Mereka merindukan Woojin yang dulu.
•••
Bangchan menyadari ada yang aneh dengan sahabatnya. Dia tidak tau apa itu tapi dia ingin tau. Saat Bangchan bertanya, tidak ada jawaban yang jelas keluar dari mulutnya.
"Aku tidak apa apa Chan."
"Aku hanya kelelahan."
"Sebaiknya kau tidur Chan, jangan pikirkan aku."
Bagaimana bisa Chan tidak memikirkan keadaan sahabatnya itu? Chan tau di balik senyuman itu ada raut lelah di sana. Chan tidak mengerti dan Woojin tidak ingin menjelaskan.
"Woojin-ah, kau tau kau bisa menceritakan semuanya padaku."
Woojin hanya mengganguk dan tersenyum sebagai balasan. Chan tidak puas, tapi dia bisa apa? Chan tidak mungkin memaksa nya untuk buka mulut kalau dia tidak mau.
"Yang lain mengawatirkan mu, porsi makanmu berkurang. Mau kubelikan obat?"
"Tidak apa apa Chan, aku hanya tidak selera sekarang."
Chan lagi lagi bingung. Woojin semakin lama berubah.
Senyumannya tidak secarah dulu, tidak mencapai matanya. Dia lebih banyak terdiam seperti memikirkan sesuatu. Dan dia terlalu memaksakan dirinya.
"Woojin! Astaga kau demam! Ayo kuantarkan kau ke kamarmu."
"Gak papa Chan, aku harus melatih gerakanku sedikit lagi." Sanggah Woojin walau wajahnya sudah memerah karena suhu tubuh yang meninggi.
"Jangan paksa dirimu Woojin! Aku tau kau lelah, istirahat ya? Please?"
Woojin akhirnya menyerah dan membiarkan Chan membawanya ke kamar, memberinya obat dan menyuruhnya untuk segera tidur.
"Jangan pikirkan apapun ok? Kau harus tidur, badanmu kelelahan Woojin. Aku tidak mau melihatmu sakit. Aku akan mengabari yang lain."
Woojin mengangguk dan Chan keluar.
Woojin tidak bisa tertidur seperti yang disuruh Chan, pikirannya melayang entah kemana. Badannya menggigil, matanya perih tapi Woojin juga belum bisa terlelap.
Bagaiamana dia bisa tertidur saat pikirannya memikirkan hari esok, apakah dia bisa bertahan lebih lama lagi? Apakah besok dia bisa melakukan yang terbaik? Woojin tidak tau. Dia hanya bisa berharap semuanya baik baik saja, berharap jika semua orang bisa memaklumi dirinya.
Woojin ingin bertahan.
"Woojin hyung?"
Seseorang masuk ke kamar, "Aku membawakan sup, Seungmin hyung yang buatkan. Kusuapin ya?"
Sang maknae dengan senyuman lebar menghampiri. Woojin ikut tersenyum melihatnya.
"Cepat sembuh ya hyung? Biar kita bisa latihan sama sama lagi, Seungmin hyung selalu memarahiku dan aku merindukan mu hyung yang membelaku."
Woojin lagi lagi tersenyum, walau matanya terasa perih melihat betapa polosnya adiknya tersayang ini. Bisakah dia meninggalkan bocah kecil yang selalu bergantung padanya ini?
"Kau tau Seungminie hanya terlalu menyayangimu Jeongin-ah."
Sang maknae mengangguk, "Tapi hyung tetap hyung kesayanganku! Jangan bilang bilang yang lain ya!" Bisiknya, tertawa pelan.
"Hyunjin akan marah jika dia mendengarnya," Gelak Woojin.
"Makanya jangan kasih tau!"
"Cepat sembuh hyung!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Shop; Oneshots 🌻
Short Story"Do you know what 'Magic Shop' is?" "I have no clue. Lets go and see what it is." Kumpulan cerita oneshot dengan berbagai genre dari ide yang numpang lewat :) ©Hopestd