Tentang Changbin yang menjadi bayi dan Felix yang harus mengurusnya.
***
Brak!
Felix tersentak kaget saat mendengar bunyi dentuman pintu yang terbuka dengan keras. Seseorang kemudian masuk ke dalam dengan linglung, Felix segera menghampiri nya.
"Changbin hyung? Kau mabuk?"
Changbin menatap Felix kemudian mendekat sebelum jatuh tertidur di dalam pelukan Felix. Felix dengan sigap memapah tubuh mungil namun berisi milik Changbin menuju kamarnya.
Felix membaringkan tubuh Changbin yang masih terlelap di kasurnya lalu membuka jaket yang menempel di tubuh Changbin sebelum menyelimuti nya. Felix sudah hapal kebiasaan Changbin yang sering pulang dalam keadaan mabuk. Changbin suka minum alkohol tapi dia tidak tahan meminumnya lebih dari satu gelas. Terlebih lagi Changbin keras kepala saat dilarang.
"Walau mabuk kau selalu ingat pulang ya," Kekeh Felix dengan suara beratnya. Dia sudah menyiapkan obat penghilang mabuk dan segelas air jika nanti Changbin terbangun.
Felix pun memutuskan untuk pergi ke kamarnya dan tidur setelah memastikan Changbin baik baik saja.
Kring kring kring!
"Ugh," Felix menggapai ponselnya untuk mematikan alarm.
Felix kemudian bersiap siap--mandi lalu berpakaian dan segera keluar. Seperti biasa Felix memasak sarapan untuk mereka berdua. Felix dan Changbin tinggal bersama, demi uang sewa yang lebih murah.
Setelah selesai, Felix merapikan meja makan dan meletakkan makanannya di atas meja. Felix pergi ke kamar Changbin hendak membangunkannya.
Tok tok tok
"Hyung, makanan sudah siap."
Tidak ada jawaban, tapi Felix juga tidak heran. Tadi malam Changbin mabuk jadi mungkin seorang dia masih tidur karena mabuk berat.
Felix masuk, mengecek keadaan Changbin. Felix terkejut melihat wajah Changbin penuh keringat tapi bibirnya menggigil dingin.
"Astaga hyung! Kau demam!"
Felix sedikit panik, pasalnya Changbin jarang sakit jika pun sakit paling hanya sekedar flu biasa.
Felix membenarkan selimut agar menutupi seluruh tubuh Changbin dari ujung kaki sampai ke leher.
Sigap berlari untuk mengambil bak air serta handuk kecil, Felix dengan telaten membasahi handuk dan memerasnya lalu diletakkan di dahi Changbin yang seperti terbakar.
Felix menatap lekat wajah Changbin yang masih tertidur, wajahnya menunjukkan ketidaknyamanan. Menghela napas setelah mengompres, "Hyung, aku akan belikan obat."
Felix pun meninggalkan Changbin yang sudah kini mendengkur halus.
"Obat panas tinggi dan vitamin, tolong."
Felix membayar obatnya dan tergesa untuk kembali pulang. Membuka sepatu nya asal sambil menenteng bungkus dengan logo apotek terdekat.
"Hyung aku sudah kembali.."
Felix terdiam. Suaranya tercekat saat melihat keadaan kamar Changbin yang agak berantakan. Selimut nya tercampak jauh, bantal dan guling berserakan.
Namun ada satu hal yang ganjal.
Changbin tidak terlihat berada di atas kasur seperti saat Felix meninggalkannya.
"Hyung, kau dimana?"
Felix berteriak, dengan panik mencari ke segala penjuru rumah. Kamar mandi, dapur, ruangan minimalis tempat mereka biasanya menonton tetapi tetap saja Changbin tidak ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Shop; Oneshots 🌻
Short Story"Do you know what 'Magic Shop' is?" "I have no clue. Lets go and see what it is." Kumpulan cerita oneshot dengan berbagai genre dari ide yang numpang lewat :) ©Hopestd