5. Selembar Foto

273 38 7
                                    

Ae Pov

Hujan perlahan berhenti dan bisa kurasakan hawa sejuk merambat kekulitku. Aku kembali berdiri meregangkan tubuhku entah kenapa sore ini serasa begitu melelahkan.

"Phi Ae kamu belum pulang?"

Aku melihat seorang gadis tengah tersenyum menatapku. Wajahnya terlihat imut dengan pipi merona yang kurasa itu karena make up yang dipakai.

"Belum Chompoo aku masih ada urusan disini. Sepertinya bakal lembur ngerjain laporan sama Pond" balasku sambil menggenggam ponsel ditangan kiri sementara lpj di tangan kanan.

"Sama aku juga. Astaga nanti pas rapat tahunan aku gugup banget !! P'Arthit mencalonkan diriku untuk jadi sekretaris umum" Chompoo terlihat gelisah sambil sesekali merapikan poninya. Aku hanya membalas senyumnya yg imut itu.

"Gimana kalau kita ngerjain bareng sampe pagi di tempat nongkrong biasa?"

"Setuju Kak !"

.

.

.

Aku adalah tipe orang yang terkadang tak bisa menceritakan rahasiaku pada orang lain meski sejujurnya aku ingin menceritakan masalah atau hal yang selalu mengganjal pikiranku.

Chompoo mahasiswi tehnik industri semester 3. Dia punya kinerja bagus dalam berorganisasi sehingga tak salah Phi Arthit menyuruhnya untuk mencalonkan diri sebagai sekretaris umum hmp tehnik industri. Akupun juga berpikiran sama sebagai P'Arthit karena Chompoo meski terlihat manja seperti anak kecil dia bisa berubah menjadi tipe serius dan bertanggung jawab terhadap tugas dan bagiannya  di organisasi.

Entah sejak kapan aku menyukainya entah rasa suka seperti apa yang jelas aku merasa nyaman dan kami cepat akrab. Kegiatan hmp diluar kampus seperti perekrutan anggota baru, liburan  ke pantai, bahkan pernah sekali kami muncak membuatku tersadar aku menyimpan rasa suka padanya. Tak bisa dipungkiri memang ketika cinta lokasi itu sering terjadi bahkan tak jarang dalam satu organisasi ada pasangan yg menjalin hubungan. Terkadang aku berpikir begitu, mungkin sudah saatnya aku punya pacar. Tetapi kurasa bukan pilihan yang tepat buatku menjadikan Chompoo menjadi pasangan. Biarlah suka tetap menjadi rasa suka tak lebih karena jika lebih dari ini kurasa aku harus merasakan pahitnya mencintai seseorang. Rasa suka ini biar kusimpan saja dalam hatiku.

.

.

.

Author POV



Malam di cafetaria dekat kampus Thammasat, Kengkla menyeruput kopi hitamnya sambil sesekali menoleh kanan dan kiri bahkan matanya sering melihat kaca jendela seperti menunggu seseorang datang. Masih mengenakan seragam SMAnya kemeja putih berlengan pendek dan celana biru pendek, dia terlihat paling muda diantara mahasiswa yang duduk di cafe tersebut. Meski paling muda beberapa pasang mata mahasiswi melihatnya sambil sesekali menampilkan senyum tercantiknya.

Bocah tampan itu tahu perempuan itu menatap dirinya seakan mengajak berkenalan sampai bertukar id line. Kengkla tahu di sekolahnya dia juga banyak yang suka. Bukan bermaksud geer berlebih tapi memang dirinya menarik. Tapi, secantiknya seorang perempuan dia hanya tertarik satu lelaki. Siapa lagi kalau bukan kapten tim sepakbola fakultas Tehnik Phi Techno. Meski belum berpacaran secara resmi hubungan mereka berdua lebih dari sekedar teman.

"Kla, maaf aku terlambat" suara berat dengan deru nafas berat membuyarkan lamunan seorang Kla terhadap phinya.

"Hei Phi Sun lama tak jumpa. Eh cepetan waktuku tak lama. Mana fotonya???" Seakan dikejar waktu bocah tampan itu tak sabaran

Bersenja gurau (ON-GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang