Break (up) III

1K 57 9
                                    

Mew tetap bertanggung jawab pada anaknya. Selama fika hamil ia tetap menemani fika. Jangan tanya bagaimana sikapnya. Ia lembut tapi dingin. Akan susah menjelaskannya.

Hari ini bayi mungilnya berusia 3bulan. Semua sudah berlalu. Dan Willy bayi laki-laki itu sedikit membawa pengaruh baik. Membuat mew jadi hangat seperti dulu. Tapi kali ini ia harus berpisah sebentar karna ada urusan pekerjaan di prancis.

Hah

Mengingat prancis saja membuat ia harus menghela nafas.
Jangan pura-pura bodoh. Mew masih sangat mencintai art hingga detik ini. Meski art benar-benar menghilang.

Setelah pesawat mew mendarat dengan selamat di bandara Paris-Charles de gaulle, ia segera keluar. Ia harus bertemu clientnya. Belum sempat istirahat. Karena waktunya terlalu mepet mungkin.

Ketika keluar ia tak sengaja menangkap tubuh mirip dengan belahan jiwanya. Art.

Sedikit cepat menarik kaki dan kopernya menuju orang tersebut. Orang tersebut nampaknya baru turun dari pesawat, karena ia membawa koper juga.

"Art.." panggilnya lembut

Orang itu menoleh. Mew melebarkan matanya. Itu benar artnya. Art juga terkejut seperti mew.

"P'mew" gumamnya lirih dengan tatapan tak percaya.

Mew mendekap tubuh art. Meremas mantel hangat yang dipakai art di bagian punggung. Mew juga merasakan ketegangan pada tubuh art. Tapi ia ingin egois. Ia begitu merindukan artnya.

Sedang art hanya diam. Suara tangisan pilu mew masuk ketelinganya. Mew benar-benar sepilu itu.

"Art.." suara serak itu menyapa art.

"Hm?" Gumam art menjawab. Mew longgarkan pelukannya

"Benarkah ini dirimu.?" Mew menangkup kedua pipi art.

Art mengangguk. Sedikit tersenyum tipis. Ia begitu ingin tertawa pada takdir. Ia tak siap kembali ke thailand dan sekarang alasan ia tak siap kembali malah di depan dirinya. Sungguh lucu.

Mew mendekap art lagi.

Mereka memutuskan mengobrol di restoran tempat mew akan bertemu clientnya. Sebenarnya art sempat menolak. Tapi mew sedikit memaksa dan ia berkata, aku hanya bisa bertemu denganmu sebentar dan disini. Dan akhirnya art setuju.

"Apa kabar, art.?" Mew membuka obrolan pertama.

"Cukup baik. Kau.?"

"Baik juga"
"Ah..kau habis kemana.?" Mew melirik koper art.

"Oh..pulang bertemu client"
"Kabar ibu bagaimana.?"

"Oh..dan kabar ibu juga baik"

"Syukurlah.."

Hening.

"Bagaimana kabar fika dan anak kalian.?" Suara lirih itu membuat mew mendongak.

"Fika-"

Mew memotong ucapannya ketika pelayan menaruh pesanan mereka.

"Thanks" ucap mew di balas senyuman si pelayan.

Mereka makan dengan tenang.

Dddrrrrttt ddrrrrttt

Art segera mengeluarkan ponselnya dari celana.

"Ya.."

"....."

"Daniel tidak mengabarimu, Èmma.?"

"....."

"Dia ke thailand pagi tadi"

"....."

MewArt Oneshoot [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang