"yang tadi se lift sama kita" sambut akbar dengan nada datarnya.
"oh, ya, bar, tadikan kamu deket banget tuh sama tuh cewek" pakik danu mengingatkan akbar.
"lah terus?"tanya akbar tak mengerti sambil menaikan salah satu alisnya.
"yakan siapa tau aja tuh cewek nyapa lo gitu" tambah arrian dan dingguki danu dan raffa sedangkan iqbal hanya mendengerkan keempat temanya.
"jangankan nyapa ngelirik juga ngga" jawab akbar dengan jujur.
"HAH...!!".
"APA?!!"
"GILLA TUH CEWK, FIX MATANYA RABUN" sambut danu sambil geleng-geleng kepala sedangkan keempatnya hanya mengangguk-anggukan kepalanya mengiyakan perkataan danu.
Obrolan kelimanya sempat tertunda karna toni mengantarkan makanan kelimanya, tapi tak lama obrolanya kambali tersambung.
"oh ya tadi nama tuh cewek siapa ya?" tanya danu sambil menguncah makananya.
"kalu nggak salah anin-anin gitu tapi nama belakanya ABIYYU loh" jawab danu.
"DARY ABIYYU??, kayak pernah denger tuh nama" tambah arrian tangan kananya memegang makanan sedangkan tangan kirinya menopang dagunya sambil mengingat-ingat kembali.
"gak ada DARY-nya" balas danu.
"kalau nggak salah kalau DARY ABIYYU itu pemilik hotel, tapi kalu ABIYYU doang sih gak tau" celetuk raffa.
Arrian dan danu hanya mengangguk-anggukan kepalanya mendengar penuturan raffa, sedangkan akbar dan iqbal hanya menyimak obrolan ketiganya sambil memakan-makananya.
"gue rasa dia bukan dari keluar DARY ABIYYU pemilik hotel deh, secara yah penampilanya gak mencerminkan gitu dan yang gue tahu ya keluarga itu punya anak 3 kalau nggak salah dan anak yang pertamanya itu penerus dan menjadi dosen disalah satu universitas ternama di jakarta" papar iqbal akhirnya.
"ya gue setuju sama lo bal, secara ya masa anak orang kaya, penampilanya b aja sih" papar arrian dan di setujui oleh ketiganya kecuali akbar.
Akbar sedari tadi hanya menyimak percakapan keempat temanya tak ada minat, sedangkan ke empat temanya masih memakan makananya.
"toni" panggil akbar, lantas yang di panggil lang sung menyamperinya.
"ada apa?"tanya toni dengan muka yang terlihat ketakutan.
"nih buat bayar makanan" seru akbar sambil mengeluarkan dua lembar kertas berwarna merah dan biru.
Lantas tanpa di intrupsi toni sudah melenggang pergi. Oh ya kami selau menyuruh toni untuk urusan pesan memesan kadang dia yang mengerjakan pr kami, tapi kami tetep kasih upah kok buat toni.
Toni kembli dari tempat pembayaran, "nih bar" seru toni sambil menyodorkan kembaliannya.
"ambil buat lo" pekik akbar tanpa berpikir panjang toni langsung melenggang pergi dari kelima lelaki tersebut, oh ya sewaktu dia pernah menolak pemberian dari salah satu dari mereka lantas toni dicaci maki oleh keempat remaja tersebut terkecuali akbar, dia dicaci maki, dipermalukan didepan umum dan sebagainya, maka dari itu dia tak pernah menolak pemberian atau apapun yang mereka suruh atau nyawanya tamat.
Saat kelimanya sedang asik mengobrol tiba-tiba seorang perempuan datang dan langsung menyeret dasi yang terpasang di leher akbar dan semua isi kantin langsung melihat tingkah perempuan yang berani menyeret salah satu seseorang yang banyak digemari oleh para perempuan.
"eh eh sakit bego!!" pekik akbar karna di tarik paksa oleh seorang perempuan.
"udah ikut aja gue" pekik sang perempuan tersebut masih menarik dasi akbar.
"HEH TOA LEPASIN GUE...!!" pekik akbar tepat ditelinga sang penarik dasinya, lantas perempuan itu melepas genggaman yang ditarik dasinya.
"SAKIT BEGOO!!" pekik perempuan tersebut sambil memegangi daun telinganya yang terasa berdenyut.
"habisnya lo narik-narik gue, emang gue anak kucing kali??" tanya akbra sambil membenarkan bajunya yang berantakan.
"BACOT LO!!, lo dipanggil kepsek tuh".
"oh yaudah kuy lah" sambut akbar sambil berjalan tak lupa akbar juga menarik toa masjit tersebut, akbar menyampiran tanganya di pundak sang perempuan tersebut dengan sangat erah.
"heh sakit tauk, ketek lo juga bau" seru sang perempaun sambil berusaha melepaskan tangan akbar yang tersampir di pundaknya.
"hah masa!!" pekik akbar tak percaya, lantas ide muncul di kepalanya, akbar tersenyum menang, tangan akbar sebelah kiri menarik kepala perempuan itu untuk mendekatkan ke ketiaknya.
"heh bego bau... heh bau lepasin gue!!" seru sang perempaun itu sambil berusaha terlepas dari tangan kiri akbar, bukan apa pasalanya tangan kiri akbar memaksa kepalaku mendekat kearah ketiak akabr yang berkeringat.
"hahahaha...makanya jangan usil lo, udah tenang diketiak gue lagian ketiak gue harumko" seru akbar sambil tertawa terbahak-bahak, oh ya aku tak malu mengerjai perempuan yang sedang menikmati aroma ketiakku yang basah ini, hahahah(jahat gue), tapi bodo amat dari tatapan mereka, ya kami sambil berjalan dengan kondisi toa masjid yang berusaha lolos dari aroma harum ketiakku.
"awww...." lantas ku melepaskan tangan kiriku dari kepalanya.
"bau BEGGO!!".
"hahaha.... kata siapa, ketekku harum ko" seruku sambil mendengus ketiakuu.
"najisun" seruknya.
Walaupun tadi aku mengerjainya tapi dia tetep menemaniku untuk keruang kepsek.
"pak kepsek kenapa manggil gue toa?" tanya akbar.
"gak tau" jawab perempuan itu dengan nada kesal.
"lo ngambek na?".
"gak tau".
"heh.. maaf dong lo gak asik banget dah lo" seru ku sambill menyampirakan tangaku ke pundaknya.
"jangan deket-deket" serunya.
"maaf dong GINNANTIA ARMANDHANU yang paling CANTIK..." rayuku. Sambil menoel hidungnya yang mancung.
"ih apaan sih, tangan lo bau banget, pasti lo tadi megang ketek lo yang bau itu kan!!!" seru perempuan itu yang bernama ginna sambil menunjuk dengan jari telunjuknya.
"hahahahah..." tawaku pecah.
"ih jahat lo sama seudara lo sendiri" seru gina sambil menyilangkan tanganya didepan dada.
"hahah maaf, oh ya lo masih ngejar-ngejar orang?" tanya akbar.
"iya tadi pagi kena mangsa satu" ujar ginna dengan santai.
"cewek apa cowok?".
"cowok".
Wih kok ada yah perempuan kayak gitu...?
Tunggu kisah selanjutnya yah... jan lupa votman... :)
*wassalam...*
SERANG, BANTEN...
KAMU SEDANG MEMBACA
Mungkin
SpiritualSeorang gadis dengan kebiasaanya yang suka diam membuatnya dalam masalah... Gadis tersebut bahkan dijuluki dengan gelar 'BISU' oleh teman sekolahnya, selalu dibully, di cacimaki bahkan kekerasanpun dia dapatkan, tak ada yang membelanya tak ada yang...