Dina Pov
"Dasar cowok aneh! Kenal juga enggak, tiba-tiba senyum-senyum gak jelas sama ku. Malah minta nomor wa ku lagi. Huh.. Yang benar aja." Omel ku sendiri di depan cermin. Saat ini, aku sedang di kamar. Aku menatap diriku dari pantulan cermin, seketika aku teringat akan kejadian di cafe tadi.*flashback on
Saat Pulang dari kampus teman-temanku mengajakku untuk hangout bareng di mall. Hmm.. Biasalah refreshing sepulang kampus. Setelah dirasa cukup puas untuk lihat-lihat baju(cuma lihat-lihat aja si Hahaha gak beli juga) kami mutusin buat cari makan di cafe Sekitar mall.
Saat kami nunggu padahal datang, tiba-tiba ada 2 orang Cowok datang.
"Hai" sapa mereka berdua. Jangan tanya bagaimana respon ku. Jelas, aku hanya diam tanpa berniat membalas sapaan mereka.
"oh Hai..." Resi Dan Alena membalas salam 2 orang Cowok itu.
"Boleh duduk?" Tanya cowok berambut hitam yang ku lihat mata nya sangat teduh. What? Teduh. Oh tidak! Apa-apaan aku ini.
"Boleh, silahkan." kata Alena. Aku? Tetap hanya diam saja. Ya, aku memang selalu cuek dihadapan semua cowok kecuali keluarga.
"Maaf, nih sebelum nya kok aku perhatiin kakak yang baju merah diam aja. Gak suka ya ada kami.?" Tanya Cowok bermata teduh tadi. Aku masih diam dan hanya melihatnya sekilas. Sampai Alena menyenggol lengan ku, memberi kode untuk aku membalas sapaan mereka.
"Hmm..." Aku hanya menjawab dengan deheman.
"Sombong banget kak. kenalin nih saya Regan dan ini teman saya Refan." Cowok yang berada disebelah si mata teduh itu memperkenalkan dirinya.
"Hai, aku Regan". Katanya sambil mengulurkan tangan kepada ku. Aku tidak menyambut uluran tangan itu. Aku hanya menganggukkan kepala ku.
Lama mengobrol Sampai Akhirnya Cowok bermata teduh yang ku tahu nama nya Regan itu, meminta nomor WA ku. Untuk apa coba? Kenapa hanya aku? Teman-teman ku yang lain saja tidak.
"Aku pulang duluan guys.." pamit ku pada teman-temanku.Regan pov
Hari ini aku, Refan,Boby dan Ivan janjian di cafe biasa. Rencana aku akan ngebahas tentang perkembangan Toko baju yang kami buka berempat. Ya... Kami sudah 1 tahun membuka usaha bersama. Cuma sekedar usaha kecil- kecilan dan niatku cuma buat bantu mereka berempat. Pekerjaan utama ku adalah seorang CEO di perusahaan Galaxy Company.
Tadi, saat aku sampai di cafe ku lihat hanya Refan yang baru datang. Biasalah, Boby dan Ivan selalu paling lama. Lama menunggu mereka, tiba-tiba saja, Refan menepuk pundakku seketika mengalihkan fokus utama ku yang tertuju pada hand phone ku.
"Bro, lihat tuh ada 3 cewek cantik tuh. Yang pakai baju merah boleh juga deh. Gebet gih.... " Tawarnya padaku diiringi seringaian jahilnya.
"Enggak ah, males gua. Lagian gua sibuk nih banyak banget email masuk. Malah pada belum gua bacain lagi." Ucapku pada Refan. Saat Refan menepuk pundakku, aku memang langsung menoleh kearahnya, tapi tidak pada 3 orang cewek itu. Aku hanya melirik mereka sekilas.
"Yaelah, gimana sih lu. Baru putus dari Sandra Kok langsung lemah." Ledek Refan padaku. Apa katanya? lemah? Bicara apa dia. Jelas aku tidak lemah. Lagi pula sejak putus dari Sandra aku merasa biasa aja. Tidak ada cinta dalam hubungan ku dan Sandra kala itu. Dia tidak lebih dari seorang jalang.
"Gua lemah? Maksud lu apa?" Jawabku dengan suara sedikit meninggi.
"Santai bro. Kalem aja. Yaelah, sensi amat. Gua cuma mau ngetes lu doang. Jadi gimana? Tetap nolak? Ntar nyesel gak mau kenalan sama tuh cewek baju merah. " Dia menertawakan ku.
"Gak." jawabku singkat.
"Lihat dulu makanya. Lu langsung ngomong enggak aja. tuh lihat!" Refan merampas hp dari tanganku dan mengarahkan wajahku ke arah sudut.
Mataku langsung menangkap sosok wanita dengan gamis merah dan balutan jilbab merah. Satu kata yang ada dikepalaku "cantik". Gadis itu cantik, putih bahkan senyumannya teramat manis. Aku terus memperhatikannya hingga dia berdiri dan berjalan ke arah ku. Ups.. Lebih tepatnya dia belok kiri setelah berada di depanku. Ternyata, dia ingin mencuci tangan di wastafel. Sampai dia selesai mencuci tangan aku pun terus memperhatikannya, tanpa mempedulikan Refan yang sedari tadi nyengir melihat tinggkah aneh ku.
"Jadi gimana? Masih gak mau?" Refan tersenyum devil kearah ku. Aku langsung berdiri tanpa mempedulikannya dan menuju ke arah 3 orang wanita yang sedang menunggu pesanan itu.
*flashback off
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa ini
RandomBagiku cinta hanya omong kosong. Bagiku Cinta hanya tentang seberapa banyak harta yang kau miliki. Seorang pria mampu menaklukkan hati wanita, hanya Karena harta. Ya harta. Bagiku wanita semua sama. Gila harta! Ku tak peduli cinta. Ku hanya a...