Growing Up Together; Bts (1)

79 6 4
                                    

Ceritanya Jin, pengangguran 25 tahun yang rumahnya terpaksa jadi tempat penampungan mendadak 5 bocah tak tau diri—setelah disogok uang yang cukup besar setiap bulannya oleh salah satu bocah yang ternyata anak holkay— penderitaan Jin enggak sampai disitu doang, ada satu lagi yang paling menyebalkan. Imut sih tapi merepotkan juga.

Salah satu bocah yg menumpang di rumah Jin tiba tiba datang membawa bayi umur tiga tahun dengan wajah polos yang minta dihajar pake pantat panci pink kesayangan Jin. Bayangin aja gimana Jin enggak hampir serangan jantung waktu kata kata 'Anak imut ini bakal tinggal sama kita mulai hari ini' keluar dari mulut yang rasanya pengen Jin koyak lebar lebar.

5 bayi besar aja udah bikin stress, ini bayi beneran? Bodo amat besok aku loncat dari gedung aja!
—Seokjin, pengangguran 25 tahun yang mendadak jadi Babystitter tanpa gaji.

👣👣👣

Aku menikmati angin yang berhembus pelan, memejamkan mata menikmati suasana tenang yang selama ini kudambakan.

Langit biru tampak begitu cerah dengan awan yang menyelimutinya. Aku menyenderkan tubuhku di sebuah pohon besar, tidak memperdulikan jika celanaku bisa kotor karena aku langsung duduk di atas rumput tanpa alas apa pun.

Aku menghela napas lega.

Benar benar tenang.

Terlalu tenang, bahkan.

Tapi toh aku tidak akan mengeluh, karena memang inilah yang kuperlukan sekarang. Ketenangan.

Tanpa kusadari sedari tadi aku menenteng sebuah buku novel yang sejak lama ingin kutamatkan tapi tidak ada waktu.

Dengan senang aku membalikkan beberapa halaman dan mulai tenggelam ke dalam novel itu.

Ini sangat menyenangkan, sampai aku berpikir jika ini adalah sebuah mim--

"Annyeonghaseyo, Jeoneun Bangtan sonyeondan hwanggeum maknae Jeon Jungkook imnida!"

Aku langsung membuka kedua mataku yang terasa lengket. Hpku terus mengaumkan ringtone yang entah sejak kapan berubah jadi seperti itu. Pasti ini kerjaan bocah Jeon itu, suaranya yang melengking itu bisa membuat telingaku tulis sesaat!

Yang tadi memang mimpi, ternyata.

Terlalu indah untuk menjadi kenyataan, sadarlah Kim Seokjin.

Aku menepuk wajahku yang masih mengantuk, mencoba menghilangkan rasa kantuk yang perlahan merayap lagi membuat mataku kembali memberat.

Dengan malas malasan aku berjalan ke kamar mandi yang terletak di luar kamar, masih dengan mata setejah terpejam. Langkahku yang gontai membuatku hampir saja menabrak dinding kalau tidak ada seseorang yang segera menghentikanku.

"Hyung? Kau berjalan ke arah dinding."

Itu adalah salah satu bocah yang membuat hidupku semakin sulit.

Aku mendengus, "Aku memang sengaja membenturkan tubuhku ke dinding, terima kasih." Ujarku sarkas.

Wajahnya melongo dan aku berakhir meninggalkannya, pergi masuk ke dalam kamar mandi dan membasuh wajahku yang mengantuk.

"Hyung! Kau lama sekali di dalam! Kau tidak mati kan?"

Aku terlonjak. Tidak sadar jika tadi aku sempat jatuh tertidur lagi dengan tubuh yang menyandar di dinding kamar mandi. Ntah kenapa aku merasa sangat mengantuk hari ini.

"Sabar aku lagi mandi!" Aku beralasan sambil menyiram air, membuat suara seakan aku sedang mandi.

"Mandi enggak butuh satu jam, hyung! Kookie sudah bangun dan dia merengek karena lapar! Kau tidak mau kami mati kelaparankan?"

"Baiklah, baiklah!"

Mereka sungguh merepotkan, aku akhirnya memutuskan untuk benar benar mandi kali ini. Tidak ingin membuat mereka semakin menunggu atau Jungkook akan merajuk dan membuat keadaan semakin merepotkan.

"Kenapa tidak pesan makanan saja?" Tanyaku melihat empat bocah yang menungguku di dapur.

"Lagi ingin makan makanan hyung," Rengek Jungkook memelas. Dia mengusap perut ratanya.

Melihat wajahnya aku jadi merasa bersalah, "Baiklah hyung akan buatkan sesuatu dengan cepat, kalian bangunkan Joon dan Yoongi."

"Okay!" Taehyung mengangguk semangat, menarik tangan Jimin yang masih mengantuk untuk ikut dengannya.
"Hyung hari ini terlihat lelah sekali, kau tidak apa apa hyung? Apakah kau sakit?" Tanya Hoseok khawatir membuatku sedikit tersentuh.

Aku mengangguk dan melemparkan senyum, "Yang tadi memang begitu, tapi sekarang aku baik baik saja Hobi. Kau tidak perlu khawatir, ah kau memang yang paling normal diantara mereka ya," Aku mengangguk angguk.

Hoseok terkekeh gugup, tangannya menggaruk lehernya. Aku memandangnya bingung dengan reaksi Hoseok yang tidak biasa.

"Kenapa kau tiba tiba gugup, Hobi?"

Hoseok tidak berani menatap mataku, wajahnya kini beralih ke arah Jungkook yang sedang telungkup di atas meja. Hoseok memainkan rambut Jungkook, tidak menjawabku.

"Hobi ah? Kau tidak membuat masalah kan?" Mataku menyipit menatap Hoseok yang kuliat semakin gelisah, ramen yang kubuat sudah mendidih bertepatan dengan empat orang yang datang mengintrupsi.

Kau selamat hari ini Hoseok.

Dengan cekatan aku segara menyiapkan tujuh mangkuk ramen untuk kami semua, lengkap dengan toping yang berbeda untuk masing masing orang.

"Selamat makan!" Dengan riang mereka berseru, kecuali Yoongi yang hanya bergumam pelan.

"Hyung ini benar benar lezat!" Ucap Jungkook dengan mulut penuh.

"Yak! Kunyah dulu, Kookie! Nanti kau tersedak!"

Jungkook tidak mendengarkan, dia terus mengoceh sampai akhirnya dia benar benar tersedak.

Aku segera memukul punggungnya pelan dan memberinya segelas air, "Sudah kubilang nanti kau akan tersedak kan?" Aku menggeleng pelan.

Taehyung dan Hoseok tertawa melihat maknae kami ini.

Selesai makan, Taehyung dan Jungkook segera membereskan semua peralatan makan kami dan mmencucinya. Itu adalah peraturan yang kubuat di rumah ini, setiap orang--kecuali aku tentu saja karena aku sudah memasak, harus membereskan dapur setiap kami selesai makan atau aku tidak akan memasak untuk mereka selama satu bulan. Percayalah awalnya mereka menganggap aku hanya bercanda sampai saat mereka merasakan bagaimana rasanya mengonsumsi ramen instan yang tidak layak dimakan terus menerus selama satu bulan. Mereka akhirnya merengek padaku untuk memasakan sesuatu, aku pertamanya keberatan tapi mereka terus membujuku dengan iming iming akan diberikan panci baru--yang lama sudah dibuat gosong oleh Namjoon omong omong, jadinya aku menyerah dan membuat mereka berjanji untuk menaati peraturanku seterusnya.

"Dimana Hoseok?" Tanyaku pada Namjoon yang sedang bersantai sambil menonton tv di sebelahnya ada Jimin dan Yoongi yang tertidur.

Namjoon menatapku, mengangkat bahu, "Dia baru saja pergi."

Aku mendengus, jadi anak itu memutuskan untuk kabur ya? Dasar awas saja nanti dia pulang.

"Ada apa dengan Hoseok, hyung?" Namjoon mulai membuka percakapan saat dirasanya suasana terlalu hening di antara kami.

"Tidak ada, hanya saja dia bersikap aneh. Aku ingin tau apa yang membuatnya seperti itu, kau tau bagaimana Hoseok kan?"

Namjoon mengangguk setuju, "Dia seperti menyembunyikan sesuatu dari kita."

"Tepat sekali."

👣👣👣

A/n
Nanti ada bagian duanya :)

Magic Shop; Oneshots 🌻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang