1. Pesa Dansa

570 47 10
                                    


"Ini untukmu" kata Tin sembari memberikan amplop berwarna biru laut pada Pete.

Pete menerima amplop itu sambil mengira- ngira apa isi dalam amplop tersebut.

"Itu undangan Reuni SMA angkatan kita. Tema reuni SMA seperti tahun lalu pesta dansa dan akan ditentukan siapa Raja dan Ratu dansa tahun ini" balas Tin sambil mengeluarkan ponselnya. "Oh iya malam ini aku akan pergi dengan Can anak club sepak bola. Kau akan pergi dengan siapa?"

Pete hanya terdiam, tapi dari sorot matanya Tin sudah mengira sahabatnya ini bakal mengajak orang yang sudah dia suka semenjak masuk awal kuliah.

"Kau mau mengajak cowok club sepakbola miskin itu??" Tin hanya tersenyum kecut.

"Tin, sudah kubilang beberapa kali padamu. Jangan menilai orang dari materi saja" Pete akhirnya angkat bicara. Dia sedikit kesal ketika sahabat tampannya itu selalu mengejek orang yang disukainya.

"Miskin, pendek, coklat. Oh, ayolah Pete. Apa tidak ada cowok lain selain dia yang kausukai? Lihat dirimu. Kau kaya, tinggi, tampan, jika kau menyukai lelaki carilah cowok yang lebih baik dari dia. Toh, sampai sekarang cowok itu tak peka setiap kali kau kode"

"Diam kau Tin !! Aku pasti akan mengungkapkan perasaanku padanya suatu saat nanti" Pete memukul kepala Tin pelan.

Tin hanya meringis pura-pura kesakitan. Dia tak merasa sakit sekalipun karena tahu Pete adalah tipikal cowok lemah.

"Aku mau fakultas Tehnik sekarang. Mengajak Ae untuk ke pesta dansa" balas Pete ketus.

"Yah, sukses buat mengajak si pendek itu"

------

PETE POV

Kantin fakultas Tehnik hari ini sangat padat. Aku melihat- lihat keadaan sekitar siapa tahu ada Ae sedang makan siang disini. Kulihat beberapa mahasiswa mengenakan seragam sepakbola fakultas. Tapi aku belum bisa menemukan cowok yang kucari. Hingga kesatu titik aku bisa melihatnya. Dia masih mengenakan seragam sepakbola bergaris warna biru muda dan putih. Sepertinya hari ini tim sepak bola sedang beristirahat latihan.

Sialnya, dia tidak sendiri. Bangku taman yang dia duduki dipenuhi oleh anak club sepak bola lain.

Tapi aku harus berani, aku harus mengajaknya menjadi pasangan di pesta dansa.

"Se.. se lamat siang Ae "

Bangku taman yang diduduki anak sepakboa mendadak hening dan mereka langsung menoleh ke arah suara. "Sial aku malu sekali"

Ae, pemuda berkulit agak coklat dan sedang berkeringat ini sedang membasuh mukanya dengan handuk. Bisa kulihat rambut hitam, dan wajah tampannya diepnuhi keringat. Sialnya dia terlihat sangat sexy hari ini.

Ae menoleh padaku, segera saja dia berdiri menghampiriku. "Pete ada apa? Tumben kau jauh-jauh kemari"

Deg.. deg

Sial, jantungku mendadak berdetak lebih cepat.

"Ehm, anu... Ma ... maukah kau jadi pa pasangan dansa di reuni SMAKu ??" sial aku langsung tertunduk malu. Bisa kurasakan denyut nadiku berdetak lebih kencang. Aku merasa sangat panas dan malu. Apa Ae tahu bahwa pipiku memerah hanya karena mengatakan ini???

Hening...

Sampai....

"Hahahahhahahaha"

Aku bisa mendengar suara gelak tawa teman-teman Ae.

"Wah, si tuan Muda mengajak Ae jadi pasangan pesta dansanya???? Hahahaha si pendek itu apa bisa berdansa??? Oh iya, memangnya dia sanggup menyewa tuxedo maupun jas?? Ahhahahhaa"

Bersenja gurau (ON-GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang