulan lalu. Mew menjadi sering pulang malam. Lembur katanya.

Mew lembur hampir setiap hari. Tak ada waktu libur. Art percaya. Kekasihnya itu memang pekerja keras. Seorang arsitek memang pekerjaan tak kenal waktu. Tapi, ---

Apakah mew harus sesibuk ini.?

Art tak ingin berburuk sangka. Beberapa kali ia memang melihat mew mengerjakan proyeknya. Bahkan ketika ia pulang untuk beristirahat pun masih harus menyelesaikan susunan gambar.

Dan malam ini, kali kedua ia melihat mew berbohong mengenai bertemu klien. Mew sekarang sedang duduk bersama wanita bertubuh langsing nan tinggi. Wajahnya terlihat cantik dari samping.

Dan mengenai yang kedua melihat mew berbohong, 3hari lalu art memang melihat mew sedang mengantar wanita itu ke sebuah butique. Padahal saat art meminta tolong untuk menjemputnya di tempat ia mengajar piano, mew bilang ia harus menemani kerabat untuk melihat pameran bangunan. Entahlah art tak paham tentang profesi mew.

Art tak berfikir negatif saat itu. Ia pikir mungkin mew mengantar kerabatnya ke butique dulu untuk membeli baju (?), karna ia tak sempat pulang.

Namun kali ini, pikiran buruk mulai menyerang otak art.

Art memilih pulang. Ia membatalkan janjinya dengan teman lama yang mengajaknya dinner. Dia tak mungkin masuk restoran itu. Ia tak kuat dengan pemandangan itu. Dan ia tak ingin membuat mew tak nyaman.

Art membuka apartemennya dan mew. Memilih langsung tidur. Ia malas sekedar membuat omlete untuk makan malam.

Sebenarnya ia juga malas mengganti baju. Tapi ia tak ingin mew membangunkannya untuk mengganti baju yang lebih santai dan menanyainya habis kemana ia dengan baju semi formalnya.


●●●●●


"Ibu menelfonku. Dia bilang rindu denganmu, art"
"Nanti malam aku akan kerumah. Mau ikut tidak, baby?" Mew bertanya sambil mendudukan diri di kursi tempat ia dan art akan sarapan.

"Hm"
"Aku akan kesana duluan. Aku pulang sore" art menjawab sambil menuangkan susu yang tadi ia hangatkan.

Mew mengerutkan dahi. Sepertinya ia merasa art sedikit dingin. Atau hanya perasaannya saja (?).

"Bersamaku saja, baby"

"Aku bisa naik bus, p" art sedikit tersenyum dan duduk di depan mew.

"Apa tak masalah, art?" Tanya mew khawatir.

"Tak apa p'.. makanlah, kau bisa telat kalau tak segera makan"

Art berdiri setelah menenggak habis susu hangatnya.

"Eh, kau tak makan, art?" Mew bertanya heran.

"Aku harus datang ke lomba pianis tingkat JHS. Kattrine dan joo mengikutinya" art berlalu setelah menjelaskan. Tak menunggu mew menjawab.

"Ia memang sedikit dingin" gumam mew.

Mew belum menyelesaikan makannya ketika art keluar kamar dan berjalan menuju pintu.

"Tunggu art..kau melupakan sesuatu"

Cuuup

Mew mengecup kening art. Art hanya diam sambil memejamkan mata. Tersenyum ketika membuka mata dan membelai rahang mew sebentar. Ia mengecup pipi kanan mew lalu segera berlalu.

MewArt Oneshoot [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang