Adek; J.hs+M.yg

123 9 9
                                    

🎶🎶🎶

Hoseok kecil berjalan pelan menyusuri taman yang sekarang lumayan sepi karena senja sudah hampir pergi, dengan melantunkan nada nada dari lagu anak yang tadi pagi baru dipelajari.

Hanya ada beberapa anak--yang Hoseok tebak usianya tak jauh dari usia Hoseok, sedang dibujuk orang tua mereka untuk pulang.

Hoseok tanpa menimbulkan suara, duduk di atas ayunan kosong yang sedikit berderit saat diduduki.

Kakinya yang bertumpu pada tanah menggerekan tubuhnya ke depan, lalu kakinya menghempas ke udara membiarkan tubuhnya terbawa ke belakang lalu menuju ke depan lagi. Begitu seterusnya.

Angin menyibak rambut, suasana sudah semakin sepi.

Kedua mata terpejam, menikmati suasana damai itu sejenak dan melupakan sesuatu yang sedari tadi menganggu bocah kecil berusia lima tahun itu.

Langit sudah mulai menggelap, sang matahari sudah bersembunyi meninggalkan tugasnya kepada sang bulan. Kemudian lampu taman mulai hidup dengan cahaya temaram.

Hoseok beranjak, sudah waktunya pulang sebelum sang ibu mencarinya.

Namun isakan kecil terdengar membuat tubuh Hoseok membeku. Pikirannya langsung tertuju pada 'Makhluk halus' yang mungkin sedang menangis sendirian. Jantungnya berdegup kencang, sejujurnya sudah sangat ketakutan. Tapi suara yang terdengar pilu itu membuat Hoseok penasaran.

Hoseok perlahan lahan mendekati sumber suara, masih was was jika sampai ia menemukan sosok yang 'bukan manusia'. Bersiap siap mengambil ancang ancang untuk segera berlari saat merasakan suara itu tepat di belakangnya. Kepalanya menoleh patah-patah,

"Si-siapa di-disitu?"

Dan apa yang dilihatnya membuat Hoseok terdiam, ada anak kecil dengan wajah berlinangan air mata masih tersedu sedu dengan pakaian yang kotor terkena tanah. Wajahnya yang pucat memerah di berbagai tempat, seperti di kedua matanya, di hidungnya dan bibirnya.

Hoseok mendekat, tiba tiba ikut merasa sedih melihat keadaan anak laki laki di depannya.

"Hei, apa yang kau lakukan di sini?"

Anak itu tidak menjawab melainkan menutup wajah, meredam tangisannya.

Hoseok berjongkok mensejajarkan tingginya dengan anak kecil yang dia tidak tau namanya--yang sedang duduk di salah satu sisi jungkat jungkit.

Hoseok memberanikan diri untuk mengambil kedua telapak tangan yang terasa sangat mungil itu, tanpa adanya penolakan Hoseok dapat melihat wajahnya lebih dekat.

Sangat imut. Seperti wajah bayi.

Hoseok langsung mengusap pipi adek itu--dia merasa anak ini lebih muda darinya melihat wajahnya yang sangat mirip dengan bayi.

"Adek kenapa nangis hm?"

Adek kecil itu menggeleng, "A-aku ti-tidak menangis ko-kok."

Hoseok memajukan bibirnya tidak terima, "Jadi ini apa dong? Selai kacang?" Ucapnya asal.

Adek kecil itu tersenyum mendengar ceplosan Hoseok. Sementara Hoseok senang akhirnya adek kecil ini berhenti menangis.

"Adek siapa namanya? Aku Hoseok." Hoseok menepuk dadanya pelan, sebelah tangannya masih menggenggam tangan pucat itu.

"Yo-yoonie."

Hoseok rasanya ingin berteriak, karena sungguh Yoonie sangat menggemaskan. Hoseok ingin membawa pulang Yonnie.

Sadarlah Hoseok kau juga sama menggemaskannya
-hopestd kilap.

"Adek kok enggak pulang? Udah malam loh, udah gelap."

Magic Shop; Oneshots 🌻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang