Secret II

1.6K 111 11
                                    

"Ayo p'.."
"Lama sekali" gerutu art.

"Iya iya sayang.. aku harus menggunakan masker dan topi"

Art mendengus saat mew malah tersenyum.

"Ayo kita berangkat" mew menggandeng tangan art.

Ketika masih melihat wajah tertekuk art, mew segera menoleh dan bertanya.
"Masa cemberut sih.? Kita kan sedang kencan"
"Maaf kalau aku lama"

"Bukan itu" art masih menekuk bibirnya ke bawah.

"Lalu.?" Mew menggandeng art masuk ke dalam lift.

"Kau masih terlihat tampan, padahal sudah menggunakan masker"
"Pasti mereka melirikmu" art makin merengut. Membuat mew jadi tertawa karena alasannya itu.

"Ya ampun art... aku tak mungkin juga melirik mereka"

"Jangan tertawa !!"

"Iya iya sayang. Maaf" mew mengecup pelipis art. Meski terhalang masker tapi rasanya seperti sampai pada art.

"Ayo senyum sayang~" bujuk mew.
"Biarkan mereka melirikku. Aku masih milikmu kau tau"

"Atau mau buat pengumuman saja, bahwa aku kekasihmu" tawar mew.

Art menoleh lalu menggeleng cepat.

"Jangan-" pintu lift terbuka, jadi ucapan art terpotong.

Jadilah art dan mew jalan biasa menuju mobil mew.

"Maaf p', aku kekanakan tadi. Kau terlalu tampan. Aku jadi takut" art menunduk saat sudah di dalam mobil.

Mew tersenyum.

"Sini sebentar" mew menepuk paha. Memberi perintah agar art duduk di pangkuannya.

Art mendekat dan duduk di pangkuan mew.

"Pacar siapa sih ini.?" Tanya mew sambil merapikan rambut art.

"Pacar kamu lah yang" jawab art lirih.

"Imut banget"
"Pasti banyak yang suka deh"
"Aku banyak saingan dong" mew seketika menekuk mukanya. Terlihat mendramatisir dengan wajah congak.

"Ngga ada ko"
"Kamu ngga punya saingan" art segera membantah presepsi mew. Dengan wajah poslos yang lucu.

"Tapi imut gini. Kalo ada yang suka terus dia lebih segalanya di banding aku, nanti kamu ningg-" art membungkam mulut mew dengan ciuman. Ia tak ingin mew mengoceh yang tidak benar.

Mew tentu saja tersenyum senang. Art berhasil terpancing dengan kepercayaan dirinya. Dan ia malah dapat bonus ciuman.

Begitu ciumannya usai art menunduk.

"Menyebalkan" gerutu art. Tapi mimik wajahnya malah terlihat senang.

"Aku mencintaimu juga" jawab mew.

Art segera menampar main-main pipi mew.

"Aduuuuuhh" mew medramatisir suasana dengan memegang pipinya.

"Sudah ah" lalu art pindah duduk di kursi penumpang kembali.

Mew makin tersenyum senang.

"Kita ke mall saja ya" mew mengusulkan.
"Minggu depan kita pergi ke aquarium raksasa" mata art berbinar dengan ajakan mew.

"Janji yah harus kesana"

"Iya sayang" mew mengusap kepala art.

.

"Kemarin aku melihatnya"

"Iya aku sudah melihat foto yang kau kirim"

"Benarkan itu p'mew.?"

"Aku bisa memastikannya walau dia berusaha menggunakan masker dan topi"

Mereka menggosip di pagi hari di depan kelas seperti biasa. Kali ini temanya Mew Suppasit.

Art berjalan dengan santai masuk kelas. Tapi belum sepenuhnya masuk, ia tak sengaja mendengar mereka menyinggung tunangannya.

"Aku tak tau sih. Mungkin adiknya"

"Terlihat mesra sekali"

"Tak mungkinkan--?" Mereka saling memandang dengan sorot mata tak percaya dan wajah cengonya.

"P'mew live" teriak seseorang dari dalam membuat lamunan art buyar.

Halo..
Selamat pagi..
Heheh duh grogi aku.
Hari ini aku ada syuting iklan. Brand sepatu.
Oh, pagi ini ramai postingan yang katanya melihatku di mall.
Bagaimana yah menjelaskannya.
Aku sudah izin managerku sih. Aku ingin mengatakan yang jujur. Tadi belum izin dia.

Semua di kelas art pada melihat mew dengan seksama. Sambil berbicara mengomentari ketampanan mew dan gosip itu.

Art jadi deg-degan. Takut mew malah mengatakan tentang mereka.

Maafkan aku yah marmut..
Hehehe..aku harus jujur.

"Omegat marmut. Duh patah hati"

"Dia sudah memiliki kekasih" dan ada yang malah menangis. Art jadu menggeleng.

Semalam aku dengan kekasihku.
Ah bukan..dia tunanganku. Terserah kalian mau mengatakan apa tentang orientasi seksualku.
Aku bukan gay. Aku hanya mencintai dia. Kalau bukan dia aku rasa aku takkan jatuh cinta.
Aku akan memceritakan tentang dia.
Boleh.?
Boleh yah hehehe.
Dia itu kecil seperti marmut. Menggemaskan. Tapi nakal.

Art sempat tersenyum tapi cemberut kala mew menyebutnya nakal.

Dia penyemangatku.
Ah..aku tak bisa menyebut namanya. Panggil saja dia si marmut.
Eh jangan ding, itu khusus untukku.
Panggil di Ny. Suppasit saja.
Dia masih SMA. hehehe

Ruang kelas itu mendadak hening, art menoleh sekitar. Memastikan raut wajah teman-temannya. Dan seketika mereka menangis berjamaah.

Maaf mengecewakan kalian.
Aku benar-benar tak bisa melepasnya. Aku begitu mencintainya. Dia hidupku. Jadi maafkan aku yah.

Ah sudah dulu yah. Aku harus syuting dulu.
Sampai jumpai lain waktu. Nanti aku akan live dengan marmut.

Mereka masih menangis. Bahkan mengabaikan guru yang baru masuk kelas. Guru hanya bisa mengelus dada.

.

Art langsung memeluk mew kala mew masuk kamar. Saat mew masuk apartemen, art sedang di kamar mandi.

"Terimakasih mencintaiku sebesar itu" art menangis. Tapi ia menyembunyikannya di dada mew.

Sayangnya mew tak bisa di bohongi. Ia sedikit memaksa art melonggarkan pelukannya.

"Maaf tak izin" menghapus jejak airmata art.
"Tapi aku harus mengatakan pada mereka. Agensi akan memaksa aku untuk membuat sensasi dan membuat gosip kalau aku tak nekat mengklarifikasi"

"Lalu karirmu.?"

"Sudah tak usah di pikirkan"
"Aku ini tampan. Aku pasti tetap terkenal" art menyubit perut mew saat mew kelewat PD.

"Jangan tinggalkan aku yah" mau tau siapa yang bicara.? Itu mew.

"Kenapa kau yang meminta itu.? Kan kau yang tampan. Masa kau takut di tinggal.?" Art saja sampai heran.

"Soalnya aku sudah cinta mati padamu" jawab mew dengan suara yang dibuat sok imut.

Hening sejenak. Art melonggarkan dirinya dari pelukan. Saling menatap, lalu tertawa bersama.

Bahagia semudah ini bukan.? Cukup art - Mew si budak cinta.
Dia selalu saja membuat aku jatuh cinta setiap saat - art manusia penggoda mew

MewArt Oneshoot [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang