3. Indie Concert Festival

289 47 7
                                    

Pete POV

2 minggu setelah kejadian di pesta dansa aku sama sekali tak menghubungi Ae Intouch. Terkadang aku menyalahkan diriku dan kebodohanku ketika sedang melakukan hal yang memalukan dan didengar seorang Ae pria normal yang menyukai wanita. Aku selalu merutuki diriku sendiri menyalahkan diriku entahlah perasaanku campur aduk.

Didepan meja belajarku aku hanya terdiam sembari memainkan pulpen di atas buku diary yang biasanya selalu kubuat untuk menulis tentang curahan hatiku. Sudah berkali-kali aku menulis tentang dirinya dan rasa bersalahku karena merusak pertemanan ini dengan sebuah rasa suka. Entahlah aku bingung melapalkan suka atau cinta pada dirinya. Aku tahu suka dan cinta berbeda arti namun keduanya punya kemiripan untuk menunjukkan rasa suka dan cinta pada seseorang.

Seketika aku teringat ucapan Ae dulu. "Aku tidak bisa merasakan cinta Pete"

Aku hanya mendengus kesal mengingat perkata perhuruf bibirnya dan ekspresi wajahnya seolah mengatakan bahwa Ae tak menyukaiku. Dia menolakku menganggapku sebagai teman atau mungkin saja dia mengatakan itu karena alasan lain. Entahlah pikiranku campur aduk begitu mengingat kejadian 2 minggu lalu.

Pulpen berwarna emas yang sedari tadi kupeganga kuletakkan di meja dan aku membuka halaman buku yang sudah kutulis.

Binggo---

Aku menemukannya. Memoriku seolah kembali ketika membaca tanggal pada buku itu. Kejadiannya cukup lama ketika liburan semester 2 di pantai, Ae mengajakku liburan bersama teman – temannya Pond, James, dan Sammy. Aku ingat kami berempat sangat bahagia dan menikmati liburan di akhir tahun sebelum tes ujian semester 2 dimulai. Malam itu kami bermain Truth or Dare di tepi pantai sembari menikmati udang bakar dan minum bir. Permainannya sederhana cukup dengan memutar botol ke arah temanmu dan si pelempar botol bisa memberikan pilihan kebenaran atau tantangan. Entah kenapa malam itu kami hanya bisa bermain kebenaran dan kami mulai memberi pertanyaan konyol tak masuk akal karena dulu Sammy mentraktir kami minum.

 Entah kenapa malam itu kami hanya bisa bermain kebenaran dan kami mulai memberi pertanyaan konyol tak masuk akal karena dulu Sammy mentraktir kami minum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sampai pada waktu James memutar botol sampai arah botol berhenti di depan Ae. Aku masih ingat dulu James memberikan pertanyaan sulit bagi Ae.

"Ae boleh diceritakan masa lalumu ketika kau patah hati?"

Pond seketika berhenti minum dan menatap horor pada James seakan itu pertanyaan mematikan dan bakal tak dijawab sahabatnya itu. Sementara Ae yang kulihat masih sadar meski matanya menyipit dan pipinya memerah seketika meletakkan gelas berisi birnya di pasir pantai menatap kawannya termasuk aku.

"Ehm, Ae kau tidak perlu menceritakan seluruhnya jika..."

"Tidak apa-apa Pond. Aku bisa menceritakannya pada mereka. Aku sudah melupakan kisah cintaku yang dulu. Lagian kita harus move on menatap kedepan " Ae menyela Pond.

Sammy dan James saling memandang satu sama lain. Seakan mereka menunggu rahasia terdalam seorang Ae Intouch.

"Baiklah mungkin ceritaku ini paling menstream dibanding kisah cinta kalian yang penuh melodrama atau patah hatiku ini paling biasa buat kalian. Aku dulu menyukai seorang cewek ketika pertama kali aku duduk dibangku kelas 7. Dia berbeda kelas denganku letak kelasnya ada dibawah sedangkan aku ada di atas. Aku sering melihatnya membeli snack di kantin bawah sendiri kadang berdua bersama temannya. Aku menyukai senyumannya dan wajahnya yang sangat imut. Dia berambut pendek berponi terkadang dia memakai pita berwarna pink untuk merapikan rambutnya terlihat sangat cantik dimataku. Seiring berjalannya waktu sampai aku menginjak kelas tiga aku terkadang hanya melihatnya dari jauh. Aku tak berani mengobrol dengannya bahkan sekedar chatting di laman media sosial. Hingga menginjak SMA tahun kedua kami bisa sekelas namun aku dan dia sama sekali tak pernah berbicara satu sama lain semenjak aku mengutarakan cintaku padanya. Sewaktu kelas 1 SMA aku pernah menyatakan cintaku padanya berharap dia mau jadi pacarku. Kupikir dia bakal menerimaku menjadi pacarnya namun kenyatannya berbeda." Ae berhenti sejenak lalu kembali meminum habis bir di gelasnya.

Aku bisa melihat sorot kesedihan terpancar dari balik matanya.

"Cewek itu bilang dia tidak mau berpacaran dengan laki-laki culun sepertiku. Tidak hanya itu dia bahkan bilang aku tak pantas dan sederajat dengannya. Dia bahkan bilang aku seorang stalker sejak SMP dulu dan terakhir dia tak mau bicara padaku di sekolah. Endingnya aku menjadi bahan bullyan di kelas di sekolah bahkan dilingkungan tempat aku tinggal."

"Mereka bilang aku cuman anak biasa aku jelek cupu miskin aku tak pantas buat dia. A...aku ..." pond menepuk pundak Ae berusaha menenangkan dia sedangkan Ae menunduk dan kembali menatap kami tetapi matanya berkaca-kaca.

"Salahkah aku jika aku menyukai dia? Salahkah aku menyukai seorang perempuan seperti dirinya yang sangat berbeda denganku? Aku yang terbully tapi dia yang merasa malu. Aku yang selalu memendam rasa cemburu ketika dia bersama lelaki lain tetapi dia sama sekali tidak menggubrisku. Dia tak memperdulikanku. Dia ... karena dia aku frustasi." Ae menggenggam bahkan sampai merobek gelas plastik di tangannya. Pond mengeratkan tangannya memberikan sedikit semangat di pundak Ae.

"Perlu kalian ketahui guys, setelah Ae ditolak sama cewek sialan itu dijelek-jelekkan harga dirinya karena tak sebanding dengan si cewek 'sombong itu' sepanjang dia di SMA Ae mengalami pembullyan. Kehidupan dia berubah 180 derajat dari anak baik-baik menjadi berandal cilik korban pembullyan dan hobi merokok ya kan? Hahahhaha" tawa Pond meledak di saat yang tak tepat.

Brakkk

James memukul kepala Pond dengan sendalnya cukup keras.

"Arghhh sialan kau Pond temanmu sedang bersedih kau malah menertawakannya" balas Sammy. Perempuan itu juga memukul kepala Pond meski hanya sekedar pukulan kecil dari tangannya.

"Sial sakit sekali James sialan kau !!!" Pond mengaduh kesakitan memegangi kepalanya.

Tiba- tiba suasana mencair kembali. Ae kembali tertawa perlahan menampilkan deretan gigi putihnya sementara aku juga ikutan ketawa. Cukup menyedihkan memang mendengar Ae bercerita tentang pengalaman patah hatinya. Karena wanit itu dia belum pernah merasakan rasanya bersama pasangan. Karena wanita itu dia menjadi prokok aktif dan sering minum bersama teman-temannya. Terkadang patah hati bisa membuat seseorang berubah menjadi lebih buruk.

"Semua orang punya kisahnya sendiri-sendiri. kuharap kalian tak menganggap diriku lebay hanya karena seorang cewek diriku berubah" balas Ae. "Tapi jujur sampai sekarang aku masih tak bisa merasakan cinta tapi aku berharap suatu saat nanti aku benar-benar bertemu dengan orang yang tepat"

"Yup !!! Kau benar sekarang waktunya minum-minum lagi " James kembali mengangkat gelas plastik berisi bir. Permainan Truth or Dare ditutup oleh curhatan Ae. Kami kembali tertawa bersenang-senang. Cerita sedih Ae seakan tergantikan dengan candaan yang dikeluarkan oleh kami.

Aku tersenyum getir melihat tulisanku mengenang kembali memori lama itu. Setiap orang punya kisahnya tersendiri. Ae yang patah hati bahkan sampai sekarang mungkin dia belum siap membuka hatinya untuk siapapun. Aku juga dulu sempat diperas oleh mantanku P'Trump namun itu semua hanyalah kenangan pahit di era sekolah. Waktu tak bisa diputar balik, masa lalu adalah dibentuk untuk masa sekarang dan kedepan.

Drrt

Drrt

Aku mendengar suara getar dari ponselku segera saja kuambil ponselku di samping buku diary dan melihat pesan Line dari Ae. Segera saja aku membuka pesan itu dan melihat foto yang dikirim padanya.

Ae : Mau menonton band indie Sabtu Malam?

Aku segera membalas pesan Ae cepat.

Pete : Tentu saja aku mau.

Aku kembali melihat foto yang dikirim Ae padaku. Terpampang acara "Indie Concert Festival" dengan guest star fourtwnty, Stars and Rabbit, Fletch, dan band Efek rumah kaca. Aku kembali tersenyum mengingat kejadian dulu. Dulu di awal semester setelah insiden tabrakan itu Ae mengajakku nonton konser band indie.

Disitulah awal perasaanku timbul.

Karena setelah konser selesai, untuk pertama kalinya kami berciuman. 

---------------

Eaakkkk jadi inget scene di mobil dimana si Ae bilang itu ciuman pertamanya :v

Bersenja gurau (ON-GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang